Pertanian -->

Kamis, 10 Juni 2021

BBPP Batangkaluku Tingkatkan Kompetensi Penyuluh dan Produksi Petani Kakao di Sulsel Sasar Wilayah Bone

Para peserta pelatihan (Ist)

Bone (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Dalam rangka meningkatkan kompetensi pengurus dan anggota kelompok tani dalam hal penyiapan benih bermutu kakao untuk mendukung peningkatan produksi tanaman kakao, maka BBPP Batangkaluku melaksanakan Pelatihan Teknis Tematik Benih Bermutu Tanaman Kakao bagi Non Aparatur Angkatan I di BPP Lappariaja, Kab. Bone yang berlangsung selama 3 (tiga) hari, mulai tanggal 10 s/d 12 Juni 2021. Pelatihan ini diikuti oleh 30 orang peserta yang merupakan pelaku usaha tani kakao yang ada di kecamatan Lappariaja.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut arahan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, yang pernah mengatakan salah satu faktor penting dalam membangun pertanian adalah SDM. "Oleh sebab itu, BPPSDMP akan terus berupaya agar skill, pengetahuan, kemampuan, juga kapasitas SDM pertanian Indonesia meningkat, baik penyuluh, petani, petani milenial, poktan maupun gapoktan," kata Dedi.

Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kab. Bone, Bpk. Ir. H. Sunardi Nurdin, M.Si, didampingi oleh Kepala BPP Lappariaja, H. Muh. Ramlan, SP, Kepala UPTD Perbenihan Tanaman Perkebunan, Andi Mahdi, SP, M.Si dan pengelola program pelatihan dari BBPP Batangkaluku, Risna Ardhayanti, STP, M.Si. Dalam sambutan dan arahannya, Bapak Kadis TPHP Kab. Bone menyampaikan bahwa Kecamatan Lappariaja merupakan salahsatu sentra tanaman kakao di Kab. Bone selain Kecamatan Bengo dan Lamuru.

"Saat ini luas tanam kakao di Kab. Bone 16.000 Ha dari luas semula 30.000 Ha. Adanya penurunan luas tanam kakao disebabkan karena adanya alih fungsi lahan kakao menjadi lahan jagung dan porang. Ini disebabkan karena tanaman kakao dianggap petani kurang menguntungkan karena produksinya yang terus menurun", katanya lagi.

Praktek lapang tanaman Kakao (Ist)

Lanjut beliau mengatakan penurunan produksi kakao disebabkan karena adanya serangan hama PBK dan banyaknya tanaman kakao yang sudah tua. Tanaman kakao yang sudah tua perlu diganti dengan tanaman kakao baru yang berasal dari klon tanaman kakao unggul. Untuk itu melalui pelatihan ini diharapkan para petani dapat terampil dalam menyiapkan benih bermutu kakao dari klon unggul dengan cara sambung pucuk.

Pak Kadis juga mengharapkan agar ilmu yang diperoleh selama pelatihan dapat ditularkan kepada anggota kelompok yang tidak memperoleh kesempatan untuk ikut pelatihan.

Pada pelatihan, para peserta memperoleh materi pelatihan yaitu 1) Penyiapan rumah pembibitan; 2) Penyiapan batang bawah untuk bibit kakao; 3) Penyambungan dengan sambung pucuk; dan 4) Penanaman bibit kakao dan pemeliharaannya, dengan tim fasilitator berasal dari praktisi / petani pelaku usaha perbenihan kakao, Penyuluh Swadaya dan petugas dari UPTD Perbenihan Tanaman Perkebunan, Dinas TPHP Kab. Bone. Metode pelatihan berupa ceramah, diskusi, simulasi dan praktek.

Salah seorang peserta pelatihan, Bpk. Damise dari Kelompok Tani Mabbulo Sepeppa, Kec. Lappariaja menyatakan sangat senang mengikuti pelatihan tekis tematik benih kakao karena banyak ilmu yang bisa diperoleh, khususnya cara menyiapkan batang bawah dan melakukan sambung pucuk. “Saya sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan sebagai peserta pelatihan karena melalui pelatihan dapat banyak pengetahuan yang diperoleh yang dapat saya terapkan di lahan kakao saya”, tutur pak Damise. (Al Aziz / Yuli N).

