Luwu -->

Kamis, 10 Juni 2021

Tidak Cukup Jadi petani Berorientasi Agroproduksi, BBPP Batangkaluku Latih Petani dan Penyuluh di Luwu

 

 Para peserta pelatihan Tematik dari Penyuluh dan Petani. (Ist)


Luwu (Sulsel), Teropongsulawesi.com,- Food Estate merupakan salah satu program pemerintah yang digenjot Menteri Pertanian dengan berharap dapat mengembangkan seluruh komoditas pertanian dengan skala luas, yang merupakan upaya terobosan peningkatan produksi pangan dan stok cadangan pangan nasional, terutama mengantisipasi dampak pandemi COVID-19.

Food Estate akan menjadi sentra ekonomi baru di wilayah pengembangannya. Aktivitas pertanian dilakukan komprehensif dengan basis korporasi. Komoditasnya sangat beragam dengan value ekonomi besar. Intinya, Food Estate akan terus mendongkrak perekonomian masyarakat selain lumbung pangan nasional,” ungkap Menteri Syahrul Yasin Limpo

Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai inovasi dan upaya guna meningkatkan produktivitas petani, salah satunya menyiapkan sumber daya manusia melalui kegiatan pelatihan.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menggelar pelatihan dalam rangka mendukung program tersebut. Pelatihan Teknis Tematik Penanganan Panen dan Pasca Panen Tanaman Padi yang berlokasi di BPP Walenrang Timur dan Pelatihan Teknis Tematik Benih Bermutu Tanaman Jagung di BPP Ponrang Kabupaten Luwu. Kamis. 10/06/2021.

Kepala Dinas Pertanian Kab. Luwu dalam hal ini diwakili oleh Koordinator penyuluh Kabupaten, Abd. Kahar, saat menghadiri kegiatan ini berpesan agar dengan adanya pelatihan ini semoga petani kita lebih profesional dan mempunyai kompetensi dikarenakan harus tampil beda antara petani yang ikut pelatihan dengan yang tidak ikut pelatihan. Kita juga harus menjadi petani yang berorientasi agribisnis, pertama agroinput, agroproduksi, agroindustri, dan agroniaga. Dari dulu hingga kini petani hanya menjalankan satu subsistem saja yakni agroproduksi padahal manfaat dari subsistem lainnya jauh lebih mendapatkan hasil yang lebih. Oleh karena itu melalui pelatihan ini peserta memahami materi yang disampaikan oleh fasilitator sehingga ilmunya tertransfer dengan baik sehingga peserta mendapatkan nilai tambah dalam pengolahan hasil dimanapun mereka berada.

Selama kegiatan yang berlangsung tiga hari kedepan yakni 10 – 12 Juni seluruh peserta diwajibkan untuk menaati protokol kesehatan.

Adapun Salah satu peserta pelatihan Alfian dari Kec. Ponrang dengan yang mengikuti kegiatan Pelatihan Teknis Tematik Benih Bermutu Tanaman Jagung menyampaikan sangat berterima kasih atas adanya kegiatan ini. Beliau sangat mendukung dan merasa terbantu dalam pemilihan benih dan pengaplikasian nanti di lapangan dan harapan nya ilmu yang diperoleh dapat diajarkan kepada kelompok tani binaanya. (Al-Aziz/Yuli N).

Jumat, 21 Mei 2021

Kapasitas dan Kemampuan Penyuluh Pendamping READSI Terus Ditingkatkan Melalui Pelatihan

Para peserta pelatihan penyegaran penyuluh pertanian (Foto Istimewa)

Teropongsulawesi.com,+Penyuluh pertanian sebagai salah satu komponen/unsur pendamping pada program READSI mempunyai tugas untuk memfasilitasi petani dalam mengidentifikasi komoditas yang akan di prioritaskan, penguatan kelompok tani, pembelajaran bagi petani dan pelaporan. Oleh sebab itu penyuluh harus memiliki kualitas sumber daya yang handal, mandiri dalam bekerja, professional serta berwawasan global.

Demi mancapai tujuan pertanian itu sebanyak 54 penyuluh yang berasal dari tiga kabupaten yaitu Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur dilatih untuk penyegaran Teknologi Informasi dan Manajemen Kostratani Program READSI bekerjasama dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Perkebunan yang berlangsung dari tanggal 20 – 27 Mei 2021. Jumat. 21/05.

Kepala BBPP Batangkaluku Dr.Sabir, S.Pt, MP (Foto Istimewa)

“Dalam pengoptimalan peran dan fungsi pengelolaan pendampingan program READ-SI, diharapkan agar seluruh peserta kembali segar dan semangat meningkat sehingga tujuan dari program ini dapat terwujud khususnya di Sulawesi Selatan”, Ungkap Kepala BBPP Batangkaluku, Sabir.

Beliau juga tidak lupa  terus menghimbau kepada seluruh peserta untuk tetap melaksanakan protokol pencegahan penyebaran COVID-19 walaupun beberapa dari kita telah divaksin.

 “Vaksin ini merupakan salahsatu upaya kita untuk memutus rantai penyebarannya tapi tetap ingat 3M yaitu Menjaga Jarak/Jauhi Kerumunan, Mencuci tangan dan Menggunakan Masker”, tegasnya.


A. Ardinn Tjaco, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Prov. Sulawesi Selatan saat membuka pelatihan ini, mengatakan bahwa saat ini kita menjadi peringkat 4 penghasil beras dengan hasil gabah kira-kira 5,1 juta ton. Sebagai salah satu penghasil beras terbesar ini kita juga harus mampu mempelajari iklim dengan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang ada. Teknologi ini harus kita kuasai karena fenomena ini berpengaruh terhadap pertanian di Indonesia. 

Ardin berharap kepada seluruh peserta agar mereka fokus, belajar itu tidak harus dari diri sendiri bisa juga dari kesalahan orang lain. Metode ambil, tiru dan modifikasi juga bisa menjadi soulsi belajar demi kemajuan bersama dan keluar nanti kalian harus diakui sebagai penyuluh pendamping yang kompeten, ungkapnya.

Kadis Ketahanan Pangan provinsi Sulawesi Selatan (Foto Istimewa)

“Salah satu tujuan pelatihan ini adalah peningkatan Kapasatityas building, dimana meningkatkan kemampuan daripada para pendamping ini untuk bisa melakukan kegiatan perbenihan pada khususnya. Padi yang kita hasilkan itu bisa menghasilkan benih padi yang betul-betul bermutu yang bisa dinikmati oleh petani-petani kita di Sulawesi Selatan.  Bukan hanya padi Tetapi lebih kedepannya bagaimana juga kita bisa meningkatkan dan mengembalikan kejayaan khususnya tanaman kakao di Sulawesi Selatan, tutupnya.

Pada pembukaan pelatihan ini turut hadir juga Kelapa UPT Pelatihan Sumber Daya Manusia Pertanian Dinas Tanaman Pangan Hortikulutra dan Perkebunan Sulawesi Selatan, Asninda SP, MP dan Ir. Alauddin Sukri, MP Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kab. Luwu Utara. (Al-Aziz/Yuli N).
© Copyright 2019 TEROPONG SULAWESI | All Right Reserved