Nasional -->

Jumat, 17 Juni 2022

Lahirkan Wirausaha Millenial di Bidang Pertanian, Kementan Terus Tingkatkan SDM Melalui TOT Proposal Bisnis

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi saat bersama Para peserta pelatihan di BBPP Batangkaluku (Ist).

Gowa, Celebesindo.com,-Program milenial yang dikembangkan Kementerian Pertanian (Kementan) telah merangkul ribuan petani milenial di Provinsi Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan merupakan salah satu dari empat provinsi di Indonesia yang dibina Kementerian Pertanian bersama Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS) yang dibangun Kementan bekerja sama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) tersebut sudah berjalan sejak 2019.

Program ini bertujuan melahirkan wirausaha milenial di bidang pertanian.

Saat ini Indonesia membutuhkan petani milenial yang memiliki jiwa wirausaha tinggi untuk mendorong peningkatan produksi pangan nasional ke depan.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo kerap menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia untuk mengoptimalisasi sektor pertanian ke depan.

Menurut dia, sektor pertanian merupakan sektor yang paling menjanjikan karena akses pasar yang sudah terbuka lebar.

"Bicara pertanian adalah sumber daya yang paling pasti, sebab semua potensinya sudah terbuka lebar dan sangat menjanjikan," terang Mentan.


Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, "Petani yang seperti itu (memiliki jiwa wirausaha tinggi) yang akan mampu menggenjot produktivitas sehingga ke depan produk kita bertambah bahkan bisa diekspor dan diterima di pasar internasional," papar Dedi Nursyamsi.

Saat ini semakin banyak milenial yang terjun ke pertanian, namun tak jarang yang jatuh bertumbangan karena kurangnya skill analisa pasar.

Dengan melakukan analisa pasar yang baik dan tepat kita akan lebih bisa memahami keadaan pasar yang sesungguhnya sehingga strategi yang dilakukan untuk memasarkan produk akan berjalan dengan baik, sehingga keuntungan yang didapatkan akan meningkat.

Selanjutnya dalam sambutannya Dedi Nursyamsi memberikan 2 amunisi untuk Staff BDSP, Mobilizer, dan Fasilitator yaitu smart farming pertanian cerdas, dan amunisi kedua yaitu memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk membangun agribisnisnya masing-masing, (KUR) ini adalah anggaran yang didedikasikan untuk rakyat, petani, dan UMKM di Indonesia.


“Kredit Usaha Rakyat ini adalah bensin, tenaga,energi untuk menggerakan roda agribisnis kita, untuk amunisi-amunisi ini.

"Saya titipkan ke kalian untuk menggenjot produktivitas,kualitas, dan kontinitas produk pertanian kita.

"Dan KUR untuk menggerakkan roda Agribisnis kita” tutur Dedy Nursyamsi.


Acara ini langsung dibuka oleh Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, yang dilangsungkan di Aula Hasanuddin Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku, Jumat (17 Juni 2022).

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ToT Proposal Bisnis ini yaitu untuk meningkatkan kapasitas Staff BDSP, Mobilizer, dan Fasilitator dalam melakukan pelatihan dan pendampingan kepada Penerima Manfaat Program YESS terutama yang berkaitan dengan identifikasi dan penyusunan Proposal Bisnis.

"Saya berharap begitu banyak kepada kalian untuk membangun pertanian di Indonesia, BPPSDMP siap all out untuk demi kemajuan petani milenial diseluruh pelosok tanah air.

“10-20 tahun pertanian ini akan bergantung kepada kalian petani millennial, petani milenial yang hebat, petani millennial yang handal serta petani milenial proposional, dan mandiri berdaya saing berjiwa entership yang sangat tinggi maka pertanian akan bangkit maju, mandiri dan modern.” tandasnya.

Turut mendampingi Kepala BPPDSMP Dedi Nursyamsi, Kepala Pusat Penyuluh Pertanian Bustanul Arifin Caya, Direktur POLBANGTAN Gowa Syaifuddin, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku Muhammad Sidiq.

