Pertanian -->

Sabtu, 23 Maret 2024

Pacu Aktivitas Tanam, UPT Kementan Bersama Penyuluh dan Petani Bahas Pemanfaatan Sumber Air Melalui Pompanisasi

Wajo, Teropongsulawesi.com, Untuk mewujudkan upaya yang merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Pertanian tersebut, Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Dr. Ir. Muhammad Taufiq Rotule, M.Si beserta tim dari BBPP Batangkaluku yang diwakilkan oleh Ketua Tim Kelompok Program dan Evaluasi Sugeng Mulyono, S.TP., MP  beserta Tim, turun langsung melakukan kunjungan sekaligus untuk rapat berkoordinasi dengan pihak terkait pada 22 Maret 2024 di Aula Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Wajo.

Mentan Amran optimis program pompanisasi bisa memacu aktivitas tanam di musim kedua tahun ini agar berjalan lebih cepat dan maksimal. Program pompanisasi ini dikonsentrasikan untuk lahan sawah yang indeks pertanamannya (IP) masih satu (IP 100), namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun. Artinya lahan - lahan sawah tersebut hanya mampu tanam satu kali dalam setahun.

Karena itu, Amran berharap dengan program ini dapat meningkatkan indeks pertanaman yang tadinya hanya satu menjadi dua atau lebih dalam setahun. Hasil identifikasi ada sekitar 300.000 haktar (ha) lahan yang IP 100. Lahan  ini yang diangkat menjadi IP 200 atau IP 300.

"Kalau kita angkat IP nya dua kali saja dan produktivitasnya dari 4 menjadi 5 ton, berarti akan tambahan produksi ini bisa jadi potensi luar biasa. Kami akan siapkan pompa. Inilah solusi cepat untuk menangani pangan,” kata Amran..

Program pompanisasi ini dikonsentrasikan untuk lahan sawah yang indeks pertanamannya (IP) masih satu (IP 100), namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun, yang artinya lahan - lahan sawah tersebut hanya mampu tanam satu kali dalam setahun.

Karena itu, Amran berharap dengan program ini dapat meningkatkan indeks pertanaman yang tadinya hanya satu menjadi dua atau lebih dalam setahun.

Hasil identifikasi ada sekitar 300.000 haktar (ha) lahan yang IP 100, dan lahan  ini yang diangkat menjadi IP 200 atau IP 300.

"Kalau kita angkat IP nya dua kali saja dan produktivitasnya dari 4 menjadi 5 ton, berarti akan ada tambahan 1 juta ton gabah dari Jawa Tengah, ini bisa jadi potensi luar biasa, sehingga Kami akan siapkan pompa, dan inilah solusi cepat untuk menangani pangan,” kata Amran..

Amran menilai, pompanisasi dapat membantu aktivitas tanam petani di lapangan dan Petani akan lebih mudah dan cepat melakukan olah tanah dan tanam.

Kepala BPPSDMP Dedy Nursyamsi menyampaikan, Pertanian menekankan beberapa poin penting, termasuk luas tambah tanam pada lahan baku sawah eksisting, gerakan pompanisasi, optimalisasi lahan, dan tumpang sari lahan perkebunan.

Dengan dukungan sarana dan prasarana pertanian yang dikerahkan, diharapkan potensi tersebut dapat dioptimalkan.

Kegiatan Optimalisasi Lahan Rawa menjadi sorotan utama, dengan target peningkatan Indeks Produksi (IP) dari IP0 menjadi IP100, dan dari IP100 menjadi IP200.

"Kami percaya bahwa dengan adanya kerjasama antar instansi dan pemanfaatan potensi Lahan, kita dapat mencapai kedaulatan pangan yang diinginkan," ujar Dedy Nursyamsi.

Sementara itu, Dalam Rapat Koordinasi di Kabupaten Wajo ini Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Dr. Ir. Muhammad Taufiq Rotule, M.Si menambahkan bahwa "Untuk Optimalisasi Lahan (OPLA) Rawa dan konstruksi OPLA akan dipercepat sehingga dapat dilakukan penanaman pada bulan Maret.

