Pertanian -->

Minggu, 17 April 2022

Kementan Melalui BPPSDMP Terus Tingkatkan Kualitas dan Kapasitas Pertanian Salah Satunya Kerjasama IFAD


Gowa, Teropongsulawesi.com, – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas Sumber Daya Manusia Pertanian di seluruh wilayah Indonesia.

Melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan terus melakukan terobosan dalam upaya peningkatan peran petani milenial dalam rangka regenerasi petani secara nasional.

Salah satunya adalah kerjasama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) melalui Program Youth Entrepreunership and Employment Support Service (YESS).


Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Kementan akan terus memfasilitasi generasi muda agar bisa terjun menjadi petani serta wirausaha pertanian

“Kita fasilitasi mereka, kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, Alsintan, jejaring hingga jejaring pemasaran. Kita ubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan terlebih di tengah pandemi ini. Salah satunya melalui program YESS ini”, jelas Mentan Syahrul.


Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menjelaskan dua kunci utama dalam pelaksanaan program YESS ini.

“Pertama program YESS hadir untuk meningkatkan kapasitas pemuda di pedesaan melalui pendidikan dan pelatihan untuk menjadi agen pembangunan pertanian. Kedua, sasaran dari program YESS yakni pemuda/i harus memiliki jiwa kewirausahaan dari hulu sampai hilir,” kata Dedi.


Menindaklanjuti arahan Mentan dan Kabadan, Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Sulawesi Selatan kembali melaksanakan pelatihan Contract Farming Bagi Fasilitator Muda, Staf Business Development Service Providers (BDSP) dan staff serta tenaga pendidik baik dosen dan guru di wilayah binaannya melalui pelatihan Contract Farming.

Kegiatan yang dilaksanakan di BBPP Batangkaluku pada tanggal 16-18 April 2022 ini diikuti oleh 32 staff BDSP, Fasilitator Muda dari kabupaten Maros, Bulukumba, Bantaeng Bone dan Gowa serta beberapa tenaga pendidik dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa.

Direktur Polbangtan Gowa, Syaifuddin saat membuka kegiatan pelatihan ini berharap, seluruh peserta Contract Farming diharapkan mampu meningkatkan kapasitas BDSP, fasilitator muda, Dosen dan Guru yang tersebar di 4 Kabupaten di wilayah Sulawesi Selatan.

Ia pun mengharapkan peserta pelatihan juga harus mampu membantu mengatasi permasalahan bagi petani muda yang ada dan mencari solusi dengan cara bekerjasama dengan pihak terkait, outteker, dan lainnya agar tercapai peningkatan kesejahteraan bagi keluarga petani dan lingkungan sekitar.


Adapun materi pelatihan Contract Farming diantaranya mengenai konsep dasar contract farming, persiapan contract farming, rencana aksi tindak contract farming, monitoring dan evaluasi contract farming, adopsi dan replica model contract farming serta strategi keberlanjutannya dan lesson learned from success story.

Sebagai rangkaian akhir dari pelatihan ini, seluruh peserta melakukan praktik penyusunan self assessment kesiapan calon penerima manfaat dalam penyusunan rencana implementasi contract farming di masing wilayahnya.

Selasa, 12 April 2022

Kolaborasi Sektor Pertanian dan Pemanfaatan Teknologi, Ini Saran Kementan Kembangkan Sektor Petanian Maju Mandiri dan Modern


Jakarta, Teropongsulawesi.com, – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus bergerak untuk memperkuat kapasitas SDM insan pertanian.

Kali ini BPPSDMP berupaya untuk meningkatkan kapasitas usahatani melalui E-Learning Digitalisasi yang ditujukan kepada petani, penyuluh dan Fasilitator Desa dalam program READSI E-Learning Digitalisasi dan Peningkatan Kapasitas Usahatani dilaksanakan secara daring pada 12-14 April 2022.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, sektor pertanian harus beradaptasi dengan teknologi 4.0. Oleh karenanya, pemanfaatan teknologi digital dalam sektor pertanian sudah tak dapat terhindarkan kembali.

“Oleh karenanya, kapasitas SDM pertanian kota harus terus ditingkatkan agar pertanian kita menjadi sektor yang maju, mandiri dan modern,” kata Mentan SYL.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, krisis pangan saat ini terjadi karena adanya Covid-19 dan climate change yang menyebabkan ketersediaan pangan di pasar global turun secara drastis.