Sumber/Penulis : Risna Ardhayanti

Latih Penyuluh dan Petani Kakao di Bone, Cara BBPP Batangkaluku Tingkatkan Kualitas dan Produksi

 


Bone (Sulsel), Teropongsulawesi.com,- Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bone melaksanakan Pelatihan Teknis Tematik Pengendalian  Hama Dan Penyakit Tanaman Kakao Bagi Aparatur bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Lamuru.

Pelatihan yang direncanakan berlangsung selama 3 hari dari tanggal 10 hingga 12 Juni 2021 ini diikuti 30 orang Penyuluh Pertanian yang berasal dari 7 Kecamatan.  Mewakili Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bone, pelatihan dibuka secara resmi oleh Akifah Akhsa, SP, M.Si yang merupakan Kepala UPT Penyuluhan Pertanian. Kamis. 10/06/2021.

Dalam arahannya sebelum membuka pelatihan, beliau mengungkapkan bahwa apabila terjadi penurunan produksi dan produktivitas suatu komoditas pertanian pada tingkatan pelaku utama, maka yang akan disoroti kinerjanya adalah Penyuluh Pertanian, maka penyuluh harus bekerja keras menjalankan tugas pokok dan fungsinya khususnya dalam menderaskan diseminasi teknologi. 

Untuk itu, para penyuluh harus senantiasa secara giat dalam meningkatkan kapasitas kompetensinya baik melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan formal maupun memperbanyak demplot dan demfarm. 

Beliau berharap bahwa peserta berperan aktif dalam proses pembelajaran agar terjadi pertukaran informasi, pengembangan dan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam teknis budidaya kakao khususnya pengendalian hama dan penyakit.



Peserta juga diharapkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas penyuluhan dan kunjungan ke kelompok tani agar dapat memandu petani untuk meningkatkan produksi kakao dan secara umum meningkatkan kesejahteraan petani. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, mengingatkan bahwa sektor pertanian membutuhkan sosok penyuluh yang pintar, gesit dan cerdas karena problem pertanian makin kompleks. "Penyuluh itu sahabatnya petani. Penyuluh yang pintar akan mentransfer ilmu ke petani. Kalau petani pintar, berarti dia mampu mengatasi hama dan penyakit pada tanaman serta mampu meningkatkan produktivitasnya. Keberhasilan pertanian adalah meningkatkan produktivitas, yang bisa tercapai kalau penyuluhnya pintar," kata Dedi Nursyamsi. 

Hal ini sejalan dengan instruksi dan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa hama dan penyakit memicu kerusakan tanaman, akibatnya produktivitas menurun hingga gagal panen. Mentan pernah menyatakan hama dan penyakit perlu dikendalikan apabila populasinya di lahan melampaui ambang ekonomi.

Saat pembukaan pelatihan tampak hadir Kepala BPP Lamuru, Tim Fasilitator, dan seluruh panitia. Dihari yang sama juga dilaksanakan Pelatihan Teknis Tematik Benih Bermutu Tanaman Kakao Bagi Non Aparatur Angkatan I bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Lappariaja dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang. (Al-Aziz/Yuli N).

Tidak Cukup Jadi petani Berorientasi Agroproduksi, BBPP Batangkaluku Latih Petani dan Penyuluh di Luwu

 

 Para peserta pelatihan Tematik dari Penyuluh dan Petani. (Ist)


Luwu (Sulsel), Teropongsulawesi.com,- Food Estate merupakan salah satu program pemerintah yang digenjot Menteri Pertanian dengan berharap dapat mengembangkan seluruh komoditas pertanian dengan skala luas, yang merupakan upaya terobosan peningkatan produksi pangan dan stok cadangan pangan nasional, terutama mengantisipasi dampak pandemi COVID-19.