"Survei Investigasi Desain (SID) dan konstruksi serta penanaman dapat dilakukan secara parallel di wilayah program OPLA Rawa dan ditemukan petensi penggunaan pompanisasi sehingga bisa dimasukkan pada kegiatan program pompanisasi.

"Dari potensi OPLA Rawa di kabupaten Wajo itu, seluas 3.695 ha yang terletak di 9 kecamatan, dan sudah ada yang sudah selesai proses SID, jelasnya.

"Rapat Koordinasi ini menjadi langkah strategis dalam menghadapi tantangan darurat pangan.

"Dengan optimalisasi lahan dan sinergi antarlembaga, Sulawesi Selatan dapat menjadi pionir dalam mencapai kedaulatan pangan di tingkat nasional.

Selanjutnya peserta dari rapat langsung meninjau kelapangan yang berlokasi di kecamatan Mattirotappareng yang merupakan aliran sungai yang menjadi salah satu lokasi pompanisasi air ke lahan sawah petani yang ada di kecamatan tersebut.

Nampak hadir Tenaga Ahli Menteri Kementerian Pertanian M. Arsyad, Komandan Kodim 1406/Wajo Letkol Inf Wahyu Yunus, Kepala Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Kab. Wajo Ir. Muhammad Ashar, serta Perwakilan BBWS Pompengen Jeneberang, Tim SID Universitas Hasanuddin untuk Kabupaten Wajo, Koordinator BPP Kecamatan Se-Kabupaten Wajo.

Kamis, 14 Maret 2024

Kolaborasi Program Kementan, Petani dan Penyuluh Dilatih Tingkatkan Kompetensi

Gowa, Teropongsulawesi.com, Sebagai bentuk mewujudkan ketersediaan pangan secara terus menerus, Kementerian Pertanian menginisiasi peningkatan sumber daya manusia (SDM) pertanian menjadi titik ungkit peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. 

Salah satu pilar yang mampu menyokong karena adanya Program Readsi yang  mampu menjadi salah satu program pemberdayaan yang telah dilaksanakan cukup lama dan berbagai kegiatan sudah banyak dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga tani miskin di wilayah lokasi program READSI. Selain itu, dilakukan upaya memberdayakan rumah tangga petani di pedesaan, baik secara individu maupun kelompok, dengan keterampilan, membangun rasa percaya diri dan pemanfaatan sumberdaya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian dan non-pertanian serta meningkatkan taraf hidupnya secara berkelanjutan. 

Pelatihan yang bertujuan meningkatkan kompetensi Penyuluh Pertanian di wilayah program READSI agar semakin mumpuni mendampingi petani binaannya, untuk mengingkatkan produktivitas dan produksi pertanian, diprioritaskan agar para penyuluh pertanian dapat mendorong menyiapkan petani dalam meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan mengatakan, saat ini dunia tengah menghadapi ancaman krisis pangan, sehingga upaya peningkatan produksi pangan tidak bisa dilakukan melalui langkah-langkah biasa.

"Pembenahan besar-besaran untuk meningkatkan produksi pangan strategis utamanya padi. Di antaranya dengan penggunaan teknologi, pendampingan petani melalui penyuluh pertanian," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan  pertanian ini sangat berperan penting dengan berbagai aspek  yang di antaranya terdiri dari penyuluh pertanian dan petani siap mendukung pembangunan pertanian.

"Petani harus berdaya dan hebat dengan adanya READSI ini. Bagaimana memberdayakan petani sehingga mampu mengunakan inovasi dan memelihara serta infrastruktur sehingga produktivitas meningkat dan sarana prasarana smakin lama umurnya. Karenanya, pemberdayaan harus bisa berjalan dengan baik," tuturnya.