Meskipun kita sebagian besar sudah swasembada, namun Dedi tak menampik beberapa komoditas masih impor seperti kedelai, bawang putih, daging sapi dan gula pasir.

“Kita mencukupi minyak goreng dari sawit saja saat ini terjadi kelangkaan atau harga minyak goreng sawit mahal.

"Kenapa itu bisa terjadi, karena harga minyak goreng yang berasal dari sawit di pasar global harganya naik, sehingga harga di dalam negeri terkontraksi ikut naik,” tutur dia.

Melalui acara ini, Dedi mendengar jika para pendamping desa memiliki tugas untuk membuat vlog.

Dedi pun meminta agar para peserta silakan membuat video vlog yang singkat dan pendek sesuai arahan kegiatan.

Tujuannya adalah agar bagaimana caranya petani mengimplementasikan inovasi teknologi, membuat kompos, kemudian diimplementasikan kepada tanaman, sehingga pertumbuhannya bagus membuat produksi dan produktivitas meningkat.

“Bagaimana caranya membuat mikroorganisme lokal yang di dalamnya ada mikroba fungsional ada mikroba plampik, mikroba penambat, mikroba dekomposer.

Semua itu ada di sekitar kita, dan Mikroorganisme lokal bisa kita buat dari kotoran ternak yang masih hangat.

Dari kotoran ternak, kotoran sapi, kerbau kambing yang masih hangat itulah mikroba-mikroba dekomposer berbiak luar biasa,” papar Dedi.

Dedi juga menyarankan kepada para peserta agar membuat vlog yang berisi ilmu pengetahuan tentang cara mengintegrasikan mikroorganisme lokal atau pupuk hayati dikombinasikan dengan kompos dengan pupuk kimia yang lainnya, yang mampu mendongkrak produktivitas pertanian.

“Bagaimana caranya mengendalikan hama dan penyakit, seorang pendamping desa harus jeli mengamati di setiap tanaman padi.

"Apakah di situ ada telur serangga, ambil beberapa, lalu disimpan di dalam piring kecil lalu bawa ke rumah.

"Kalau telur-telur serangga itu menetas berarti telor yang ada di sawah pun menetas.

"Untuk bisa membasmi hama kita harus tahu dulu bagaimana kelemahannya.

"Itulah yang harus dilakukan pendamping dengan membuat video vlog,” tutur Dedi.

Selain itu, Dedi juga menyarankan agar membuat vlog bagaimana cara membuat kompos yang baik, membuat mikroorganisme yang baik, bagaimana mengimplementasikan itu semua di lapangan bersama-sama dengan petani untuk mendongkrak produktivitas tanaman kita.

“Saat ini, dilamar smartplaming ada juga pemanfaatan alat-alat alsintan.

"Dengan pemanfaatan internet ofting segala sesuatu bisa dikerjakan dengan cepat, tidak ada batasan ruang dan waktu untuk menggenjot produktivitas.

Dengan digitalisasi pertanian, semua bisa kita lakukan dengan mudah,” kata dia.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Kapuslatan) BPPSDMP Kementan, Lely Nuryati menjelaskan, tujuan diadakan acara ini adalah untuk meningkatkan kapasitas fasilitator desa, penyuluh dan petani dalam penumbuhan kelembagaan UPJA.

“Selain itu juga meningkatkan kapasitas petugas pendamping dalam penerapan sistem feritigasi berbasis IOT,  dan juga tentunya meningkatkan kapasitas petugas pendamping dalam membuat vlog,” tutur Lely.

Pembuatan vlog ini diarahkan untuk semua fasilitator desa yang telah mendampingi semua petani penyuluh di lokasi READSI.

"Nantinya, masing-masing pendamping diwajibkan untuk membuat vlog.

“Ada lebih 300 peserta ataupun fasilitator desa yang ada di lokasi READSI nanti akan membuat satu vlog.

"Sehingga nanti akan menghasilkan kurang lebih 300 vlog tentang sakses dari program READSI ini,” ucap Lely.

Dikatakannya, target peserta dalam acara ini 300 fasilitator desa, selain itu turut mengundang insan pertanian lainnya yang ingin bergabung.

Kurikulum pelatihan yang diberikan melalui e-learning ini sebanyak 24 jam pelajaran yang terdiri dari kebijakan BPPSDMP tentang penumbuhan dan penguatan kelembagaan ekonomi petani, kemudian penumbuhan kelembagaan UPJA, penerapan sistem feritigasi berbasis IOT serta pembuatan vlog viral yang mudah dan bisa dilakukan oleh semua fasilitator desa.

