Pertanian -->

Rabu, 22 Januari 2025

Kapolres Soppeng AKBP Aditya Dukung Ketahanan Pangan: Materi dan Praktek Tanam Sayuran di Polres

Soppeng, Teropongsulawesi.com Dalam rangka mendukung ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Soppeng, Polres Soppeng melaksanakan kegiatan Pemberian materi/sosialisasi tentang tata cara penanaman sayuran dengan menggunakan polybag, yang dilaksanakan di halaman Polres Soppeng, Jl. Latenribali, Kel. Lalabata Rilau, Kec. Lalabata. Kamis, 23 Januari 2025.

Adapun pemateri dalam sosialisasi tersebut yaitu, Kabid perikanan Kabupaten Soppeng A. Arisman. dan dihadiri oleh Kabag SDM Polres Soppeng, Para Polisi Penggerak Ketahanan Pangan dan Para penyuluh pertanian tingkat Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Soppeng.

Di tempat terpisah, Kapolres Soppeng AKBP ADITYA PRADANA.,S.I.K.,M.I.K menyampaikan mengenai tujuan diadakannya sosialisasi ini.

Ia menyebut,"kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada Personil Polres Soppeng dalam melakukan optimalisasi lahan dalam menanam sayur yang dapat berdampak pada peningkatan ketahahan pangan". Ujarnya.

Setelah pelaksanaan sosialisasi dilanjutkan dengan praktek penanaman bibit oleh tim sosialisasi.

(Red) 

Bupati Andi Kaswadi Kunjungan Lokasi, Optimalisasi Lahan Rawa di Soppeng Untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan

Soppeng, Teropongsulawesi.com, Dalam upaya mendorong ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya daerah yang berkelanjutan, Bupati Soppeng H. Andi Kaswadi Razak, SE, bersama Dandim 1423/Soppeng Letkol Reinhard Manurung, S.Pd, Plt. Kepala Dinas TPHPKP Aryadin Arif, S. Stp., M. Si, serta rombongan, melaksanakan survei lapangan di Desa Kessing (Tokare). Fokus kegiatan ini adalah untuk meninjau potensi optimalisasi lahan rawa seluas 832 hektar. Rabu (22/1/2025). 

Bupati Soppeng menekankan pentingnya pemanfaatan lahan rawa ini sebagai salah satu solusi strategis untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan daerah. 

"Lahan rawa di Desa Kessing ini adalah aset yang sangat berharga". 

"Kita harus mengelolanya dengan semangat persaudaraan dan loyalitas tanpa batas demi kemajuan bersama," ujar Andi Kaswadi Razak.

Dandim 1423/Soppeng Letkol Reinhard Manurung, S.Pd., menyampaikan apresiasinya atas sinergi yang terjalin antara pemerintah daerah, TNI, dan masyarakat setempat. 

"Survey ini mencerminkan komitmen kita semua untuk bekerja sama tanpa sekat, memastikan bahwa potensi daerah ini dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan," ungkapnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas TPHPKP Aryadin Arif, S. Stp., M. Si, menyoroti pentingnya pendekatan inovatif dalam pengelolaan lahan rawa ini. 

"Kita akan mengupayakan sistem pengelolaan yang ramah lingkungan dan berbasis teknologi agar lahan ini mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat," jelas Aryadin.

Survey ini menjadi bukti nyata bagaimana semangat persaudaraan dan loyalitas mampu mencairkan segala batasan. 

Kehadiran para pemimpin daerah di tengah masyarakat menumbuhkan rasa kebersamaan dan optimisme akan masa depan Desa Kessing sebagai pusat pengembangan pertanian produktif.

Dengan tekad dan kerja sama yang solid, optimalisasi lahan rawa di Tokare diharapkan dapat menjadi langkah signifikan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Kabupaten Soppeng.

(Red) 

Senin, 20 Januari 2025

Harga Padi dan Irigasi di Bulukumba Sulsel Masih Jadi Keluhan Petani, Peran Pemerintah dan Bulog Sangat Diharapkan

Bulukumba, Teropongsulawesi.com,- Untuk mensejahterakan Petani, Pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) komoditas padi  sebesar Rp 6.500 per kilogram (kg). Ketetapan tersebut berlaku sejak 15 Januari 2025. Namun demikian di lapangan kenyataannya masih banyak yang berbeda. 