Petani sebagai produsen pangan, diharapkan menjadi pihak pertama yang memiliki ketahanan pangan yang baik. Salah satu upaya memastikan hal tersebut, maka diperlukannya penyelenggaraan Pelatihan Food Budgeting bagi para petani di wilayah sasaran READSI.  

Sehubungan dengan hal tersebut, Program Readsi bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku sebagai salah satu UPT Pusat Pelatihan - Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melaksanakan Pelatihan Food Budgeting Bagi Penyuluh Pertanian dan Fasilitator Desa Program READSI.

Perlu diketahui Pelatihan Food Budgeting Bagi Penyuluh Pertanian dan Fasilitator Desa Program READSI di laksanakan di 5 titik lokasi program READSI yaitu BBPP Batangkaluku, BBPP Kupang, UPT Diklat Pertanian Dinas TPH Sulawesi Tengah, UPTD Balai Pengembangan SDM Sulawesi tenggara, UPT Diklat Pertanian Dinas TPH Gorontalo. 

Senin, 04 Maret 2024

54 Penyuluh Ikuti Pelatihan Penyegaran, Mentan : Faktor Kunci Keberhasilan Pembangunan Pertanian Adalah Penyuluh


Gowa, Batangkaluku, Teropongsulawesi.com- Penutupan pelatihan penyegaran bagi penyuluh pendamping READSI angkatan I dan II dilaksanakan di Aula Syekh Yusuf BBPP Batangkaluku, Senin (4/3/2024). Pelatihan yang diselenggarakan oleh READSI tersebut digelar selama 7 (Tujuh) hari dan diikuti oleh 54 orang penyuluh yang berasal dari kabupaten Luwu, Luwu Timur, dan Luwu Utara.

Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian dalam rangka mendampingi petani binaannya. Sehingga diharapkan petani mampu menyediakan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraannya.

Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa penyuluh pertanian adalah garda terdepan pembangunan pertanian.

“Penyuluh pertanian itu pelayan bagi petani Indonesia. Penyuluh juga sebagai pahlawan pangan dan garda terdepan menuju Swasembada Pangan. Penyuluh jangan mudah mengeluh, harus merubah mindset serta keluar dari zona nyaman untuk meraih kesuksesan,” ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, Kementan melalui program READSI terus melakukan peningkatkan kapasitas para petani, pendamping desa, penyuluh di seluruh pelosok tanah air.

"Penyuluh pertanian adalah salah faktor kunci keberhasilan pembangunan pertanian dalam memberikan kontribusi pembangunan pertanian," tegasnya.

ementara itu, Kepala Balai Besar Pertanian Batangkaluku yang diwakili Ketua Kelompok Program dan Evaluasi BBPP Batangkaluku, Sugeng Mulyono menyebut bahwa Program READSI telah dievaluasi oleh pusat. "Setelah dievaluasi ternyata memang ada kontribusi di daerah dalam hal peningkatan produksi pertanian," terangnya saat memberikan sambutan.

Sugeng menambahkan bahwa Menteri Pertanian menyukai orang-orang lapangan seperti penyuluh pertanian, menurutnya, Mentan Amran tidak menyukai banyak teori melainkan eksekusi di lapangan.

Masih menurut Sugeng, seluruh peserta dinyatakan lulus dan berharap agar setelah memperoleh penyegaran pelatihan, penyuluh segera berkontribusi dan mendampingi para petani sesuai dengan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang diajukan.

Selama pelatihan, peserta telah mendapatkan materi tentang persiapan panen yaitu Strategi Pertanian Cerdas Iklim Menghadapi El Nino, Pemupukan dan Nutrisi Tanaman dan Pengendalian Hama Penyakit Terpadu. Selain itu peserta juga melakukan praktek lapang dengan tema Pengendalian Hama Penyakit Terpadu, Strategi Pertanian Cerdas Iklim Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan.