Materi dan narasumber akan disampaikan oleh praktisi PT Jogja Media Inovasi, dan tentunya para Widyaiswara BPP Batangkaluku dalam penumbuh pengembangan kelembagaan UPJA dan pembuatan vlog viral.

“Kita berharap tentu kolaborasi sektor pertanian dan pemanfaatan teknologi ini akan semakin mengembangkan sektor pertanian kita ke arah yang maju, mandiri dan modern,” pungkas Lely.(*)

Selasa, 05 April 2022

Ciptakan Clean and Good Government, BBPP Batangkaluku Gelar Publik Hearing Bahas Standar Peleyanan Publik


Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,- Upaya peningkatan pelayanan publik lingkup Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menyelenggarakan kegiatan Public Hearing, menghadirkan Kepala Ombudsman RI Perwakilan Prov. Sulawesi Selatan Subhan Djoer, ST, MM secara Online di Ruang AOR BBPP Batangkaluku. Selasa. (5/04/2022).


Public Hearing merupakan salah satu cara yang dilakukan suatu instansi sebagai penyelenggara untuk mengetahui apa dan bagaimana sebenarnya tingkat pemahaman, respon, dan ekspektasi publik terhadap suatu kebijakan yang berlaku selama ini, serta yang direncanakan di masa mendatang.


Penyelenggara merupakan setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.



Plt. Kepala BBPP Batangkaluku, Ir. Syaifuddin dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelayanan menjadi sangat penting bagi BBPP Batangkaluku. Karena itu, BBPP Batangkaluku memandang perlu untuk selalu meningkatkan pelayanan publik di lingkup BBPP Batangkaluku, salah satunya dengan public hearing.


"Melalui kegiatan ini diharapkan BBPP Batangkaluku bisa mendapatkan bahan masukan berupa kritik dan saran untuk perbaikan sehingga pelayanan publik di BBP Batangkaluku bisa semakin baik ke depan, ujar PLT Kepala BBPP Batangkaluku.


Menurutnya, "Membahas tentang standar pelayanan publik, merupakan tolak ukur pedoman pelayanan yang menjadi acuan terhadap pelayanan sehingga kedepannya menjadi lebih maksimal, katanya.


"Kesan mempersulit pelayanan menjadi standar bahwa buruknya pelayanan publik di Indonesia.


"Inilah pentingnya penyusunan standar pelayanan publik untuk mengatur semua agar menyenangkan kedua bela pihak, sesuai dengan PP No. 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik." papar Syaifuddin.


"Penetapan standar pelayanan, pengembangan, survey kepuasan dan pengaduan menjadi 4 unsur utama yang menjadi solusi terhadap kelemahan/buruknya pelayanan public terdahulu dan semua ini bertujuan untuk menciptakan clean and good government yang rasional, transparan, kompeten, kepastian hukum dan berkelanjutan, "jelas Syaifuddin.


Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan, Subhan Djoer (Ist).

Sementara itu, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan, Subhan Djoer mengapresiasi kegiatan yang diikuti oleh beberapa lembaga negara dan stakeholder yang selalu bekerja sama dengan BBPP Batangkaluku.


Subhan Djoer sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut memaparkan berbagai hal tentang Pelayanan Publik, khususnya peran serta Ombudsman dalam Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Indonesia.


Menurut Subhan," beberapa hal penting yang mesti diperhatikan dalam pelayanan publik dalam instansi pemerintah meliputi perlunya kebijakan pelayanan publik yang jelas tentang layanan yang telah disediakan, adanya SDM yang profesional dalam memberikan pelayanan, serta adanya sarana dan sistem informasi yang mudah diakses oleh publik sehingga informasi mudah didapatkan misalnya informasi bisa dengan mudah diakses di website.



Hal penting lain, lanjut Subhan, yakni adanya mekanisme pengaduan yang mudah dan jelas, serta perlu adanya inovasi pelayanan publik agar informasi dan layanan lebih mudah diakses dan dapat diaplikasikan secara langsung terhadap pengguna layanan, tandasnya.



Selain itu, ia juga menyampaikan tentang tugas pokok dan fungsi Ombudsman serta memperkenalkan Ombudsman RI kepada seluruh peserta yang hadir pada acara tersebut.