(Timhumas bbppk- iLHm/AL)

Kamis, 16 Juni 2022

Pasca Pelatihan Penyuluh, Kementan Monitoring dan Evaluasi Cara Maksimalkan Peningkatan SDM


Gowa, Teropongsulawesi.com,-Usai pelenggaraan pelatihan, Kementerian Pertanian tiada henti membimbing dan mengawal petani milenial menjadi wirausahawan pertanian, melalui Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) yang dimotori Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melalukan Evaluasi Pasca Pelatihan Kewirausahaan bagi Petani Muda Milenial beberapa waktu lalu, guna sebagai evaluasi tingkat keberhasilan dan bahan penyusunan strategi serta perencanaan program tindak lanjut pelatihan.

Hal ini demi memperkuat SDM pertanian di lapangan, Kementerian Pertanian selalu berusaha melengkapi kemampuan pengetahuan penyuluh, petani dan jajarannya agar memiliki daya saing dan berjiwa wirausaha yang tinggi.

Seperti arahan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang mengatakan bahwa peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu fokus Kementerian Pertanian. “Salah satu fokus kita adalah meningkatkan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut, kita akan meningkatkan pertanian,” ujar SYL.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menyikapi arahan Mentan Syahrul yang berharap melalui pelaksanaan kegiatan pelatihan dapat mendorong petani milenial menjadi unggul, profesional dan berdaya saing dalam mengembangkan usahanya.
Menurutnya, petani milenial, setalah mengikuti pelatihan, dapat melakukan pengembangan usaha melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan seperti BRI, BNI, Mandiri dan bank daerah di tingkat provinsi untuk optimalisasi kegiatan agribisnisnya.

"Hasil pelatihan akan memberikan peningkatan kapasitas bagi petani, khususnya dalam merencanakan kegiatan pertanian, meng-klaster kawasan pertanian dan kelembagaan petani, melakukan enjiniring pertanian dari hulu sampai hilir yang mencakup input permodalan (KUR) budidaya, pascapanen, pengolahan, pengemasan dan pemasaran hasil pertanian yang terstandarisasi, modern dan marketable," kata Dedi.

Kegiatan ini dilakukan oleh tim Monev READSI didampingi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku di 6 Kabupaten di Sulawesi Selatan, antaranya Kabupaten Pangkep, Barru, Bantaeng, Luwu dan Kabupaten Luwu Utara selama empat hari, 13 s/d 16 Juni 2022 dan dilaksanakan di Dinas Pertanian Kabupaten yang diikuti sebanyak 20 orang perwakilan petani disetiap Kabupatennya.

Ismane, perwakilan tim Monev READSI mengatakan Evaluasi pasca pelatihan ini sangat penting sebagai evaluasi tingkat keberhasilan dan sebagai bahan penyusunan strategi dan perencanaan/ program tindak lanjutnya.

Selain itu, Evaluasi pasca pelatihan merupakan sarana untuk mengukur dan menilai capaian hasil pelatihan yang telah direncanakan secara obyektif, sehingga dapat ditentukan tingkat keberhasilan suatu pelatihan. Hasil ini selanjutnya akan menjadi umpan balik untuk merencanakan kembali penyelenggaraan pelatihan di masa mendatang.

Lanjut beliau mengatakan, melalui evaluasi ini menggali informasi biodata petani milenial, potensi, dan sumber daya yang sedang dikembangkan, tingkat kemanfaatan dan penerapan Bimtek, faktor pendukung atau penghambat dan mengawal para milenial untuk memberi pemahaman kepada peserta tentang bagaimana menjalin kemitraan dan negosiasi yang efektif

Kepala Dinas Pertanian Kab. Pangkep, A.Agustina Wangsa, menambahkan bahwa dengan adanya kegiatan evaluasi pasca diklat ini diharapkan penyuluh, petani, dan kelompok tani binaan agar lebih optimis lagi dalam mengelola usahatani. Dan juga petani bersama kelompok binaannya menjadi kelompok yang dapat menerapkan kegiatan pembelajaran yang nantinya akan meningkatkan pendapatan dan keterampilan petani di wilayah binaannya. Selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan adopsi teknologi, produksi, nilai tambah produk, memperkuat kelembagaan usaha tani dalam perencanaan dan pelaksanaan usaha tani pada kelompok tani binaannya.