Senin, 26 Februari 2024

66 Beserta Pelatihan Bio Input Petani di UPT Kementan Dinyatakan Lulus, Tingkatkan Kompetensi di Bidang Teknis

Gowa, Teropongsulawesi.com- Setelah menggelar pelatihan selama 7 (Tujuh) hari (19 - 26 Februari 2024), Pelatihan Bio Input Petani Program READSI resmi ditutup oleh Kepala BBPP Batangkaluku yang diwakili oleh Sugeng Mulyono, Ketua Kelompok Program dan Evaluasi, Senin (26/2/2024).

Bio input merupakan input pertanian yang ramah lingkungan dengan menggunakan sumberdaya yang ada di sekitar kita, oleh karena itu selama penyelenggaraan pelatihan, peserta diajarkan bagaimana cara pembuatan kompos dari limbah pertanian dan rumah tangga, teknik pembuatan eco - enzyme dari sampah organik dan teknik pembuatan bio urine dari urine ternak.

Melalui pelatihan dari Program READSI ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi petani dalam bidang teknis bio input pertanian guna meningkatkan produktivitas pertanian.

Hal ini sesuai dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi pada saat pembukaan pelatihan. Dedi menuturkan READSI merupakan salah satu program yang dinilai sukses dalam pemberdayaan petani skala kecil dan konsep READSI ini terus di-replikasi dan diperbarui untuk meningkatkan efektifitas pemberdayaan petani. Salah satu komponen penting pemberdayaan adalah penguatan kapasitas petani.

"Dengan sumber daya berupa pendapatan dan asset lainnya yang terbatas serta latar belakang pendidikan yang relatif rendah, petani mengalami kesulitan dalam menentukan posisi tawar dan memastikan keberlanjutan perbaikan taraf hidup, khususnya dalam aspek ekonomi," tuturnya. 

Sementara itu, Ketua Kelompok Program dan Evaluasi BBPP Batangkaluku, Sugeng Mulyono dalam sambutannya berharap kepada peserta agar segera mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama pelatihan.

"Pasca pelatihan, kami harap bapak/ibu segera membuat pertemuan dengan kelompok tani, mengoptimalkan lahan yang tersedia, karena 6 bulan berikutnya kami akan turun ke tempat bapak/ibu untuk meninjau hasil dari pelatihan dengan membawa Rancangan Tindak Lanjut (RTL) yang telah diajukan," terangnya.

Mewakili peserta, Ambo Ase pada saat memberikan pesan dan kesan juga berharap agar pelatihan yang diperoleh dapat bermanfaat dan diimplementasikan ketika kembali ke daerah masing-masing.

"Selain itu, ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada BBPP Batangkaluku yang telah memfasiltasi penyelenggaraan pelatihan, semoga program READSI dapat terus berkelanjutan dan membawa kebermanfaatan bagi para petani," harapnya.


Pelatihan ini diikuti oleh peserta yang berasal dari Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, dan Gorontalo, adapun jumlah keseluruhan peserta yaitu 66 orang, yang dibagi menjadi 2 angkatan terdiri dari angkatan I, 32 orang dan angkatan II, 34 orang.

Seluruh peserta dinyatakan lulus, dan di akhir acara dilakukan pelepasan tanda pengenal serta penyerahan Surat Tanda Tamat Pelatihan yang diterbitkan oleh BPPSDMP Kementan dan Sertifikat Telah Mengikuti Pelatihan yang diterbitkan oleh BBPP Batangkaluku.

Sabtu, 24 Februari 2024

Tingkatkan Kapasitas, 210 Peserta dari 5 Provinsi Ikuti Pelatihan Teknis Bio Input Yang Digelar Kementan


Jakarta, Teropongsulawesi.com, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), menggelar Pelatihan Teknis Bio Input bagi petani. 