Subhan mengaku selama ini, masyarakat banyak mengadu ke Ombudsman karena kualitas layanan yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak sesuai dengan standar yang ada, katanya.


Dikatakannya"Kebanyakan yang diadukan oleh masyarakat adalah kualitas layanan yang diselenggarakan oleh penyelenggara tidak sesuai dengan standar layanan yang ada," pungkas Subhan.



Kegiatan public hearing BBPP Batangkaluku di isi dengan tanya jawab terkait pelayanan publik dan dilanjutkan pemaparan oleh Rosdiana selaku Kepala Bagian Umum, Fitriani selaku Koordinator Program dan Evaluasi dan Sugeng Mulyono selaku Koordinator Penyelenggaraan Pelatihan.


Informasi yang disajikan terkait profil instansi, sarana prasarana secara umum, produk pelayanan publik, program-program kerjasama Pelatihan dan penyelenggaraan pelatihan.


Sementara Koordinator Penyelanggaraan Pelatihan, Sugeng Mulyono dalam kesempatan itu menjelaskan tentang kelompok penyelanggaraan pelatihan mulai dari skema anggota sampai dengan Pelatihan yang terbagi atas Pelatihan Aparatur dan Non Aparatur.





Kepala Bagian Umum BBPP Batangkaluku, Rosdiana mengatakan dengan adanya standar pelayanan yang baik diharapkan BBP Batangkaluku dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.


"Kegiatan ini sangat luar biasa sebagai upaya penguatan internal di lingkup Stasiun Karantina Pertanian dengan penerapan standar pelayanan publik," ujar Rosdiana.


(Tim BBPP-BK/Al-Aziz/Yuli N)

Kamis, 31 Maret 2022

JICA Gelar TOT Asuransi Usaha Tani Padi di BBPP Batangkaluku, Ini Tujuannya


Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,- Melalui Proyek Peningkatan Kapasitas untuk Implementasi Asuransi Pertanian di Indonesia”, Japan International Cooperation Agency (JICA) bekerjasama dengan Kementerian Pertanian, Bappenas, Kementerian Keuangan, BMKG dan Jasindo menyelenggarakan Training of Trainers (TOT) Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bagi widyaiswara, penyuluh, POPT, staf dinas pertanian dan Jasindo dari Provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Kegiatan ini berlangsung di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, TOT AUTP yang diselenggarakan 30-31 Maret 2022 ini diikuti oleh 50 peserta.

Menurut Akiko Aikawa, Chief Advisor proyek asuransi pertanian JICA, saat memberikan sambutan pembukaan mengatakan, "proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dalam mengimplementasi asuransi pertanian di Indonesia.

"TOT ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan Proyek untuk meningkatkan implementasi AUTP, ditujukan untuk memperkuat kapasitas pemangku kepentingan di lapangan, yang memiliki peran penting sebagai garda terdepan dari pelaksanaan AUTP dan melibatkan petani.

Dalam kesempatan itu, Akiko juga mengatakan bahwa TOT AUTP ke-3 mengujicoba 3 hal baru dibandingkan dengan pelatihan sebelumnya.

Pertama, widyaiswara BBPP Batangkaluku diundang untuk pertama kalinya sebagai kandidat master trainers ke depannya, terutama setelah proyek berakhir.


Hal ini diharapkan mereka akan secara penuh mengambil alih kegiatan TOT ini dan mereplikasinya ke wilayah BBPP Batangkaluku setelah proyek berakhir.

Kedua, TOT AUTP ke-3 ini mengundang ketua kelompok tani sebagai tambahan dari target peserta sebelumnya yang termasuk dari dinas pertanian, PPL, dan POPT.

“Ketiga, kami mengundang ketua kelompok tani dari Kabupaten Pasuruan dan Kediri ke dalam pelatihan ini, juga untuk pertama kalinya.

"Ini memungkinkan kita untuk secara langsung mendengar masukan/suara petani melalui program pelatihan 2 hari ini, yang akan memberikan masukan untuk peningkatan modul pelatihan.


Keempat, TOT ke-3 ini diselenggarakan dalam bentuk hybrid, tidak hanya bergantung pada sistem online dengan kehadiran jarak jauh dari Jakarta dan Jepang, Penyelenggaraan TOT offline ini dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat akan dinilai dengan cermat nantinya untuk melihat sejauh mana penyelenggaraan secara offline akan dapat menghasilkan perbedaan efektivitas pelatihan di lapangan, dibandingkan dengan pelaksanaan TOT secara online.