Di Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, harga jual Gabah Kering Panen (GKP) saat ini masih rendah. Hal tersebut diungkapkan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Rilau Ale, Lasbaety. “Harga jual Gabah Kering Panen (GKP) saat ini di Kecamatan Rilau Ale rendah, di bawah HPP Pemerintah, yang hanya Rp 5.400 per kg,” ujarnya, Senin 20 Januari 2025.

Sementara itu, lanjut Lasbaety, harga Gabah Kering Giling (GKG) berada di angka Rp 7.300 per kilogramnya. Meski demikian, harga tersebut sedikit lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, terutama saat terjadi cuaca buruk atau pada musim panen raya, di mana harga bisa turun hingga Rp 4.800 per kg.

Menurutnya, para petani Rilau Ale umumnya menjual hasil panen mereka langsung kepada pengepul yang datang untuk membeli gabah di sawah masing-masing. Tentu saja dengan harga di bawah HPP yang di tetapkan pemerintah. Hal tersebut membuat para petani di daerahnya berharap Bulog dapat menyerap gabah mereka supaya sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah yakni Rp 6.500  per kg.

Pemerintah telah menetapkan kenaikan HPP gabah dari Rp 6.000 per kg GKP menjadi Rp 6.500 per kg pada Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Kementerian Koordinator Bidang Pangan yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Jakarta, pada Senin (6/1/2025).

Zulkifli Hasan mengatakan keputusan tersebut merupakan tindak lanjut rapat terbatas (ratas) terkait pangan yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto pada 30 Desember 2024. "Sudah diputuskan waktu pemberlakuan HPP gabah yang beras efektif 15 Januari 2025," ujarnya.

Selain harga yang rendah, papar Lasbaety, petani di Rilau Ale juga menghadapi masalah lain yang tidak kalah penting, yakni kondisi saluran irigasi yang rusak. Banyak saluran irigasi yang tidak berfungsi dengan baik, menyebabkan distribusi air tidak merata di seluruh lahan pertanian. Akibatnya, beberapa petani mengalami kesulitan dalam memperoleh pasokan air yang cukup untuk mengelola sawah mereka.

Luas lahan sawah di wilayah Rilau Ale tercatat mencapai 320 hektar, dengan produktivitas per hektar sekitar 6,5 ton. Namun, kondisi irigasi yang buruk dapat berpotensi mengurangi hasil panen dan menghambat keberlanjutan produksi pertanian di daerah ini.

“Kami berharap pemerintah dapat segera memperhatikan masalah ini dan melakukan perbaikan terhadap sistem irigasi, sehingga para petani dapat memperoleh hasil yang optimal dan harga yang lebih stabil di masa yang akan datang,” tandasnya.

Jumat, 10 Januari 2025

Korporasi Pertanian Modern Songko Recca Digagas Upaya Untuk Berdayakan Petani di Kabupaten Bone

Bone, Teropongsulawesi.com,– Modernisasi pertanian terus menjadi prioritas dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satu langkah konkrit dalam mewujudkan visi tersebut adalah melalui Forum Group Discussion (FGD) Konsep Korporasi Pertanian Modern.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan komitmen siap memperjuangkan mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia, dengan fokus pada peningkatan produksi dan perluasan areal pertanian. “Untuk mendukung hal tersebut, perlunya modernisasi pertanian yang merupakan penerapan teknologi 4.0 di bidang pertanian menjadi salah satu terobosan peningkatan produksi dan efisiensi sistem usaha tani” tegas Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti, mengatakan SDM adalah faktor pengungkit utama dalam peningkatan produksi pertanian. “Oleh sebab itu, jika ingin memajukan pertanian majukan dulu SDM-nya. Siapa itu SDM pertanian, ya Dosen, Guru, penyuluh, petani, Poktan, Gapoktan, dan masih banyak lagi,” sebut Sant

Korporasi Pertanian Modern Songko Recca digagas untuk memberdayakan petani di Kabupaten Bone melalui pendekatan yang lebih sistematis dan terorganisir. Dengan mengusung filosofi kebersamaan yang menjadi ciri khas budaya lokal Bone, program ini menjadi model transformasi pertanian berbasis kearifan lokal yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah hasil pertanian.