Kegiatan yang didukung program Rural Empowerment And Agricultural Development Scalling-Up Innitiative (READSI) ini, bertujuan meningkatkan kapasitas petani dalam mengimplementasi pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan, sekaligus menggenjot produktivitas guna menjaga ketahanan dan keamanan pangan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa sektor yang paling siap membangun kehidupan Indonesia yang lebih baik sekarang dan yang akan datang adalah pertanian. Karenanya, dalam berbagai kesempatan ia terus mengimbau seluruh insan pertanian agar selalu bekerja sama menjaga ketahanan pangan. 

“Insan pertanian harus bergerak cepat mengambil bagian menjaga ketahanan pangan. Krisis pertanian akan menjadi krisis politik dan membuat pemerintah sulit berkembang, karena itu kita harus jaga bersama,” ujar Amran.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, menuturkan bahwa pembangunan pertanian kerap kali dihadapkan dengan berbagai tantangan sensitif seperti perubahan iklim, yang mengancam kerawanan pangan.  

Selain itu, tantangan lainnya ialah konversi areal budidaya menjadi non pertanian, pertumbuhan penduduk yang sejalan dengan peningkatan kebutuhan bahan pangan, eksploitasi dan degradasi sumberdaya lahan pertanian yang semuanya berperan dalam menurunkan kualitas tanah, lingkungan dan produk pertanian.

“Kelestarian sumberdaya lahan pertanian dan mutu lingkungan serta keberlanjutan sistem produksi merupakan hal yang kritikal bagi usaha ini pertanian di negara tropis, termasuk Indonesia,” ujar Dedi dalam pembukaan Pelatihan Teknis Bio Input bagi Petani, pada Sabtu (24/2/24).

Di sisi lain, lanjut Dedi, praktik usahatani yang sangat intensif juga menghalangi terjadinya proses pengembalian sisa tanaman dan bahan organik ke dalam tanah, di samping mengakibatkan terjadinya penambangan hara tanah. 

“Penggunaan sarana agrokimia yang berdosis tinggi telah mengubah keseimbangan ekosistem, mencemarkan air dan tanah, serta meningkatkan intensitas gangguan hama penyakit. Hal-hal tersebut mengancam kerberlanjutan sistem produksi pertanian,” jelasnya.

“Pertanian ramah lingkungan merupakan sistem pertanian berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan produktivitas tinggi dengan memperhatikan pasokan hara dari penggunaan bahan organik, minimalisasi ketergantungan pada pupuk anorganik, perbaikan biota tanah, pengendalian OPT berdasarkan kondisi ekologi, dan diversifikasi tanaman,” ujar Dedi.

Pembangunan pertanian diarahkan pada pencapaian ketahanan pangan sekaligus juga memperhatikan keamanan pangan. Konsep pertanian ramah lingkungan tersebut bermuara pada kualitas tanah yang mempengaruhi produktivitas tanaman dan aspek hayati lainnya; memperbaiki kualitas lingkungan dalam menetralisasi kontaminan-kontaminan dalam tanah dan produk pertanian dan kesehatan manusia yang mengkonsumsi produk pertanian,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian RI, Harvick Hasnul Qolbi, menyampaikan bahwa selama bertahun-tahun sistem pertanian yang ada selalu mengandalkan penggunaan input kimiawi yang berbahaya untuk meningkatkan hasil atau produksi pertanian.

“Peningkatan input energi seperti pupuk kimia, pestisida maupun bahan kimia lainnya dalam pertanian dengan tanpa melihat kompleksitas lingkungan di samping membutuhkan biaya usaha tani yang tinggi, juga merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan,” ujar Harvick.

Hal ini, menurut Harvick, menuntut adanya penerapan teknologi yang dapat mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah penerapan sistem pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan yaitu dengan pengelolaan sumberdaya secara efektif dari segi ekologi maupun ekonomi.

Karena itu, lanjutnya, pelatihan seperti Bio Input ini merupakan metode yang tepat, yang dapat menjangkau petani, penyuluh dan insan pertanian lainnya di seluruh Indonesia. 

“Pemahaman tentang pertanian ramah lingkungan akan diharapkan dapat menumbuhkan ‘sense of crisis’ yang memotivasi untuk merapatkan barisan menghadapi tantangan pertanian saat ini,” ujarnya.