Sugeng Mulyono, Koordinator Penyelenggara Pelatihan, mewakili Kepala BBPP Batangkaluku, dalam sambutannya mengatakan bahwa Meskipun program AUTP ini sudah berjalan di Sulawesi Selatan, TOT AUTP ini memberikan kesempatan belajar untuk dapat lebih baik memahami program tersebut secara mendalam, tandasnya.

Hadir secara online dalam pembukaan TOT AUTP, Noor Avianto, dari Direktorat Pangan dan Pertanian, BAPPENAS, Kota Hirayama (Deputy Team Leader) Sanyu Consultants Inc., Rifky Zulfikar dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, dan Perwakilan dari Jasindo.

TOT ini membahas keseluruhan prosedur AUTP dan penjelasan masing-masing prosesnya, pemahaman mengenai asuransi pertanian dan AUTP, promosi, prosedur pendaftaran asuransi, metode penilaian kerugian, formulirnya, dan pembayaran klaim asuransi ketika terjadi gagal panen.

Selain itu, dilakukan juga pembagian kelompok untuk mempelajari prosedur pendaftaran secara online dan pelaporan kerugian, dan juga membuat rencana aksi untuk dilaksanakan setelah TOT selesai.

Dibandingkan dengan TOT secara online sebelumnya, para peserta sangat aktif mengemukakan tanggapannya, tanya jawab dengan pemateri juga berjalan secara aktif.

Widayiswara, yang nantinya menjadi pemateri di masa mendatang, bertindak sebagai fasilitator dalam pembagian kelompok tersebut, yang membantu dalam pendaftaran online dan pembuatan rencana aksi untuk sosialisasi.

Kepala BPPSDM Dedi Nursyamsi Serahkan Penghargaan Kementan Kepada BBPP Batangkaluku Sebagai UPT Terfavorit


Bogor (Jabar), Teropongsulawesi.com,-
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian melalui Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh pelaksana Training of Trainer (ToT) dan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh di Lido Lake Resort, Bogor, (30/3 /2022).

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku meraih predikat UPT Kementerian Pertanian Terfavorit.

Penghargaan Kementan diserahkan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi kepada Kepala BBPP Batangkaluku, Syaifuddin atas peran aktifnya menggelar Kegiatan Reguler Maksimum seperti Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh dan Training of Trainer [ToT] periode Januari – Maret 2022.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Leli Nuryati mengatakan, penghargaan diberikan atas suksesnya kegiatan pelatihan yang dilakukan seluruh UPT lingkup BPPSDMP Kementan. "Dari target sejuta peserta pelatihan, ternyata terlampaui bahkan sampai 1.600 ribu peserta lebih yang mengikuti", ujarnya.

Dalam sambutannya, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh UPT dan Kapuslatan yang berhasil mengorkestra semua kegiatan ToT dan pelatihan sejuta petani dan penyuluh, pelatihan smart farming termasuk kegiatan yang reguler maksimum sebagai indikasi keberhasilan kinerja semua pelaksana kegiatan.


"Dalam satu kali sudah ada satu juta lebih. Target kita sebenarnya 2,5 juta dalam waktu 5 tahun. Tapi baru dua tahun, sudah terlampaui. Insya Alloh bulan depan akan lebih dari 1.600 ribu lebih peserta", ujar Dedi Nursyamsi.

Dedi Nursyamsi menjelaskan, menurut Menteri Pertanian, Syahrul Limpo, kegiatan reguler maksimum yaitu APBN maksimum atau booster.

Artinya, dengan anggaran yang tetap bahkan dipotong, tetapi outputnya digenjot dengan berbagai terobosan sepertipelatihan sejuta petani yang peserta melebihi target.

"5 tahun lalu, belum pernah dibayangkan ada pelatihan 1 juta orang, biasanya hanya 5 ribu orang. Tapi kita bisa, bahkan melebihi target".

BPPSDMP akan terus mendorong UPT Puslatan yakni Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] maupun Balai Pelatihan Pertanian [BPP] terus menggelar kegiatan reguler seraya mendukung penuh kegiatan reguler maksimum oleh Tiga Pilar dari BPPSDMP Kementan: penyuluhan, pelatihan dan pendidikan bagi SDM pertanian Indonesia, Tutup dedi nursyamsi.

