Pertanian -->

Selasa, 23 November 2021

Mentan Syahrul Yasin Limpo Bersama Presiden Jokowi Tanam Jagung di Sulsel


Jeneponto, Teropongsulawesi.com,- Presiden Jokowi bersama menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menanam jagung bersama para petani di Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, Selasa, 23 November 2021.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi mengendarai traktor untuk menanam benih jagung.

"Tadi cara, saya juga baru, hari ini saya bisa pegang traktor dan juga sangat mudah sekali. Saya tadi diajari sebentar oleh Pak Menteri Pertanian," ujar Presiden Jokowi selepas menjajal traktor.

Presiden Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 13.38 WITA dengan didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan disambut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Usai meninjau panel, Presiden langsung menuju lahan pertanian bersama sejumlah petani.

Presiden Jokowi pun mulai mendorong alat tanam jagung atau corn planter dan diikuti oleh para petani secara serentak. Uniknya, usai menanam benih jagung sepanjang kurang lebih 100 meter, Presiden menaiki traktor yang telah terparkir di lokasi.

"Tadi kan kita melakukan penanaman dengan planter untuk khusus jagung tapi juga tadi saya mencoba untuk penanaman dengan traktor yang di belakangnya ada planter-nya," ujar Presiden Jokowi.

Traktor berwarna hijau pun melaju perlahan di hamparan lahan. Bersama Menteri Pertanian, Presiden berkeliling satu putaran lahan.

Kepala Negara memandang, pemanfaatan alat mekanis pertanian seperti traktor dibutuhkan jika lahan garapan para petani sangat luas sehingga penanaman bisa lebih efektif.

"Saya kira dua-duanya baik tetapi kalau dalam hamparan yang sangat luas memang yang paling cepat adalah memakai traktor, cepat sekali. Saya kira mekanisasi seperti ini juga perlu dikenalkan kepada seluruh petani agar penggunaan alat-alat semiberat seperti ini bisa juga dilakukan," Pungkasnya. (Al-Aziz/Yuli N).

Minggu, 14 November 2021

Mentan SYL : Menjadi Petani Itu Hebat dan Tidak Miskin


Papua, Teropongsulawesi.com,- Penguatan kapasitas SDM pertanian di wilayah Papua dan Papua Barat digencarkan oleh Kementerian Pertanian. Melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan melaksanakan pelatihan bagi petani milenial di Papua dan Papua Barat, 15-23 November 2021

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung ketersediaan pangan ini, melibatkan 20 Kabupaten/Kota di Papua dan 18 Kabupaten/Kota di Papua Barat, dengan jumlah peserta lebih dari 1.200 orang

Di Provinsi Papua, pelatihan dilangsungkan di BPTP Papua, BLP Sentani, BPP Sidori, Dishut Biak, Ditan Merauke, Distan Nabire, Polbangtan Merauke, BPP Semangga, Balai Kampung Domande, Diperta, SMK Eca, dan Diperta Yapen.

Sementara di Papua Barat, pelatihan dipusatkan di Polbangtan Manokwari, Dinas Pertanian Kab. Pegaf, Dinas Pertanian Kab. Telbin, Dinas Pertanian Kab. Sorong, Dinas Pertanian Kab. Fakfak dan Dinas Pertanian Kab. Tambrauw.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan Pelatihan Bagi Petani Milenial di Papua Dan Papua Barat Mendukung Ketersediaan Pangan ini luar biasa, apalagi Papua didukung memiliki bumi yang subur.

"Jika kita semua bergerak, maka ketersediaan pangan akan bisa dipenuhi. Namun, kita berharap petani milenial bisa menjadi yang terdepan dalam hal itu. Papua punya bumi yang subur, manfaatkan itu untuk pertanian”, katanya.


Mentan SYL juga menitipkan kepada Gubernur dan Kepala Daerah di Papua dan Papua Barat beserta jajaran untuk lebih memperhatikan Petani Milenial. Dan menegaskan pelatihan ini adalah ‘connecting’ menjadi anak negeri dan pejuang. Satu bulan kita lakukan agenda ‘mixing’, tunjukan hasilnya. Semua Jajaran harus perhatikan anak-anak milenial yang kini menjadi anak-anak Kementan untuk membangun pertanian Papua dan Papua Barat.