Pelatihan Bio Input ini bertujuan meningkatkan kapsitas petani di lokasi program READSI, khususnya dalam mengimplementasi pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan, sekaligus menggenjot produktivitas guna menjaga ketahanan dan keamanan pangan.

Sebagai informasi, pelatihan ini dilaksanakan selama 7 hari, tanggal 19-26 Februari 2024 secara offline serentak di 5 (lima) lokasi yaitu BBPP Batangkaluku, BBPP Kupang, UPT Diklat Pertanian Dinas TPH, Prov. Sulteng, UPTD Balai Pengembangan SDM, Prov Sultra, dan UPT Diklat Pertanian Dinas TPH, Prov. Gorontalo.

Pelatihan ini diikuti oleh 210 orang petani yang berasal dari 13 Kabupaten di 5 Provinsi wilayah Program READSI yaitu Provinsi Sulsel, Sultra, Sulteng, Gorontalo, dan Provinsi NTT.

Senin, 19 Februari 2024

Masalah Utama Penurunan Produksi Pangan Adalah Pupuk, Kementan Beri 5 Kunci Pemupukan


Ciawi, Teropongsulawesi.com,- Hantaman elnino berdampak pada produktivitas sektor pertanian. Bergesernya masa tanam dan masa panen menyebabkan kelangkaan beras dipasaran yang menyebabkan harga beras naik secara signifikan dan mendorong harga-harga komoditas lainnya naik sehingga memicu terjadinya inflasi.

Menghadapi fenomena ini, Kementerian Petanian (Kementan) terus melakukan pembenahan besar-besaran untuk meningkatkan produksi pangan strategis utamanya padi dan jagung. Menggerakkan sumberdaya manusia (SDM) pertanian khususnya Penyuluh Pertanian, Widyaiswara, Guru dan Dosen. 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan dalam satu tahun ini pihaknya  focus menggerakkan SDM pertania untuk mendokrak produktifitas untuk menjaga ketersediaan pangan di Indonesia. 

“Kita fokus meningkatkan produksi dan produktivitas pangan Indonesia. Kita tidak sendiri ada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk mendampingi para petani di lapangan," Ujar Amran.

“Sedangkan masalah utama dalam penurunan produksi adalah pupuk, keterbatasan alsintan serta kesulitan benih. 2019-2022 swasembada kita raih 2 kali dan menurun karena El Nino, tapi saat ini kita bersinergi untuk meraih kembali swasembada,” terangnya.

"Tentunya hal ini menuntut peningkatan kinerja penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan pertanian sebagai fungsi peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pertanian melalui pendampingan efektif kepada pelaku usaha tani di lapangan”, jelas Mentan Amran.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi  saat menjadi narasumber pada Training of Trainer Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional di BBPMKP Ciawi (20/02/2024) mengatakan bahwa saat ini 10 negara sudah mengalami krisis pangan akibat dampak covid, climate change dan El Nino.

Bahkan Myanmar dan Vietnam yang merupakan negara produsen, menahan beras mereka untuk ekspor untuk memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri.

“Peningkatan produktivitas dan produksi pertanian diantaranya tersedianya sarana prasarana pertanian seperti pupuk, benih, pestisida, irigasi, asuransi selain itu petani mengerti memahami informasi teknologi pertanian. Salah satunya dengan menggunakan varietas tinggi dan yang terpenting pastikan penyuluh pertanian mendampingi petani dalam implementasi teknologi pertanian,” ujar Dedi.

Terkait pupuk,, Dedi membeberkan 5 kunci utama dalam pemupukan. 

“Kunci sukses dalam pemupukan adalah 5 T. 

"T yang pertama adalah tepat jenis,  pada saat pemupukan harus tepat menentukan jenis pupuk apa yang dibutuhkan oleh tanaman. 