Rizal yang merupakan Petani Milenial dari Kabupaten Bantaeng mengatakan pelatihan yang diselenggarakan sangat dirasakan manfaatnya bagi petani.

“Pelatihan bagi petani di Kabupaten Bantaeng sangat dirasakan manfaatnya, selain bertambah ilmu dan pengetahuan, juga bertambah jejaring, sehingga mempermudah para pemuda petani/peserta untuk mengembangkan usahatani mereka,” ujar Rizal.

Berdasarkan hasil dari evaluasi pelatihan yang telah dilakukan, kegiatan pelatihan yang telah diselenggarakan membawa dampak terhadap yang positif terhadap peningkatan produktivitas petani.

timhumas bbpp-bk. AL/iLhm)

Jangan Khawatir Jika Gagal Panen, Ini Solusi Kementerian Pertanian


Teropongsulawesi.com,-Usaha di sektor pertanian khususnya usaha tani padi dihadapkan pada resiko ketidakpastian yang cukup tinggi, antara lain kegagalan panen yang disebabkan perubahan iklim seperti banjir, kekeringan, serangan hama dan penyakit/ Organisme Penggangu Tumbuhan atau OPT yang menjadi sebab kerugian usaha petani.

Untuk menghindarkan dari keadaan tersebut pemerintah beberapa waktu lalu memberikan solusi terbaik melalui "Proyek Peningkatan Kapasitas untuk Implementasi Asuransi Pertanian di Indonesia”, Japan International Cooperation Agency (JICA) bekerjasama dengan Kementerian Pertanian, BAPPENAS, Kementerian Keuangan, BMKG dan Jasindo menyelenggarakan Training of Trainers (TOT) Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bagi petani dari Provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Hal ini diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap resiko ketidakpastian dengan menjamin petani mendapatkan modal kerja untuk berusaha tani dari klaim asuransi.
Dari jaminan perlindungan ini maka petani dapat membiayai pertanaman di musim berikutnya.

Pasca pelenggaraan Pelatihan Training of Trainers (TOT) Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) Kementerian Pertanian terus melakukan bimbingan dan pengawalan, salah satunya melalui Evaluasi Pasca Pelatihan untuk melihat sejauh mana program ini diterlaksana di lapangan.

Evaluasi ini serentak dilaksanakan di 6 Kabupaten di Sulawesi Selatan antaranya Kabupaten Maros, Pangkep, Barru, Bantaeng, Bone dan Luwu Utara dari tanggal 13 s/d 16 Juni 2022 yang juga selanjutnya akan dilaksakan di Jawa Timur sebanyak 6 Kabupaten, antaranya Kabupaten Pasuruan, Lamogan, Tuban, Jombang, Kediri dan Nganjuk yang direncanakan tanggal 20 s/d 23 Juni 2022 mendatang dengan masing-masing tiap Kabupaten diwakili 20 orang petani dan 5 orang penyuluh. Kabupaten ini terpilih dikarenakan merupakan daerah yang banyak mengasuransikan lahan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) waktu lalu menjelaskan, program AUTP merupakan proteksi kepada petani agar mereka tak mengalami kerugian ketika mengalami gagal panen. Mentan SYL sadar betul jika pertanian merupakan sektor yang cukup rentan terhadap perubahan iklim dan serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman).

"AUTP ini menjadi pelindung bagi petani agar mereka tak mengalami kerugian ketika terjadi gagal panen akibat perubahan iklim maupun serangan OPT," kata Mentan SYL.

Akiko Aikawa, Chief Advisor proyek asuransi pertanian JICA mengatakan, kami melalukan monitoring dan evaluasi pasca Training of Trainers (TOT) Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan guna melihat sejauh mana penerapannya AUTP ini di lapangan serta mengevaluasi rencana tindak lanjut dari petani saat mengikuti pelatihan waktu lalu.

"Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dalam mengimplementasi asuransi pertanian di Indonesia,"katanya.

Menurut Akiko, melalui asuransi ini dapat menjadi solusi di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini, program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

"Selain itu ingin menggali seperti apa resiko tanaman yang terjadi dilapangan, mengingat AUTP ini penting jika terjadi kegagalan panen bisa terjamin oleh Jasindo.