Senin, 21 Maret 2022

Smart Farming dan Digitalisasi Pertanian Diterapkan di BBPP Batangkaluku



Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,- Smart farming Pertanian merupakan metode pertanian cerdas berbasis teknologi, dimana terdapat beberapa teknologi pertanian yang digunakan di antaranya Penyiraman Otomatis, Alat Pengukur Kelembapan Suhu, dan juga Penyiraman Otomatis yang teroptimalisasi, yang bertujuan untuk mempermudah pekerjan bagi petani dilahan.

Salah satu yang diterapkan BBPP Batangkaluku dalam mendukung smart farming 4.0 yakni penyiraman tanaman dengan otomatis, sistem menyiram tanaman pintar yang mampu mengeluarkan aliran air secara otomatis hanya dengan melalui google, diciptakan oleh BBPP Batangkaluku untuk mendukung pertanian yang Maju, Mandiri, dan Modern.

“Smart farming adalah sistem pertanian berbasis teknologi yang dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas” ungkap Andi Baso Kresna selaku Widyaswara BBPP Batangkaluku yang berperan membuat smart farming menyiram otomatis.

Kata Dia, "Smart Farming dengan menyiram tanaman secara otomatis ini bukan sekedar tentang penerapan teknologi pertanian, namun, kunci utama dari metode ini adalah mempermudah pekerjaan petani untuk menyiram tanaman dari jarak dekat maupun jarak jauh yang dapat di pantau langsung dari handphone, terang Andi Baso.

Dikatakannya, "Keberadaan penyiraman otomatis yang terpasang di lahan pertanian ini, akan membantu petani dalam mendapatkan penyiraman yang tepat waktu dan bisa dimana saja tanpa terhalang waktu serta jarak.

"Tanaman yang disiram secara berkala ini agar dapat memaksimalkan penumbuhan tanaman, tandasnya.

"Melalui pemanfaatan teknologi seperti big data, machine learning, dan Internet of Things (IoT) smart farming dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas produksi dalam industri agrikultur.

Selain dari penyiraman otomatis BBPP Batangkaluku juga menggunakan sensor kelembapan suhu yang terpasang di Kumbung Jamur.

"Sensor yang berada di Kumbung Jamur ini akan membantu petani dalam mendapatkan kelembapan suhu yang pas untuk pertumbuhan jamur tersebut .

"Kelembapan inilah yang kita setting untuk optimalisasi pertumbuhan jamur yang dimana kita bisa tau dan juga bisa mengendalikan kelembapan suhu, contohnya pada saat suhu di bawah 80 maka pengabutnya akan keluar dan pada saat di 80 maka pengabut akan mati sendiri, " ujar Andi Baso Kresna.

"Untuk yang terakhir BBPP Batangkaluku menerapkan Alat siram otomatis yang teroptamisasi secara otomatis bilamana telah terjadi kekeringan pada tanah, maka alat otomatis ini akan aktif untuk memberikan air yang pas untuk tanah yang dialirkan.



Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Smart Farming dan Digitalisasi pertanian sangat penting karena pertanian saat ini dan ke depannya dihadapkan tantangan besar, seperti bertambahnya jumlah penduduk, keterbatasan lahan dan perubahan iklim.

Syahrul berharap, Smart Farming yang masif dapat menarik minat generasi milenial untuk terjun pertanian.


Pasalnya, generasi milenial memiliki semangat berinovasi yang tinggi untuk melakukan cara yang baru terhadap penanganan pertanian yang maju, mandiri dan modern.

Salah satu respon adaptif terhadap perubahan dan perkembangan teknologi saat ini dan menjadi solusi dalam mengenjot produktivitas sekaligus kualitas produk pertanian sehingga menjadi komoditas eksport dan memiliki daya saing adalah Teknologi smart farming.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Dalam kondisi anomali iklim, fenomena Hama Penyakit , banjir, instrusi air laut dan hantaman covid-19, Produksi pertanian tetap tidak boleh berkurang bahkan harus meningkat.

“Solusi untuk mengamankannya tidak lain adalah smart farming, internet of things , digitalisasi pertanian.

"Smart farming inovasi yang dapat mendongkrak produktivitas pertanian kita, sehingga untuk menjawab tantangan climate chang implementasi smart farming harus dilakukan untuk meningkatkan agenda inelektual semua stakeholder “ ungkap Dedi.