BBPP Batangkaluku berperan aktif dalam memberikan pendampingan teknis, pelatihan, dan penguatan kapasitas bagi anggota korporasi Songko Recca. Kepala BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani menjelaskan bahwa pendampingan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penerapan teknologi pertanian modern, manajemen kelompok tani, hingga pemasaran hasil pertanian secara digital.

“Pendampingan ini adalah wujud nyata komitmen kami untuk mendukung transformasi pertanian di Kabupaten Bone. Korporasi Songko Recca adalah bukti bahwa petani lokal mampu beradaptasi dengan teknologi dan sistem modern tanpa meninggalkan akar budaya mereka,” ujar Jamal.

Pendampingan ini juga mencakup pelatihan penggunaan alat  mesin pertanian modern, dan teknologi pascapanen untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

FGD yang dilaksanakan di Kabupaten Bone ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, mulai dari perwakilan pemerintah daerah, Kepala BBPP Batangkaluku, petani, penyuluh pertanian, hingga pelaku usaha. Forum ini menjadi ruang diskusi strategis untuk membahas implementasi konsep korporasi pertanian modern yang bertujuan mengintegrasikan teknologi, kearifan lokal, dan manajemen berbasis profesionalisme dalam pertanian.

Konsep ini menekankan pengelolaan terintegrasi dari hulu ke hilir, mulai dari produksi, pengolahan, hingga pemasaran. Dengan model ini, petani tidak hanya berfokus pada panen, tetapi juga pada upaya meningkatkan nilai tambah produk melalui pengolahan hasil panen menjadi produk siap konsumsi.

Konsep korporasi pertanian modern adalah jawaban atas kebutuhan untuk menjadikan petani lebih mandiri dan kompetitif. Melalui FGD ini, kami ingin mengedukasi sekaligus menginspirasi petani untuk mengadopsi teknologi dan sistem kerja modern tanpa meninggalkan nilai-nilai lokal yang mereka miliki Songko Recca menjadi tonggak penting dalam perjalanan modernisasi pertanian di Kabupaten Bone. Melalui sinergi antara pemerintah, petani, dan pelaku usaha, transformasi sektor pertanian yang lebih maju, inklusif, dan berkelanjutan bukan lagi impian, tetapi sebuah kenyataan yang siap diwujudkan.

Jumat, 20 Desember 2024

Rapat Koordinasi Realisasi Brigade Swasembada Pangan di Pinrang


Pinrang, Teropongsulawesi.com, Kementerian Pertanian (Kementan) terus bergerak cepat untuk wujudkan swasembada pangan Untuk mencapai swasembada pangan, Mentan Amran menyebutkan pihaknya akan mengoptimalkan setiap potensi yang ada.

Amran menekankan pemerintah, petani, dan seluruh pihak harus bersinergi sehingga program optimasi lahan dapat diakselerasikan secara masif. Dengan begitu, hasil pertanian di dapat meningkat signifikan.

“Optimasi lahan dan teknologi pertanian menjadi kunci utama dalam meningkatkan hasil produksi. Kami membentuk brigade, mengoptimalkan lahan rawa, dan mencetak sawah baru sebagai bagian dari upaya transformasi pertanian menuju modernisasi. Kami berkomitmen untuk mengadopsi mekanisasi pada segala lini kegiatan pertanian guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Dengan langkah ini, kami berharap dapat membawa sektor pertanian Indonesia ke level yang lebih maju dan berkelanjutan,” lanjutnya.

Sementara itu Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menjelaskan fokus utama BPPSDMP adalah menghadirkan inovasi berkelanjutan yang mampu mentransformasi sektor pertanian melalui Brigade Swasembada Pangan.

“Brigade Swasembada Pangan adalah wujud nyata sinergi pemerintah, petani, dan seluruh pemangku kepentingan dalam memastikan ketahanan pangan nasional. Dengan kolaborasi yang kuat, pemanfaatan teknologi, dan pengelolaan yang berkelanjutan, kita tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian tetapi juga mewujudkan kemandirian pangan di tingkat lokal hingga nasional” Jelasnya.