Food Estate akan menjadi sentra ekonomi baru di wilayah pengembangannya. Aktivitas pertanian dilakukan komprehensif dengan basis korporasi. Komoditasnya sangat beragam dengan value ekonomi besar. Intinya, Food Estate akan terus mendongkrak perekonomian masyarakat selain lumbung pangan nasional,” ungkap Menteri Syahrul Yasin Limpo

Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai inovasi dan upaya guna meningkatkan produktivitas petani, salah satunya menyiapkan sumber daya manusia melalui kegiatan pelatihan.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menggelar pelatihan dalam rangka mendukung program tersebut. Pelatihan Teknis Tematik Penanganan Panen dan Pasca Panen Tanaman Padi yang berlokasi di BPP Walenrang Timur dan Pelatihan Teknis Tematik Benih Bermutu Tanaman Jagung di BPP Ponrang Kabupaten Luwu. Kamis. 10/06/2021.

Kepala Dinas Pertanian Kab. Luwu dalam hal ini diwakili oleh Koordinator penyuluh Kabupaten, Abd. Kahar, saat menghadiri kegiatan ini berpesan agar dengan adanya pelatihan ini semoga petani kita lebih profesional dan mempunyai kompetensi dikarenakan harus tampil beda antara petani yang ikut pelatihan dengan yang tidak ikut pelatihan. Kita juga harus menjadi petani yang berorientasi agribisnis, pertama agroinput, agroproduksi, agroindustri, dan agroniaga. Dari dulu hingga kini petani hanya menjalankan satu subsistem saja yakni agroproduksi padahal manfaat dari subsistem lainnya jauh lebih mendapatkan hasil yang lebih. Oleh karena itu melalui pelatihan ini peserta memahami materi yang disampaikan oleh fasilitator sehingga ilmunya tertransfer dengan baik sehingga peserta mendapatkan nilai tambah dalam pengolahan hasil dimanapun mereka berada.

Selama kegiatan yang berlangsung tiga hari kedepan yakni 10 – 12 Juni seluruh peserta diwajibkan untuk menaati protokol kesehatan.

Adapun Salah satu peserta pelatihan Alfian dari Kec. Ponrang dengan yang mengikuti kegiatan Pelatihan Teknis Tematik Benih Bermutu Tanaman Jagung menyampaikan sangat berterima kasih atas adanya kegiatan ini. Beliau sangat mendukung dan merasa terbantu dalam pemilihan benih dan pengaplikasian nanti di lapangan dan harapan nya ilmu yang diperoleh dapat diajarkan kepada kelompok tani binaanya. (Al-Aziz/Yuli N).

Jumat, 04 Juni 2021

Pelatihan Mengenal Unsur Hara Tanaman Cara Efektif Petani Tingkatkan Produksi

Para peserta pelatihan teknis tematik analisi kebutuhan hara tanaman padi bagi Non Aparatur angkatan I dan II (Ist)

Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Pelatihan Teknis Tematik Analisis Kebutuhan Hara Tanaman Padi Bagi Non Aparatur Angkatan I dan II dilaksanakan secara serentak di dua lokasi yaitu BPP Barembeng dan BPP Limbung, pelatihan ini berlangsung selama 3 hari efektif dari tanggal 04 sampai 06 Juni 2021, diikuti sebanyak 60 orang peserta yang diselenggarakan oleh BBPP Batangkaluku.

Pelatihan ini merupakan pengenalan konsep analisis unsur hara tanah dan tanaman secara cepat. Dengan pelatihan ini, peserta bisa memberikan pemupukan yang sesuai dengan kondisi tanah dan tanaman yang ada di lahan.
Sebagai informasi, PUTS adalah Perangkat Uji Tanah Sawah yang digunakan khusus untuk menentukan rekomendasi pemupukan pada lahan sawah.

Adapun PUTK adalah Perangkat Uji Tanah Kering yang digunakan khusus untuk menentukan rekomendasi pemupukan pada lahan kering, misalnya kebun, dan tegalan. Sedangkan BWD adalah Bagan Warna Daun yang digunakan untuk menentukan rekomendasi pemupukan pada tanaman padi dengan menilai warna daun.