Jasindo dinilai dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi petani terhadap resiko ketidakpastian dengan menjamin petani mendapatkan modal kerja untuk berusaha tani dari klaim asuransi."ungkapnya.

Sementara itu, Koordinator Nasional Staf Sanyu Consultant Inc, Jailani menuturkan, untuk mendapatkan informasi dan data secara maksimal kami melakukan monitoring dan evaluasi kepada petani dengan melakukan tanya jawab langsung kepada petani terkait kendala dan permasalahan yang dihadapi dilapangan serta jawaban dari para petani nantinya akan menjadi bahan untuk membuat kebijakan di tingkat pusat atau pengembangan yang lebih baik kedepannya.

Selain itu dengan monev ini bisa mengetahui sejauh mana petani dan penyuluh mehamami informasi tentang AUTP tersebut, baik itu biaya training, syarat pendaftaran serta cara mengklaim asuransinya.

"Dengan adanya informasi dan data yang diperoleh dapat menjadi bahan dalam penyusunan kebijakan ditingkat pusat sehingga nantinya dari tim JICA mampu merekomendasikan kabupaten tersebut.

"Hasil monev yang diperoleh tentunya akan mensupport atas apa yang dilakukan di kemudian hari, sehingga kedepannya bisa TOT sosialiasi ATUP bisa diagendakan secara rutin oleh puslatan,"jelasnya.

Kedepannya juga PPL yang merupakan ujung tombak dari program AUTP ini dapat mendapatkan pelatihan secara Rutin.

"Terimakasih kepada kepada dan jajaran atas waktu dan kesediaannya yang telah mengkoordinir, membantu memfasilitasi kegiatan ini,"ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian Kab. Barru, Ahmad berharap kedepannya semakin banyak petani yang dapat memanfaatkan perlindungan ini, sehingga mereka dapat lebih mendapatkan rasa aman saat menggarap lahan mereka karena ada jaminan jika terjadi hal-hal yang menyebabkan gagal panen.

Salah satu petani yang telah mengasuransikan lahannya, Abdullah mengatakan sangat terbantu dengan adanya program ini, sebagai petani jika tidak sangka-sangka terjadi kegagalan panen bisa langsung mengklaim asuransi, sehingga memperoleh ganti rugi sebagai modal kerja untuk keberlangsungan usahataninya.

(timhumas bbpp-bk. AL/iLHm)

Jumat, 27 Mei 2022

Buya Syafii Maarif Meninggal Dunia, Kapolri Jenderal Sigit Mewakili Institusi Ucapkan Duka dan Belasungkawa


Yogyakarta, Teropongsulawesi.com,- - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mewakili keluarga besar institusi Polri menyampaikan duka cita dan belasungkawa yang mendalam atas  wafatnya mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Syafii. 

"Innalillahi wa innailaihi rajiun, tentunya dalam kesempatan ini kita semua mengucapkan turut berduka cita kepada seluruh keluarga," kata Sigit saat melayat Buya Syafii di Masjid Gede Kauman, Jumat (27/5/2022).

Dalam hal ini, Sigit menyatakan bahwa Buya Syafii, adalah sosok tokoh dan bapak bangsa yang selalu memberikan pesan-pesan positif kebangsaan. 

"Kita telah kehilangan tokoh dan bapak bangsa yang selama ini selalu memberikan pesan-pesan kepada kita semua. Tentunya kita semua kehilangan," ujar Sigit.

Meski telah kehilangan sosok tokoh dan bapak bangsa, Sigit berharap, semua pesan positif ataupun amanah yang selalu disampaikan Buya Syafii harus terus bisa dilanjutkan oleh generasi penerus bangsa saat ini. 

"Namun demikian apa yang menjadi pesan, apa yang menjadi amanah beliau tentunya akan terus kita lanjutkan. Sehingga bangsa ini tentunya kita harapkan bisa menjadi lebih baik dan tentunya kita doakan almarhum Husnul Khotimah dan seluruh keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan," ucap Sigit.

Lebih dalam, Sigit menekankan, sosok Buya Syafii akan terus menjadi teladan dalam mewujudkan Bangsa Indonesia yang jauh lebih baik lagi kedepannya. 