Dalam upaya mempercepat pencapaian ketahanan pangan nasional, rapat koordinasi Brigade Swasembada Pangan digelar dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Kegiatan ini dihadiri oleh (Plt) Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Muhammad Taufiq Ratule, Dandim 1404/Pinrang Letkol Inf Abdullah Mahua, Kepala BBPP Batangkaluku Jamaluddin Al Afgani, Kepala BSIP Sulsel Yusuf, Kepala Dinas Kabupaten Pinrang, Kepala Loka Pengujian Standar Instrumen Tanaman Aneka Umbi Sarjoni Penyuluh Pendamping Lapangan, Brigade Swamsebada Pangan, Mentor Brigade Pangan, serta Pendamping Brigade Pangan.

Rapat koordinasi ini bertujuan untuk membahas tantangan dan strategi merealisasikan Brigade Swasembada Pangan. Salah satu poin penting yang disepakati adalah perlunya kerjasama yang terstruktur dan berkelanjutan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara pengelola Brigade Swasembada Pangan (BSP) dan petani pemilik lahan. Kamis (19/12/2024). 

Kesepakatan Strategis yang disepakati oleh semua stakeholder, Dimana Mekanisme Pengelolaan Lahan Pada musim tanam jeda (peningkatan Indeks Pertanaman), yaitu 70:30. Petani yang biasanya hanya menanam 1 kali atau IP 100 agar bisa meningkatkan ke IP 200 dan IP 300.  Lahan petani yang baru ditanami 1 kali akan dikelola oleh Brigade Pangan pada musim tanam ke -2 dan ke-3 dengan skema bagi hasil 70:30, di mana 70% hasil diberikan Kepada Brigade Pangan, dan 30% untuk petani pemilik lahan.

Untuk IP 100 (musim tanam pertama), pengelolaan lahan akan melibatkan Kerjasama Agribisnis Plus (KSA+) yaitu  penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari Brigade Swasembada Pangan sedangkan Petani penggarap tetap melakukan pengelolaan lahan sesuai dengan pola kerjasama yang sudah terbangun dengan pemilik lahan. Pada musim tanam pertama tersebut, pengelola brigade pangan tetap diharapkan berkolaborasi dengan petani penggarap atau pemilik lahan dalam proses budidaya. 

Kerjasama antara pengelola BSP dan petani pemilik lahan akan berlangsung selama minimal 5 tahun, menciptakan kesinambungan dalam produksi pangan.

Semua stakeholder yang hadir sepakat untuk mendukung implementasi program ini demi memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan adanya sinergi ini, diharapkan produksi pangan dapat meningkat secara signifikan, sejalan dengan tujuan nasional dalam memastikan ketersediaan pangan yang berkelanjutan.

Brigade Swasembada Pangan menjadi langkah konkret dalam menjawab tantangan ketahanan pangan di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah, petani, dan berbagai pihak terkait menjadi kunci sukses program ini. Dengan optimisme dan semangat gotong royong, Indonesia bergerak menuju Swasembada Pangan. 

Kamis, 19 Desember 2024

Pendampingan Brigade Swasembada Pangan di Pinrang, Kementan : Ketahanan Pangan Kunci Stabilitas Bangsa


Pinrang, Teropongsulawesi.com, Ketahanan pangan adalah kunci stabilitas bangsa. Kementerian Pertanian menegaskan pentingnya peran penyuluh dan petani dalam menjaga kemandirian pangan dan penguatan sektor pertanian.

Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan penyuluh dan para petani harus bergerak cepat mengambil bagian menjaga ketahanan pangan.

"Ingat, krisis pertanian akan menjadi krisis politik dan membuat pemerintah sulit berkembang, karena itu kita harus jaga bersama. 

"Pangan adalah senjata kita dan kedepannya kita harus menekan impor bahkan harus bisa menyetop impor dan kita harus ekspor," sambung Amran

Pernyataan tersebut sejalan dengan upaya konkret yang dilakukan Kementerian Pertanian melalui peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), yang berperan strategis sebagai motor penggerak dalam menyelesaikan tantangan di sektor pertanian sekaligus meningkatkan kemandirian petani.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti menyatakan BPP sebagai garda terdepan memajukan pertanian yang mampu menyelesaikan problematika di lapangan serta diharapkan benar-benar memberikan pelayanan kepada petani. 