Tujuan Kegiatan untuk meningkatkan kompetensi petani dan kelompok tani dalam hal menganalisis kebutuhan unsur hara sesuai dengan rekomendasi pemupukan berimbang tanaman padi ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Sugeng Priyanto.

Semangat para peserta mengikuti pelatihan (Ist).

Dalam arahannya beliau menyampaikan untuk menuju pertanian modern yang merupakan Instruksi dari Menteri Pertanian dimana pertanian modern salah satunya petani yang mandiri dan tidak mengharapkan subsidi dari pemerintah. Peningkatan produksi mendukung kesejahteraan pertanian 30% memberikan konstribusi terhadap pemerintah Gowa. Diharapkan juga melalui kegiatan ini petani dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia untuk meningkatkan produksi.

Peserta pelatihan, Abdul Salam Rumpa menyampaikan sangat berterimakasih atas adanya kegiatan ini, karena sangat mendukung dan membantu petani dalam pengaplikasian di lapangan dan harapannya melalui pelatihan analisis unsur hara tanah dan tanaman secara cepat diharapkan bisa membantu pengguna lahan terutama petani semakin bijak dalam pemberian pupuk berimbang dan secara tidak langsung mencegah kerusakan lahan akibat pemupukan berlebih.

Sebelumnya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi sempat mengatakan, pemupukan berimbang kini tengah menjadi fokus kebijakan nasional."Kata kuncinya adalah keseimbangan hara di dalam tanah. Dengan begitu tanaman akan menyerap unsur hara secara efektif, sehingga pertumbuhan produktivitas dan produksi tanaman akan maksimal. Gunakan pupuk seperlunya saja, jangan berlebihan," tegas Dedi. (Al-Aziz/Yuli N).

Perkuat SDM Pertanian, Kementan Latih Penyuluh Pengendalian Hama Penyakit pada Bawang Merah

Pelaksanaan pelatihan di BPP Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone (Ist).

Bone (Sulsel), Teropongsulawesi.com,- BBPP Batangkaluku melaksanakan kegiatan Pelatihan Tematik Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Bawang Merah bagi Aparatur Angakatan I yang dilaksanakan di BPP Barebbo Kabupaten Bone. Jumat (4/6/2021).

Dalam kegiatan pelatihan ini para peserta berasal dari wilayah kerja pengembangan sentra produksi Tanaman Hortikultura Bawang Merah yang dikuti sebnayak 30 orang peserta Penyuluh Pertanian yang berasal dari BPP Ajangale, BPP Tanete Riattang Barat, BPP Palakka, BPP Amali, BPP Ulaweng dan BPP Tanete Riattang.

Kegiatan Pelatihan Tematik Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Bawang Merah salah satu upaya menjawab permasalahan dilapangan sehingga peningkatan kesejahteraan petani bawang merah dan mampu meningkatkan produksi serta meningkatkan kesejahteraan pendapatan para petani dimasa pandemi covid 19.

Ini sejalan dengan program pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi nasional sebagai mana kita ketahui bersama sektor Pertanian mampu bertahan dan tumbuh positif.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementan terbukti mampu bertahan dari krisis ekonomi yang melambat akibat pandemi COVID-19. Sektor pertanian mampu mengangkat ekonomi nasional karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang menjanjikan serta sumber daya manusia yang banyak. Terlebih lagi masih banyak bahan pangan yang belum diolah secara maksimal.

"Sektor pertanian bersentuhan langsung dengan kebutuhan dasar dan kebutuhan primer yang tidak pernah putus. Ini menjadi faktor penting tumbuhnya pertanian di tengah krisis apa pun," ujar Syahrul.

Komoditas unggulan ini sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional. Komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi.