Dedi menambahkan smart farming adalah pemanfaatan produk bioteknologi, antara lainnya di dalamnya ada pemupukan berimbang, penggunaan varietas yang berproduksi tinggi, mekanisasi pertanian, dan pemanfaatan IoT.

Pemantauan untuk Smart Farming di BBPP Batangkaluku ini langsung di hadiri oleh Plt Kepala Balai BBPP Batangkaluku Dr. Ir. Syaifuddin, MP, Kabag Umum Rosdiana S.Pi, M.M, Kordinator Penyelenggaraan Pelatihan Sugeng Mulyono, S.TP. MP, Sub Koordinator Kepegawaian dan Rumah Tangga serta ASN yang turut mendampingi.

Penerapan metode Smart Farming ini. Diharapkan bisa jadi solusi bagi berbagai permasalahan di sektor pertanian Indonesia. Masa depan pertanian Indonesia adalah pertanian yang cerdas berbasis teknologi.

(Timhumas BBPP-BK)

Minggu, 13 Februari 2022

Workshop Penumbuhan dan Pengembangan P4S Bidang Kakao, Cara Kementan Tingkatkan Pertanian


Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling Up Initiative (READSI) yang menjadi salah satu bagian dari program utama Kementerian Pertanian guna mendukung terwujudnya Visi Pembangunan Pertanian yaitu tercapainya kedaulatan pangan dan meningkatnya kesejahteraan petani serta mendukung regenerasi petani.

Program yang bertujuan untuk memberdayakan rumah tangga dipedesaan di lokasi program, baik secara individu maupun secara kelompok dengan ketrampilan, dan pemanfaatan sumberdaya sehingga mampu untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian dan non pertanian dan taraf hidup petani secara berkelanjutan.

Sulawesi merupakan sentra pengembangan Kakao terbesar di Indonesia.

Adapun peserta berasal dari kolaka, Poso, Kolaka Utara, Luwu Timur, Luwu Utara, Luwu, Konawe, Parimo, dan Banggai.

Kementerian Pertanian dalam hal ini BPPSDMP akan terus berupaya agar skill, pengetahuan, kemampuan, juga kapasitas SDM pertanian Indonesia meningkat, baik penyuluh, petani, petani milenial, poktan maupun gapoktan," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi

Bersama dengan PT MARS, Kementerian Pertanian melaksanakan Workshop yang diikuti oleh Ketua/Pengurus P4S di Luwu Timur sebanyak 10 orang peserta.

Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 11 s/d 14 Februari ini diharapkan peserta mudah menguasai karena diberikan materi praktek dan penyajian materi dengan sangat baik oleh fasilitator.

"Kedepannya (pasca pelatihan) peserta akan tetap dimonitor, khususnya bagi peserta dari P4S mempu untuk menyelenggarakan pelatihan di wilayahnya masing-masing. “ungkap Bayu Rahmawan secara daring saat membuka kegiatan Workshop.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, perlu sebuah perencanaan yang matang serta juga edukasi terhadap petani agar produksi kakao bisa terus meningkat. Menurut Syahrul, apabila hal itu terwujud bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi kekuatan kakao baru di dunia.

"Untuk bisa meningkatkan produksi kakao ada sejumlah cara yang bisa dilakukan antara lain penanaman yang baik serta perluasan tanaman kakao di daerah yang potensial. Karena, hampir seluruh wilayah di Indonesia berpotensi untuk ditanami kakao,” kata Syahrul Yasin Limpo

Selama 4 (empat) hari efektif ini peserta akan diberi bekal dalam mengidentifikasi kebun. seperti jumlah pohon dalam satu lokasi, kebutuhan pohon penanung, membuat layout kebun.

Kemudian memberikan kesimpulan dan rekomendasi kepada petani akan kebutuhan kebun secara cepat dan tepat.

Tidak kalah penting juga Metode Pelatihan Partisipatif, Manajemen Pelatihan. Penyusunan Modul dan Penyusunan Kurikulum

Ayo, serap ilmu dengan baik. tingkatkan kapasitas serta pengetahuan.

Mudah-mudahan ilmu yang di dapat bisa berguna untuk teman-teman, petani perlu didorong dalam penembangan dan pengolahan kakao agar bisa bersaing di pasaran terutama ekspor.

Untuk itu butuh keseriusan, fokus dari petani maupun pendampingnya," ungkap Fajar Paulus Niong Manager Mars Cocoa Academy.