“BPP memiliki banyak teknologi dan terus melakukan update informasi serta menjadi sosusi tercepat yang dialami permasalahan petani di lapangan. Seperti hama penyakit, banjir, dan lain sebagainya,” ungkapnya. 

Hal senada disampaikan Plt. Dirjen Hortikultura, Muhammad Taufiq Ratule saat meresmikan BPP Watang Sawitto dan  BPP Patampanua Kabupaten Pinrang, Kamis (19/12).

"BPP merupakan rumah kedua dari petani sehingga diharapkan sering-sering berkunjung ke BPP untuk konsultasi permasalahan yang dihadapi di lapangan," ungkap Taufiq setelah kunjungan kerja Brigade Pangan.

Perlu diketahui, proses pembangunan dan renovasi BPP Watang Sitto dan BPP Patampanua memakan waktu pengerjaan selama 4 bulan dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang berasal dari BPPSDMP.

Selain dihadiri oleh Plt. Dirjen Hortikultura, seremonial tersebut juga dihadiri Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku, Komandan Kodim 1404/Pinrang, Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Sulsel, Kepala Loka Pengujian Standar Instrumen Tanaman Aneka Umbi, dan Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Pinrang, serta penyuluh dan petani.

Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Pinrang, Andi Sinapati Rudy mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Kementerian Pertanian dan berharap kepada penyuluh agar lebih aktif memberikan penyuluhan dan mendampingi brigade swasembada pangan dan pelaku usaha lainnya.

Rabu, 11 Desember 2024

Pengambilan Ubinan Padi di Lahan UPT Kementan, Pastikan Data Valid Tingkatkan Efisiensi Budidaya Pertanian


Gowa, Teropongsulawesi.com, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan selalu mengatakan bahwa program pembangunan pertanian memiliki tujuan utama yaitu menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani.


“Kami berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian serta kesejahteraan petani di Indonesia,” ujar Menteri Amran.


Mendukung pernyataan menteri pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti menyatakan bahwa BPPSDMP berkomitmen untuk fokus mendukung swasembada pangan melalui pencetakan SDM Pertanian yang adaptif terhadap teknologi.


“Kami fokus menciptakan SDM yang siap menghadapi tantangan global dan dapat memimpin transformasi di sektor pertanian,” ungkap Santi.


Untuk mewujudkan hal tersebut, UPT Pelatihan Kementan di Sulsel, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku tidak hanya berfokus pada pengembangan kapasitas sumber daya manusia, tetapi juga aktif dalam implementasi praktek lapangan yang mendukung ketahanan pangan.


Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah melalui kerja sama strategis dengan berbagai pihak, termasuk Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gowa, guna memastikan data produktivitas pertanian yang akurat dan dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan, Rabu (11/12/2024).


Melalui pengambilan ubinan, kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang mengacu pada standar BPS, sehingga hasil yang diperoleh dapat dijadikan acuan dalam mengevaluasi keberhasilan budidaya padi.


Adapun hasil dari pada pengambilan ubinan berdasarkan data yang dikeluarkan BPS Gowa yaitu pada plot ubinan pertama dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 dengan benih pindah menggunakan pupuk organik diperkirakan menghasilkan 4 ton per hektar.


Sedangkan plot ubinan ke dua dengan sistem tanam benih langsung menggunakan pupuk organik diperkirakan menghasilkan 4 ton per hektar. Dan yang terakhir, pada plot ubinan ke tiga dengan sistem tanam pindah menggunakan pupuk organik menghasilkan 5 ton per hektar.


Hasil ubinan ini menjadi bukti nyata pentingnya pendekatan teknologi ramah lingkungan dalam budidaya padi, serta mendorong petani untuk beralih ke sistem yang lebih efisien dan berkelanjutan.


Kepala BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani dalam kegiatan panen raya pada tanggal 12/8/2024, mengatakan semua potensi-potensi dalam memupuk produksi harus dimaksimalkan. Bukan sekadar menanam melainkan bagaiamana melakukan perawatan yang baik.