“Ini anak-anak saya dan tidak boleh gagal. Ini momentum untuk connecting dan selanjutnya adalah mixing dengan program pertanian lainnya.

"Kalian pejuang kemanusiaan, kalau mau bangun Papua olah pertaniannya, kalian bertanilah dan bangun pertaniannya di tanah Papua ini. Tugas kalian buktikan itu”, tegasnya.


Menurutnya selama pandemi covid-19 bahkan dalam kondisi krisis sekalipun pertumbuhan PDB pertanian yang naik 16.24%, sedangkan ekspor meningkat 15.79% di tahun 2020. Bahkan hingga tahun 2021 meningkat sampai 47, 96%. Sementara Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) meningkat sebesar 105,58 dan Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 105,68.

“Ini artinya pertanian mempunyai peluang besar yang bisa dimanfaatkan. Bertani tidak akan miskin, menjadi Petani itu hebat, dan petani milenial itu luar biasa. Dan Petani harus tangguh, kendalikan alam, produksi pangan untuk kehidupan tambahnya”, tambahnya.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, menjelaskan jika pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi (pengetahuan, keterampilan / keahlian dan sikap) petani milenial.

"Khususnya untuk meningkatkan kompetensi petani milenial Papua dan Papua Barat dalam mendukung ketersediaan pangan," katanya.

Dedi menambahkan, pelatihan ini dilaksanakan dengan metode On the Job Training (OJT).

"Yaitu, metode pelatihan yang mengajarkan pengetahuan, keterampilan, kompetensi yang diperlukan oleh penyuluh dan petani langsung di lokasi usaha tani," jelasnya.

Dijelaskannya, materi yang akan disampaikan dalam pelatihan ini antara lain On Farm, Off Farm, Teknologi Pertanian, dan Ekspor, yang disesuaikan dengan kebutuhan dari peserta.

Selain itu ada juga mengenai budidaya, dan kredit usaha rakyat (KUR) agar mereka bisa mengembangkan usahanya dengan bantuan KUR.

"Materi-materi tersebut diharapkan dapat menjadi bekal bagi para petani milenial dalam mendesain dan mempromosikan produk unggulan yang dimilikinya, sehingga mampu bersaing dan berkembang di masa yang akan datang," katanya.

Dedi menambahkan, materi akan disampaikan oleh fasilitator yang kompeten di bidangnya, baik dari Widyaiswara, Dosen, Penyuluh, dan Praktisi.

Sedangkan Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar menyampaikan bahwa momentum ini akan di manfaatkan sebaik-baiknya oleh milenial di Papua dan Papua Barat.

“Kami akan mendorong milenial Papua dan Papua Barat untuk berbisnis pertanian terutama dalam komoditas ekspor seperti kopi dan kelapa sawit”, ujar Billy. (Al-Aziz/Yuli N).

Selasa, 28 September 2021

Cara Capai Tujuan Pertanian, Dengan SDM Pertanian yang Handal


Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Program READSI merupakan salah satu Program Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian yang mendukung terwujudnya visi pembangunan pertanian yaitu tercapainya kedaulatan pangan dan meningkatnya kesejahteraan petani.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nurysamsi dalam arahannya mengatakan Penyuluh pertanian dan Fasilitator desa harus mandiri serta modern dalam menjawab tantangan demi mendukung pembangunan pertanian seperti mampu meningkatkan stok pangan bagi seluruh negeri, meningkatkan kesejahteraan petani hingga ekspor.

Pertumbuhan pertanian masih tumbuh 16,4% ini meningkat karena kerja keras para penyuluh dan petani. Dimana ujuan pertanian saat ini yakni mencukupi kebutuhan pangan bagi 273 juta jiwa, meningkatkan kesejahteraan petani, dan ekspor. Ini semua dapat terwujud apabila provitas pertanian kita meningkat. Produktivitas, Kualitas dan Kontinuitas tidak kalah penting.


Sumberdaya Manusia Pertanian yang handal dapat mewujudkan itu semua.

Dalam upaya mencapai tujuan pertanian tersebut Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menyelenggarakan Training of Trainer Literasi Keuangan Angkatan V yang berlangsung dari tanggal 27 September s/d 01 Oktober 2021.

Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku diharapkan agar peserta yang merupakan penyuluh dan fasilitator desa nantinya dapat melakukan training kepada para petani untuk menerapkan apa yang telah diterima dari fasilitator sudah kompeten utamanya dalam bidang pencatatan usaha dan pengelolaan keuangan.

Pelatihan ini juga sebagai wujud dukungan terhadap pentingnya mecapai tujuan pertanian agar meningkatkan pendapatan di sektor pertanian sehingga taraf hidup juga meningkat secara berkelanjutan. Sebanyak 35 peserta yang berasal dari Kolaka Utara mengikuti kegiatan pelatihan ini secara offline di BBPP Batangkaluku dengan tetap menaati prosedur Kesehatan yaitu menggunakan masker, menjaga jarak dan rutin mencuci tangan di tempat yang telah di sediakan agar pelatihan ini berjalan lancar dan baik hingga akhir kegiatan. (Al-Aziz/Yuli N).

Senin, 13 September 2021

Petani Soppeng Kini Tidak Kalah Dalam Pengelolaan Keuangan


Soppeng (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) bagi kelompok tani tingkat dasar IPDMIP Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2021, berlangsung di empat BPP Kabupaten Soppeng. Senin (13/9).

Untuk meningkatkan kemampuan petani Kab. Soppeng, khususnya dalam mengelola keuangan, Kementerian Pertanian menggelar Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) disejumlah BPP wilayah Kabupaten Soppeng.

Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) merupakan salah satu program pelatihan yang mengintegrasikan kebutuhan akan pentingnya literasi dan pembelajaran keuangan bagi petani melalui pembinaan yang berkelanjutan dari penyuluh pertanian yang bertugas di wilayah yang bersangkutan.


Pelatihan ini sebagai wujud perubahan ekonomi global yang menuntut pentingnya pencatatan, analisis dan pengelolaan keuangan yang berbasis pada data sehingga manajemen terbaik untuk keuangan yang didasari pada pondasi kesadaran, ketrampilan, perilaku dan sikap dalam pengambilan keputusan individu agar tercapai keuangan yang sejahtera menjadi pintu utama.

Melalui Pelatihan PLEK dapat menguatkan pembiayaan dan pengelolaan keuangan terkait kredit usaha rakyat (KUR), asuransi pertanian serta layanan keuangan lainnya yang dapat diakses oleh kelompok tani dalam mengembangkan usahanya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan   Kabupaten Soppeng, Ir. Fajar, M.Si dalam kesempatan itu mengatakan, " Pelatihan mengelola keuangan ini merupakan salah satu bagian dari program Integrated Particitopary Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) yang dilaksanakan oleh BPSDMP Kementerian Pertanian.


“Pelatihan ini juga memberikan pengetahuan kepada petani, khusus dalam mengelola keuangan Poktan, karena menyangkut keuangan maka harus terkelola dengan baik, oleh sebab itu petani harus mengetahui berapa sebenarnya pemasukan yang dia dapat dari usahanya.” terang Fajar.

Kadis Pertanian kabupaten Soppeng menyambut baik terlaksananya pelatihan ini.

"Adanya kegiatan ini tentunya dapat meningkatkan literasi dan kapasitas pengelolaan keuangan kelompok tani di Kabupaten Soppeng, ungkapnya.

Dikesempatan itu Kadis meminta penyuluh maupun pendamping di masing-masing wilayah dapat membantu petani dalam meningkatkan literasi dan pengelolaan keuangan, agar apa yang menjadi kendala-kendala yang dialami petani di lapangan bisa diperhatikan dan menemukan solusinya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menegaskan bahwa “Program IPDMIP menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya di daerah irigasi sehingga pada akhirnya kesejahteraan petani bisa meningkat.

Hal itu berkaitan dengan pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa “Jika produktivitas meningkat, maka pendapatan petani juga meningkat sehingga kemampuan sumber daya manusia juga harus kita tingkatkan agar mereka bisa mengelola pertanian dengan baik,” ungkapnya.