Namun tentunya beberapa kendala yang kerap di hadapi petani, salah satu adalah adanya serangan Hama dan Penyakit yang menyerang tanaman bawang merah cukup beragam, sehingga dalam pengendalian dan pengamanan tanaman bawang merah dari serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) bukan pekerjaan yang mudah. Di samping itu, ketersediaan informasi, ilmu dan teknologi tentang OPT pada tanaman bawang merah dan pengendaliannya hingga saat ini sangat terbatas dan ini salah satu hal penting yang perlu mendapat perhatian.

Terlaksananya pelatihan ini tentunya sangat membantu dalam hal tersebut, selain dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang bawang merah juga meningkatkan kompetensi penyuluh dalam pengendalian hama penyakit pada bawang merah. Dengan bekal pengetahuan yanh diperoleh, peserta dalam hal ini penyuluh dapat menerapkan ke petani diwilayahkerjanya masing-masing.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bone memberikan apresiasi yang tinggi pada pemerintah khususnya Kementerian Pertanian atas terselenggaranya pelatihan teknis tersebut.

Suwardi Nurdin, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bone meminta kepada seluruh jajaran Pertanian terutama penyuluh agar mengikuti kegiantan ini dengan serius sehingga nantinya akan mampu bersama sama menjawab permasalahan dilapangan oleh karena itu Pelatihan ini penting untuk meningkatkan pengetahuan, ketermapilan, dan wawasan.

“Penyuluh Pertanian harus mampu merubah pola pikir petani tidak hannya sebatas produktifitas luas lahan tapi bagaimana meningkatkan produksi adapun Maslah yang sering terjadi dalam bercocok tanam bawang merah yaitu Hama dan Penyakit Tanaman, pemilihan Varietas dan pengolahan lahan”, tegas Kadis. (Al AzIz / Yuli N)

Sumber : Sumarlin / Syafruddin

Senin, 31 Mei 2021

Bupati Bulukumba Temui Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo

 

Bupati Bulukumba Sulsel bersama Mentan Syahrul Yasin Limpo (Foto Istimewa).


Jakarta, Teropongsulawesi.com,- Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf bersama Wakil Bupati Bulukumba, Andi Edy Manaf melakukan pertemuan dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) guna membahas pembangunan sektor pertanian Bulukumba yang lebih maju dan modern dari hulu ke hilir sehingga mampu melakukan langsung ekspor pangan, Senin(31/5/21). Oleh karena itu, selain mendorong peningkatan produksi, juga memacu hadirnya industri pengolahan pangan dan peluang pasar ekspor. 

“Alhamdulliah, Pak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sangat mensupportnya. Seperti yang kita ketahui  hanya pertanian yang bisa bertahan dikondisi pandemik seperti sekarang dan Bulukumba masih positif akan pertumbuhan ekonominya. Lahan pertaniannya sangat bagus, menjanjikan, sangat subur,” kata Muchtar usai melakukan audiensi dengan Mentan SYL di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan).

Pria yang akrab disapa Andi Utta ini menjelaskan dalam peningkatan produktivitas, Mentan SYL dukungan penuh salah satunya benih unggul yang akan ditanam para petani dan akan dikembangkan pada daerah-daerah yang sudah dipetakan sehingga lokasi lahan dapat disesuaikan dengan pengembangan setiap komoditas. Dalam waktu dekat, Mentan SYL segera menurunkan tim Kementan guna melakukan aksi cepat di lapangan yang tentunya merupakan langkah kongkret.

“Nanti Kementan turunkan tim ke Bulukumba untuk melihat dan memetakan wilayah dengan bibit yang seperti apa yang cocok untuk di beberapa tempat, di beberapa kecamatan masing-masing dengan lain komoditi tentunya,” jelasnya.


Selain itu, Andi Utta juga menjamin untuk tidak terjadinya kelangkaan pupuk yang banyak dikeluhkan petani dari tahun ke tahun. Sebab sudah menerapan sistem penginputaan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) berbasis elektronik.

“Alhamdulillah Pak Mentan menaruh perhatian ke Bulukumba dan kami sangat disupport,” terangnya.