Rabu, 04 Desember 2024

Upaya Tidak Lagi Impor Pangan, UPT Kementan Dukung Swasembada Pangan dan Pertanian Modern dengan Pelatihan Alsintan

Gowa, Teropongsulawesi.com, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian harus terus ditingkatkan. Terlebih saat ini, Kementerian Pertanian kembali mencanangkan agar Indonesia bisa kembali swasembada pangan, hal tersebut merupakan agenda besar Presiden Prabowo Subianto.

Sejalan dengan arahan tersebut, upaya peningkatan kualitas SDM juga memerlukan inovasi teknologi guna menarik minat generasi muda untuk terlibat aktif di sektor pertanian.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya teknologi dalam menarik minat generasi muda untuk berkarir di sektor pertanian.

"Anak muda sekarang berpikir bekerja di sawah itu identik dengan panas dan kotor. Padahal kita ingin mengenalkan alsintan (alat dan mesin pertanian) yang modern, semuanya sudah menggunakan traktor, combine, yang memudahkan petani," ungkapnya.

Oleh karena itu, dalam rangka peningkatan SDM Pertanian dan mendukung swasembada pangan, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menggelar Training of Trainer Alsintan Bagi Widyaiswara dan Pendamping Brigade Pangan yang berlangsung selama 3 hari sejak tanggal 3 sampai dengan 5 Desember 2024.

Kegiatan yang dibuka oleh Kepala BBPP Batangkaluku ini, diikuti oleh 35 peserta dengan komposisi BBPP Batangkaluku 12 orang, BBPMKP Ciawi 8 orang, BBPP Batu 6 orang, BBPP Ketindan 6 orang, Kostrad divisi infanteri 3 Julang Jagratara Pakatto 3 orang.

Kepala BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani dalam sambutannya mengatakan, Presiden Prabowo Subianto telah menekankan bahwa kita ada agenda di 2025, kita tidak lagi impor pangan, bukan hanya beras melainkan komoditas lain.

"Kita sebagai anak bangsa mempunyai harapan besar bagaimana agar pangan yang tersedia di negeri kita ini tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan internal di dalam negeri kita, tetapi ada sebuah harapan besar bahwa kita bisa juga berbagi kepada bangsa lain di masa yang akan datang," ungkap Jamal.

Masih menurutnya, sebagai negara yang dianugerahi SDA yang luar biasa, seharusnya kita dapat terus mengoptimalkan keberadaan SDA yang dimiliki dan harapan besarnya adalah ditopang oleh SDM yang juga mumpuni.

"Oleh karena itu, salah satu upaya kita dalam meningkatkan kualitas SDM adalah melaksanakan Training of Trainer sesuai dengan instruksi kepala BPPSDMP," imbuhnya.

Jamal menambahkan diperlukan penetrasi tambahan dari UPT Pelatihan untuk memback-up para pendamping brigade swasembada pangan.

Senada hal tersebut, salah satu peserta pelatihan, Binda Kharismarina Widowati menjelaskan tujuan mengikuti kegiatan ini untuk meningkatkan kompetensi dalam hal mengoperasikan alat dan mesin pertanian dalam rangka mendukung program Kementerian Pertanian yaitu Pertanian Modern.

"Mengoperasikan alsintan merupakan challenging bagi kami sebagai perempuan, namun menyenangkan saat sudah mampu mengoperasikan. Bertani dengan alsintan itu sangat memudahkan kita dalam menggarap lahan lebih efektif dan efisien," ungkap Binda Widyaiswara BBPMKP Ciawi

Hal yang sama disampaikan peserta lain Saptini Mukti Rahajeng bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat, mulai dari pengenalan, pengoperasian hingga pemeliharaan alsintan yang dibutuhkan oleh brigade pangan untuk mendukung swasembada pangan.

Adapun alat mesin pertanian yang digunakan dalam pelatihan ini yaitu, Traktor Roda 2 dan Roda 4, Combine Harvester, dan Rice Transplanter dengan pemateri yang merupakan Widyaiswara spesialis mesin pertanian dari BBPP Batangkaluku, dan praktisi.

(Red) 

© Copyright 2019 TEROPONG SULAWESI | All Right Reserved