"Dan semuanya bisa berjalan dengan lancar, aman dan semua yang menjadi amanah serta teladan beliau tentunya jadi kewajiban kita semua untuk terus melanjutkan," Pungkas Sigit.

Kamis, 26 Mei 2022

Kementan Salurkan KUR Ke Peserta Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Vol 3 Tahun 2022 Saat Penutupan, Nilainya Luar Biasa

Kementan saat menyerahkan KUR kepada peserta pelatihan petani dan penyuluh (Ist).


Ciawi, Teropongsulawesi.com, – Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Vol 3 2022 resmi berakhir Kamis (26/5/2022). Kegiatan ini ditutup online dan offline di PPMKP Ciawi. Saat penutupan, dilakukan juga penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara simbolis.


Penyerahan KUR secara simbolis itu diberikan kepada 3 orang peserta pelatihan, yaitu Andrias Aprianto yang mendapatkan KUR dari BNI senilai Rp 500.000.000, Dede Nurlela mendapatkan KUR Bank Mandiri senilai Rp. 130.000.000, dan Sunti Margarini mendapatkan KUR dari BRI senilai Rp. 50.000.000.


Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, (SYL), mengapresiasi tingginya minat peserta pelatihan dengan tajuk Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Agribisnis. Peserta kegiatan ini mencapai 1 juta 700 lebih.


Menurutnya, KUR bisa dimanfaatkan petani untuk meningkatkan nilai tambah pascapanen. Pemerintah sendiri akan mempermudah persyaratan program KUR pertanian, termasuk menaikkan kebijakan KUR tanpa agunan. Pemanfaatan KUR turut digenjot Kementan lewat Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh.


“Hari ini kita laksanakan untuk memanfaatkan seluruh potensi yang ada. Baik kepada kita sendiri sebagai umat manusia, maupun kepada alam yang sudah tersedia. Petani harus makin maju, makin modern menghadapi era digital dan tantangan kedepan,” ujar Mentan SYL.


Mentan SYL juga yakin program Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh akan memberikan dampak besar bagi pembangunan kehidupan bangsa baik saat ini dan juga di masa depan.


“Saya yakin apa yang kita capai hari ini adalah bagian-bagian untuk menghadirkan energi bangsa dalam rangka membangun kehidupan kedepan yang lebih baik dan juga lebih sejahtera. Oleh karena itu, pelatihan ini sangatlah penting dan juga sangat strategis. Karena kita ketahui bersama pelatihan sejuta petani dan Penyuluh dengan tema pemanfaatan KUR untuk agribisnis ini adalah upaya untuk menghadapi tantangan dunia,” tambah Mentan.


Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan jika program Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Volume Ketiga ini dilaksanakan atas arahan Menteri SYL.


“Kegiatan ini sebagai tindak lanjut atas arahan bapak menteri. Di mana kita harus memulai pelatihan petani dan penyuluhan secara online dan juga offline,” papar Dedi.


Dedi Nursyamsi mengatakan akan memaksimalkan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kostratani sebagai pusat pembelajaran termasuk tentang pemanfaatan KUR untuk peningkatan agribisnis.


Dipaparkan Dedi Nursyamsi, tujuan utama pelatihan ini adalah agar petani mengerti dan memahami apa itu bagaimana memanfaatkan KUR untuk peningkatan usaha tani nya.


“Karena itu, semua penyuluh harus melakukan pendampingan secara maksimal agar petani mau dan mampu memanfaatkan dana dari KUR tersebut secara maksimal untuk mengembangkan agribisnisnya,” tegas Dedi.


Dijelaskan Dedi, akses KUR ini sebetulnya secara personal.


“Namun demikian untuk para petani, terutama para petani pemula, saya sudah menugaskan agar seluruh para penyuluh di seluruh pelosok tanah air untuk mensuport para petani kita untuk mendapatkan KUR, memanfaatkan KUR, mengembalikan KUR sehingga agribisnis nya semakin berkembang,” katanya.


Dedi menuturkan, untuk mengakses mendapatkan KUR, para petani bisa meminta bantuan Penyuluh di setiap desa itu ada binaan.


“Misalnya satu penyuluh itu satu atau dua desa di pulau Jawa,tapi kalo luar pulau Jawa bisa sampai 5 desa,” ujarnya.