"T kedua adalah tepat dosis. Tepat dosis memiliki tujuan agar dosis yang diberikan ke tanaman tidak terlalu banyak atau tidak terlalu sedikit. Jika pemberian pupuk sedikit, tanaman masih kekurangan unsur yang dibutuhkan. Jika terlalu banyak tanaman akan overdosis dan bisa menjadi toksik”, papar Dedi.

Dihadapan peserta ToT, Dedi menambahkan 3 T lainnya, yakni tepat waktu, tepat cara, dan tepat sasaran.  

"Pemberian pupuk hendaknya dilakukan dengan baik dan benar. Misalnya, disesuaikan kapan tanaman ini membutuhkan asupan lebih unsur hara. 

"Hal ini bertujuan agar tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Lokasi dan tempat penanaman pun perlu diperhatikan. 

"Contohnya, jika lokasi pemupukan terletak pada ketinggian dan kecepatan anginnya sangat besar, tidak disarankan menggunakan pupuk cair dan disemprotkan. 

"Pemupukan juga harus memperhatikan cara peletakan pupuk pada tanaman,  sebab, hal ini bisa memengaruhi hasil penyerapan pupuk pada tanaman. Dan kunci yang terakhir adalah pemupukan harus sesuai dengan ketentuan. Cara pemberian pupuk yang salah dapat membuat pupuk terbuang sia-sia ataupun tercuci oleh air dan terdenitrifikasi. 

Di akhir materi, pria yang akrab disapa Prof ini meminta seluruh peserta ToT  memasifkan informasi terkait pertanian khususnya pemanfaatan pupuk guna peningkatan produktifitas pertanian khususnya padi dan jagung.

Berlangsung 5 Hari, BBPP Batangkaluku Fasilitasi Pelatihan Penggunaan Sarpras Kementan


Gowa, Dalam rangka mendukung program YESS, Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku memfasilitasi penggunaan sarana dan prasarana bagi para peserta ToT Literasi Keuangan dan Proposal Bisnis yang diselenggarakan oleh Youth Entrepreneurship and Employment Support Service (YESS) di Aula Syech Yusuf BBPP Batangkaluku, Senin (19/2). 

Kegiatan yang berlangsung selama 5 hari (19-22 Februari 2024) tersebut dihadiri oleh 51 peserta yang berasal dari berbagai kabupaten, diantaranya Maros, Bantaeng, Gowa, Bone, dan Bulukumba. Seluruh peserta akan difasilitasi berupa ruang belajar dan asrama. 

Selain memberikan pelatihan, BBPP Batangkaluku juga menyediakan berbagai fasilitas yang dapat digunakan stakeholder untuk menunjang kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pelatihan pertanian. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa BPPSDMP bersama dengan Unit Pelaksana Teknisnya senantiasa mendukung pengembangan dan peningkatan kualitas SDM aparatur maupun non-aparatur pertanian. 

"BPPSDMP melalui BBPP Batangkaluku terus membangun sinergisitas dengan berbagai pihak, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten guna mendukung keberhasilan program Kementerian Pertanian," ujar Dedi. 

YESS merupakan salah satu program Kementan yang bekerjasama dengan IFAD (International Fund of Agriculture Development). Program tersebut dirancang guna mendukung dan meningkatkan minat generasi muda petani untuk menekuni sektor pertanian di Indonesia.

Tingkatkan SDM Melalui TOT Upaya Kementan Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung


JAKARTA, Teropongsulawesi com, – Hantaman El nino sejak Februari 2023 hingga kini  sangat mempengaruhi produksi bahan pangan. Padi dan jagung merupakan komoditas yang strategis. Tingginya permintaan masyarakat terhadap kedua komoditas ini telah mendorong kebijakan impor bila produksi dalam negeri tidak mencukupi. Dengan latar belakang inilah maka produksi padi dan jagung harus terus ditingkatkan.