(humas bbpp-bk)

Sabtu, 29 Januari 2022

Tingkatkan Kompetensi Petani Kopi di Torut Hasilkan Rasa Khas dan Karakteristik Kopi Toraja


Toraja Utara (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Kopi Toraja, merupakan salah satu varian kopi yang paling populer dan memiliki kualitas terbaik yang dimiliki oleh Indonesia.

Selain memiliki rasa yang khas kopi ini juga memiliki karakteristik yang unik.

Sebagai kopi yang sudah populer, tentunya tidak luput dari petani-petani yang terus bekerja menghasilkan kopi dengan cita rasa khas ini.

Sebagaimana sampaikan Mentan Syahrul Yasin Limpo waktu lalu, beliau menekankan perlunya melakukan produksi kopi dalam skala besar dengan menggunakan varietas yang unggul guna meningkatkan produktivitas.

SYL sapaan akrab Mentan ini menekankan pentingnya peningkatan produksi dikarenakan kopi Toraja menjadi salah satu kopi unggulan yang dikenal secara internasional.

Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan, petani harus mengetahui proses pertanian dari hulu sampai ke hilir.

"Petani harus mengetahui proses dari mengolah lahan sampai packaging, bahkan penjualan, karena hal ini akan menjadi nilai lebih bagi petani,", ujar Dedi.

"Untuk meningkatkan produktivitas kopi, dibutuhkan kompetensi petani kopi serta melakukan budidaya kopi yang baik dan benar dari sisi kuantitas dan kualitas.

Terkait hal itu, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menyelenggarakan Pelatihan Teknis Tematik Pemeliharaan Tanaman Kopi Tanaman Bagi Non Aparatur Angkatan I yang dilaksanakan tanggal 27 s/d 29 Januari 2022 di BPP Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara.




Pelatihan teknis tematik ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pengurus dan anggota kelompok tani dalam hal pemeliharaan tanaman kopi khususnya Peremajaan dan pengendalian Hama Penyakit tanaman kopi.

Selain itu untuk membantu menyelesaikan permasalah di lapangan sehingga mengoptimalkan produksi tanaman perkebunan khususnya produksi kopi dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani.

Obed Sarita Tandaran, Kepala Bidang Penyuluhan, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Toraja Utara mengatakan, "Kopi merupakan ikon Pemerintah daerah Toraja Utara untuk itu di harapkan petani selalu menjaga merawat dan berusaha bagaimana meningkatkan SDM petani agar lebih efektif dalam bekerja.

"Kami berharap bila peserta harus mengikuti terus pelatihan ini secara aktif hingga selesai agar ilmunya sampai dari fasilitator, tegasnya.

Dia juga berharap agar pelatihan ini bisa dilakukan nanti dimasa yang akan datang karena pelatihan ini sangat dibutuhkan oleh petani dan untuk pertama kalinya pelatihan teknis dilakukan di BPP Sesean, Kecamatan Sesean Suloara yang mempunyai potensi perkebunan kopi.

Nicolas Payung sebagai praktisi Perkebunan mengatakan Toraja Utara merupakan daerah pertanian yang cukup dikenal dengan produk kopi Toraja.

"Untuk itu petani kopi di harapkan terus meningkat kan produksinya melalui perawatan salah satunya tentang peremajaan tanaman kopi melalui pemangkasan dan pengendalian hama penyakit tanaman kopi.

Dia menyebut bahwa, "Ada beberapa dalam mempengaruhi produksi perkebunan kopi diantaranya OPT ( Organisme Pengganggu Tanaman.

Ketua Asosiasi Kopi Toraja, Edi Kende Suma, mengatakan untuk meningkatkan nilai jual kopi petani di harapkan melakukan proses panen dan pasca panen secara benar sehingga pada akhirnya di temukan produk kopi yang berkualitas dan pemasaran di Toraja sudah ada Asosiasi Kopi sehingga petani di harapkan membentuk suatu wadah dan atau kelompok tani khusus kopi, sehingga jika ada informasi tentang pasar bisa lebih cepat, pungkasnya.

Nampak peserta sangat antusias atas terlaksananya pelatihan ini.

Karena itu, dengan mengikuti pelatihan tentang kopi ini dan kami berharap masih ada pelatihan lagi dan kalau bisa juga dilatih tentang tanaman pangan dan hortikultura, pintanya.

(tim humas bbpp-bk)
© Copyright 2019 TEROPONG SULAWESI | All Right Reserved