Dalam pelatihan ini juga diberikan materi bagaimana caranya mengembalikan Dana KUR.


“Dan tidak kalah penting, kata Dedi," bagaimana caranya kita mendapatkan keuntungan yang besar, sehingga bisa melipatgandakan modal, me-scaling up segala usahanya jadi mudah menjadi pengusaha petani yang tangguh,” ujarnya.


Pelatihan sendiri ditutup secara resmi oleh Kepala PPMKP Ciawi yang juga dihadiri oleh Kepala UPT lingkup Puslatan, Tim Puslatan, perwakilan dari Perbankan, dan Widyaiswara lingkup PPMKP Ciawi yang hadir baik online maupun offline. (**)

Rabu, 25 Mei 2022

Indra Iskandar : Sesuai Aturan Tatib DPR RI, Mikrofon Mati Setelah 5 Menit Menyala

Sekjen DPR Indra Iskandar (Ist).

Jakarta, Teropongsulawesi.com, - Sekjen DPR RI Indra Iskandar menjelaskan, mikrofon yang biasa digunakan untuk anggota DPR RI di Ruang Sidang Paripurna, Gedung Nusantara I, memang diatur otomatis mati setelah menyala selama 5 menit.

Menurutnya, pengaturan ini sesuai dengan batas maksimal waktu bicara yang diberikan kepada anggota DPR, selagi pembatasan durasi sidang paripurna di masa pandemi Covid-19.

“Jadi setelah dipencet, mik akan menyala, untuk kemudian akan mati secara otomatis setelah 5 menit,” kata Indra, Rabu (25/5/2022), terkait matinya mikrofon anggota Fraksi PKS DPR, Amin Ak, saat sidang paripurna DPR, kemarin. 

Indra menjelaskan, hal itu sudah sesuai dengan aturan yang tertuang dalam Tata Tertib (Tatib) Anggota Pasal 256 ayat 6. Dalam pasal itu, diatur setiap anggota diizinkan bicara dan menyampaikan pertanyaan maksimal lima menit.

"Mik itu diatur berdasarkan Tatib ini pasal 256 ayat 6, lima menit otomatis mati. Jadi itu memang batasnya itu ada di dalam Tatib," ucapnya.

"Saya kira dari sisi teknis kami Sekretariat Jenderal perlu menjelaskan proporsi itu, juga seperti yang dulu-dulu ya tidak ada sebenarnya dengan kaitannya mati mematikan, enggak. Toh kemarin interupsi tetap berlangsung tapi setiap lima menit dengan sendirinya mik akan mati," lanjutnya.

Namun demikian, kata Indra, mikrofon tersebut bisa dinyalakan kembali setelah mati otomatis. “Kan terdengar Pak Amin bisa menyalakan kembali miknya setelah mati sebentar,” kata Indra.

Lebih jauh Indra menjelaskan, batas waktu maksimal Sidang Paripurna DPR RI selama masa pandemi Covid-19 adalah 2 jam 30 menit. Karenanya, Pimpinan DPR yang betugas memimpin sidang, bertanggung jawab untuk sebisa mungkin tidak menabrak batas waktu tersebut. .

“Kalau sidang paripurna kemarin kan bahkan sudah 3 jam, artinya sudah lebih 30 menit dari ketentuan, sehingga ada keharusan pimpinan sidang untuk segera menutup sidang,” kata Indra.

Soal interupsi di sidang paripurna, kata Indra, anggota DPR RI diberi kesempatan menyampaikan pendapat yang sesuai dengan agenda sidang paripurna yang sedang berjalan.

“Hal ini sudah menjadi kesepakatan di antara anggota Dewan sendiri,” kata Indra.

Untuk diketahui, anggota Fraksi PKS DPR, Amin Ak, menyampaikan interupsi terkait persoalan hukum LGBT di akhir sidang paripurna. Padahal tidak ada agenda sidang paripurna terkait hal tersebut.

Dalam video rekaman yang beredar, juga tidak terlihat pimpinan sidang mematikan mikrofon dari atas meja pimpinan.

“Jadi tidak benar kalau ada Pimpinan DPR yang mematikan mik,” tegas Indra.

Published : HB
© Copyright 2019 TEROPONG SULAWESI | All Right Reserved