Lebih lanjut Andi Utta mengatakan akan mulai fokus mengembangkan potensi buah lokal yang sangat berpotensi untuk diekspor. Ia menyayangkan bahwa selama ini banyak potensi pertanian yang dihasilkan oleh petani Bulukumba namun dikenal sebagai hasil pertanian dari daerah lain. 

“Kita punya yakni kopi Toraja itu aslinya dari Bulukumba, ada arabika, robusta dari sana. Petaninya jual ke Toraja sehingga yang dikenal kopi Toraja padahal kopinya dari Bulukumba. Kenapa? Karena mereka sudah berani brand. Ini kedepan yang akan kita kerjakan yakni petik , olah, Jual sehingga nilainya naik. Petani jual dengan harga tinggi dan ada tambahan pendapatan bagi daerah juga,” ucapnya.

“Pak Menteri Pertanian sangat mendukung bagaimana pembangunan pertanian Bulukumba maju dari hulu ke hilir, terkoneksi antara dengan pasar dan pembiayaan. Kementerian Pertanian siap mensupport peningkatan prasarana dan sarana pertanian. Pak Menteri Pertanian siap membantu peningkatan KUR di Bulukumba dan kami juga di tingkat daerah tentu siap mempermudah petani untuk mengakses KUR,” tambah Andi Utta. (Red/YH).

Selasa, 25 Mei 2021

Pelatihan Dasar Adalah Wajib Bagi ASN Fungsional Penyuluh Pertanian

Para peserta pelatihan di BBPP Batangkaluku (Foto Istimewa)

Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Sebanyak 53 orang peserta yang berasal dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan Maluku mengikuti pelatihan Fungsional Alih Kelompok dan Pelatihan Fungsional Dasar bagi Penyuluh Pertanian Ahli yang dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku mulai Senin tanggal 24 hingga 7 Juli 2021. Selasa. 25/05.

Pelatihan ini adalah upaya mempercepat terwujudnya SDM yang professional dan kompeten dilakukan melalui kegiatan pelatihan terstruktur dan terprogram. Untuk menjamin mutu penyuluh dan peningkatan profesionalisme demi mencapai tujuan pertanian tersebut maka dibutuhkan sosok penyuluh yang pintar, gesit, dan cerdas, karena problem sektor ini makin kompleks. “Jadilah penyuluh yang luar biasa karena tugas penyuluh dalam peningkatan produksi bukan tugas yang biasa” ujar Dedi Nursyamsi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).



Fitriani, Koordinator Program dan Evaluasi menjelaskan bahwa pelatihan ini wajib sebagai ASN yang menduduki jabatan fungsional penyuluh pertanian. Saat ini penyuluh dituntut untuk bekerja lebih professional, kreatif, inovatif, dan responsif. Artinya di lapangan nanti penyuluh mampu memecahkan permasalahan di lapangan sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki.

Baik itu dari segi pengetahuan, teknologi, metodologi hingga substansi teknis sesuai dengan potensi wilayahnya masing-masing.

Tuntutan penyuluh selanjutnya yaitu meneruskan program – program Kementerian Pertanian hingga program unggulan BPPSDMP demi peningkatan produksi. Penyuluhpun harus mengikuti perkembangan teknologi di era 4.0 sehingga menjadi penyuluh yang milenial, bukan lagi kolonial.

Hal ini senada kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, bahwa saat ini generasi muda/milenial adalah penentu kemajuan pembangunan pertanian dengan kemampuannya untuk membuat perubahan serta mengadopsi inovasi dan teknologi baru. Kita meyakini tongkat estafet pembangunan pertanian ada pada pundak mereka.

Tidak lupa juga beliau terus menghimbau untuk seluruh peserta untuk tetap melaksanakan protokol pencegahan penyebaran COVID-19 walaupun beberapa dari kita telah divaksin.