Kementerian Pertanian (Kementan)  telah menerapkan pendekatan holistik yang mendukung budidaya padi dan jagung. Dukungan sarana dan prasarana ditujukan pada proses hulu sampai hilir, dari penyiapan lahan sampai pengolahan. Pada setiap proses ini, upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga terus dilakukan.

Saat ini Kementan tengah fokus meningkatkan produksi padi dan jagung nasional dalam satu tahun ke depan. Salah satunya dengan melakukan akselerasi percepatan tanam di seluruh Indonesia sebagai solusi kebijakan impor yang dilakukan akibat dampak cuaca ekstrem El Nino beberapa bulan lalu. 

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, "Kebijakan akselerasi tanam ini sangat penting kita lakukan untuk menekan impor yang dilakukan akibat dampak el nino. Hari ini kita letakan pondasinya agar ke depan kita bisa swasembada"

Sejak 2014 alokasi pupuk subsidi kurang lebih 9,5 juta ton dan mengalami penurunan di tahun 4,8 juta ton di tahun 2018 hingga kini. Penurunan ini dipengaruhi oleh kelangkaan bahan baku pupuk. Dalam rangka mempercepat masa tanam satu (MT I) yang telah berlangsung sejak Oktober 2023, Mentan Amran juga menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan petani, dari pupuk subsidi, benih gratis, hingga kemudahan menebus solar subsidi.

Mentan menambahkan Dukungan nyata pun diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menambah alokasi pupuk subsidi sebesar Rp 14 triliun 2024 atau senilai 7.2 juta ton.

Sebagai unit kerja yang memiliki tupoksi untuk meningkatkan kualitas SDM Pertanian, Maka Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan akan menggelar Training of Trainers (TOT) Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi yang akan dilaksanakan pada tanggal 20-22 Februari 2024 di BBPMKP Ciawi yang  akan dibuka langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman.

Pada acara Konferensi Pers yang dilaksanakan secara online Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP)  Dedi Nursyamsi mengatakan TOT ini akan diikuti oleh peserta 48.111 yang terdiri dari 189 widyaiswara, 253 Dosen, 63 Guru SMKPP lingkup Kementan, 24.607 Penyuluh Pertanian PNS, 12.480 Penyuluh Pertanian PPPK, 1.744 Penyuluh Pertanian THL APBN, dan 8.775 penyuluh pertanian THL BPBD (19/02/2024).

"Seluruh peserta TOT yang akan menjadi kepanjangan tangan Kementan untuk mensosialisasikan terkait kebijakan pupuk bersubsidi ini. Kita harus memastikan sarana dan prasarana ada di lapangan saat akan masuk musim tanam”.ujar Dedi

Dedi menambahkan, adanya inovasi dan penerapan teknologi yang tepat juga perlu di perhatikan. Gunakan benih, bibit yang baik serta perhatikan nutrisi untuk tanaman yakni pupuk. 

“Kita maksimalkan penggunaan pupuk  hayati, pupuk organik, pestisida hayati, bio organik. Yang terpenting adalah pemupukan harus berimbang", pesan Dedi.

Berulang kali Dedi mengingatkan bahwa penyuluh merupakan pendamping petani di lapangan. Maka penyuluh wajib hadir dalam segala kondisi petani di lapangan. Bersama petani, penyuluh harus mendongkrak produksi dan produktivitas padi dan jagung.

Diakhir acara, Dedi menjelaskan bahwa Narasumber yang dihadirkan selama TOT berlangsung merupakan para ahli  dalam  Pengelolaan Pupuk Subsidi dalam Peningkatan Produktivitas Padi dan Jagung, Mekanisme Pemanfaatan Pupuk Subsidi, Pemupukan Berimbang, Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik), dan Optimalisasi Lahan Rawa untuk Meningkatkan Produktivitas Padi dan Jagung

"TOT ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam pengelolaan pupuk subsidi dan peningkatan produksi padi dan jagung nasional dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani," tutup Dedi.

© Copyright 2019 TEROPONG SULAWESI | All Right Reserved