"Vaksin ini merupakan salah satu upaya kita untuk memutus rantai penyebarannya tapi tetap ingat 3M yaitu Menjaga Jarak/Jauhi Kerumunan, Mencuci tangan dan Menggunakan Masker selama berada di lingkungan BBPP Batangkaluku, tutup koordinator program dan kerjasama", jelas Fitriani. (Al Aziz / Yuli N)

Jumat, 21 Mei 2021

Kapasitas dan Kemampuan Penyuluh Pendamping READSI Terus Ditingkatkan Melalui Pelatihan

Para peserta pelatihan penyegaran penyuluh pertanian (Foto Istimewa)

Teropongsulawesi.com,+Penyuluh pertanian sebagai salah satu komponen/unsur pendamping pada program READSI mempunyai tugas untuk memfasilitasi petani dalam mengidentifikasi komoditas yang akan di prioritaskan, penguatan kelompok tani, pembelajaran bagi petani dan pelaporan. Oleh sebab itu penyuluh harus memiliki kualitas sumber daya yang handal, mandiri dalam bekerja, professional serta berwawasan global.

Demi mancapai tujuan pertanian itu sebanyak 54 penyuluh yang berasal dari tiga kabupaten yaitu Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur dilatih untuk penyegaran Teknologi Informasi dan Manajemen Kostratani Program READSI bekerjasama dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Perkebunan yang berlangsung dari tanggal 20 – 27 Mei 2021. Jumat. 21/05.

Kepala BBPP Batangkaluku Dr.Sabir, S.Pt, MP (Foto Istimewa)

“Dalam pengoptimalan peran dan fungsi pengelolaan pendampingan program READ-SI, diharapkan agar seluruh peserta kembali segar dan semangat meningkat sehingga tujuan dari program ini dapat terwujud khususnya di Sulawesi Selatan”, Ungkap Kepala BBPP Batangkaluku, Sabir.

Beliau juga tidak lupa  terus menghimbau kepada seluruh peserta untuk tetap melaksanakan protokol pencegahan penyebaran COVID-19 walaupun beberapa dari kita telah divaksin.

 “Vaksin ini merupakan salahsatu upaya kita untuk memutus rantai penyebarannya tapi tetap ingat 3M yaitu Menjaga Jarak/Jauhi Kerumunan, Mencuci tangan dan Menggunakan Masker”, tegasnya.


A. Ardinn Tjaco, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Prov. Sulawesi Selatan saat membuka pelatihan ini, mengatakan bahwa saat ini kita menjadi peringkat 4 penghasil beras dengan hasil gabah kira-kira 5,1 juta ton. Sebagai salah satu penghasil beras terbesar ini kita juga harus mampu mempelajari iklim dengan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang ada. Teknologi ini harus kita kuasai karena fenomena ini berpengaruh terhadap pertanian di Indonesia. 

Ardin berharap kepada seluruh peserta agar mereka fokus, belajar itu tidak harus dari diri sendiri bisa juga dari kesalahan orang lain. Metode ambil, tiru dan modifikasi juga bisa menjadi soulsi belajar demi kemajuan bersama dan keluar nanti kalian harus diakui sebagai penyuluh pendamping yang kompeten, ungkapnya.

Kadis Ketahanan Pangan provinsi Sulawesi Selatan (Foto Istimewa)

“Salah satu tujuan pelatihan ini adalah peningkatan Kapasatityas building, dimana meningkatkan kemampuan daripada para pendamping ini untuk bisa melakukan kegiatan perbenihan pada khususnya. Padi yang kita hasilkan itu bisa menghasilkan benih padi yang betul-betul bermutu yang bisa dinikmati oleh petani-petani kita di Sulawesi Selatan.  Bukan hanya padi Tetapi lebih kedepannya bagaimana juga kita bisa meningkatkan dan mengembalikan kejayaan khususnya tanaman kakao di Sulawesi Selatan, tutupnya.

Pada pembukaan pelatihan ini turut hadir juga Kelapa UPT Pelatihan Sumber Daya Manusia Pertanian Dinas Tanaman Pangan Hortikulutra dan Perkebunan Sulawesi Selatan, Asninda SP, MP dan Ir. Alauddin Sukri, MP Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kab. Luwu Utara. (Al-Aziz/Yuli N).
© Copyright 2019 TEROPONG SULAWESI | All Right Reserved