Sebagai upaya untuk mendukung keberhasilan program tersebut perlu adanya peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada kelompok tani, salah satunya melalui Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) Tingkat Dasar Bagi Kelompok Tani IPDMIP yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku bekerjasama dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.

Sebanyak 240 petani yang berlatih di 4 (empat) BPP dalam wilayah Kabupaten.Soppeng yakni BPP Lalabata (65 Peserta), BPP Ganra (64 Peserta), BPP Donri-Donri (56 Peserta) dan BPP Marioriawa (56 Peserta) yang dilaksanakan selama 2 hari mulai 13 – 14 September 2021.

Dalam pelatihan tersebut, Sulhukmi selaku Koordinator BPP Lalabata menaruh harapan besar kepada petani di Kabupaten Soppeng untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam mengelola keuangan baik di usaha pertanian maupun dirumah tangganya, karena pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) sangat bermanfaat bagi petani khususnya dalam pengelolaan keuangan.

Kamiluddin salah satu peserta menyampaikan betapa pentingnya dan sangat bermanfaatnya pelatihan ini.

"Selama ini kami hanya bertani saja tanpa menghitung secara baik berapa pengeluaran yang kami gunakan, setelah pelatihan ini nantinya, kami bisa belajar mengelola keuangan kami kedepannya, baik dari segi pengeluaran dan perkiraan hasil yang akan diperoleh sehingga ini sangat penting dan bermanfaat", ungkapnya.

"Terkait dengan KUR, tentunya sangat membantu dalam permodalan pengembangan dan peningkatan usaha tani yang kami lakukan, KUR memberikan kemudahan peminjaman dana untuk modal usaha tani. Terang Kamiluddin.

Sekedar diketahui bahwa selama berlatih 2 hari, peserta memperoleh materi tentang Kebijakan Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Program IPDMIP dan Kebijakan Penyuluhan Pertanian yang masuk ke materi Kelompok Dasar.

Untuk materi inti, peserta mendapatkan materi tentang Pengenalan Produk dan Layanan Keuangan Formal, Pembiayaan Pertanian - KUR & Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), Pengelolaan Keuangan Usaha Tani, Pencatatan Konsolidasi usaha tani, Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga.

Sedangkan untuk materi penunjang, peserta memperoleh penjelasan Metodologi PLEK bagi Ketua Kelompok Tani. 

Kegiatan ini juga didampingi langsung oleh Tim dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku dalam mengawal terlaksananya kegiatan ini hingga akhir. (Al-Aziz/Yuli N).

Sabtu, 28 Agustus 2021

Tingkatkan SDM Petani di Kendari, Kementerian Pertanian Bersama Komisi IV DPR RI Gelar Bimtek Peningkatan Kapasitas

Bimtek peningkatan kapasitas petani (Ist).

Kendari (Sultra), Teropongsulawesi.com,-Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan melalui salah satu UPT pusat yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku, bekerja sama dengan Komisi IV DPR RI menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani di Hotel Horison Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan topik Pengelolaan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dan Pengolahan Pupuk Organik.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan, pengembangan SDM pertanian penting untuk mengoptimalkan sektor pertanian ke depan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, “SDM pertanian menjadi faktor pengungkit peningkatan produktivitas sektor pertanian, karenanya perlu ditingkatkan kapasitasnya”.

Upaya meningkatkan kapasitas SDM pertanian salah satunya dilakukan dengan melakukan kegiatan pelatihan atau Bimbingan Teknis (Bimtek). Tujuan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan petani dengan mendorong peningkatan produktivitas pengelolaan khususnya Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dan Pegnolahan Pupuk Organik.

Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas bagi Petani diikuti 120 orang yang terbagi dari 4 (empat) angkatan dan dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2021 hingga 29 Agustus 2021 yang dilangsungkan di Hotel Horison, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Sejalan dengan upaya tersebut, dalam berbagai kesempatan, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, menekankan bahwa pertanian adalah tulang punggung negara, sumber pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia, “Pertanian harus terus bergerak dan menyesuaikan dengan teknologi-teknologi yang sedang berkembang, Teknologi yang menarik bagi generasi muda sekaligus ramah lingkungan” kata Dedi.

Pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas bagi Petani dihadiri oleh Anggota Komisi IV DPR RI yang diwakili oleh Tenaga Ahli Salim Alisman, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara yang diwakili oleh Koordinator Kerjasama dan Pelayanan Pengkajinan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara dan Koordinator Program dan Kerjasama Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku.


Fitriani, Koordinator Program dan Kerjasama BBPP Batangkaluku menyampaikan berulang Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo selalu membanggakan sektor ekonomi karena terus tumbuh positif, berbeda dengan sektor lainnya.

Beliau berharap kepada peserta pelatihan hari ini yang kebanyakan masih tergolong milenial agar bersama memberi perhatian lebih, fokus dan kembangkan sektor pertanian yang dijalankan.

"Sekarang kita juga perlu regenerasi karena hampir tiap tahun petani kita berkurang, itulah kenapa kemeterian pertanian memiliki program duta petani andalan untuk menumbuhkan petani-petani muda sebagai penerus.


Koordinator Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara , Muhammad Adlan, menyampaikan bahwa permasalahan utama dunia pertanian adalah sumber daya manusia petani yang sebagian besar sudah berusia lanjut, sehingga membutuhkan petani-petani muda sebagai penggerak masyarakat yang menguasai Informasi dan Teknologi (IT) untuk meningkatkan produktivitas hasil-hasil pertanian.

Selain itu Anggota Komisi IV DPR RI Fachry Pahlevi Konggoasa, melalui Tenaga Ahli Salim Alisman, mengucapan terima kasih dan apresiasi kepada pelaksana kegiatan Bimbingan Teknis yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan tersebut.

Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa kegiatan Bimbingan Teknis akan memberikan nilai positif bagi peningkatan kapasitas dan kompetensi petani yang berujung pada peningkatan kesejahteraan petani. (Al-Aziz/Yuli N).

Senin, 23 Agustus 2021

Tingkatkan Kapasitas Penyuluh dan Petani, Kementan Gelar Bimtek di Bone


Bone (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Pertanian menjadi sektor yang sangat strategis karena menunjukkan tren positif di masa pandemi. Pelatihan menjadi hal yang sangat penting untuk menjadi edukasi bagi sumber daya manusia pertanian. Kabupaten Bone didukung oleh sumber daya alam tanaman yang memadai, oleh karena itu Peningkatan Produksi Padi Dengan Penerapan Teknologi sangat di perlukan dalam mempertahankan peningkatan produktivitas. Petani yang merupakan aset insani perlu mendapat prioritas dalam penyusunan perencanaan program pembangunan pertanian supaya menjadi lokomotif, penggerak dan pelopor yang inovatif, kreatif, profesional, mandiri, mampu bersaing, dan berwawasan global.

Searah dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu yang lalu mengatakan peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu fokus Kementan. “Salah satu fokus kita adalah meningkatkan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut kita akan meningkatkan pertanian,” ujar Mentan.

Begitu juga pernyataan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) yang menekankan pentingnya peningkatan SDM. “Jika ingin pertanian maju, majukan dahulu kualitas SDM. Karena SDM yang berkualitas bisa menghadirkan inovasi dan terobosan – terobosan yang dibutuhkan pertanian,” ungkapnya.


Bersama DPR-RI Komisi IV, Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku melaksanakan Bimbingan Teknis dalam rangka meningkatkan Produksi Padi Dengan Penerapan Teknologi di Kabupaten Bone tanggal 23 - 24 Agustus 2021 Kecamatan Tonra dan Kecamatan Barebbo.

Andi Akmal Pasluddin mengungkapkan agar seluruh peserta mengikuti kegiatan ini dengan serius sehingga ada hasilnya dan bisa fokus pada teknologi budidaya padi, hingga pasca panen yang tepat guna. Khususnya padi dan diera sekarang pertanian sudah harus berteknologi bukan pertanian tradisional lagi sesuai semboyan Kementerian Pertanian Maju Mandiri Modern. Disamping meningkatkan produksi petani juga harus berorientasi Bisnis.

“Ambil ilmunya untuk dapat diterapkan sehingga bisa memajukan daerah. Perlu adanya evaluasi antara panitia pusat dan daerah sehingga kedepannya bisa berjalan lebih maksimal” lanjutnya pada saat pembukaan di hadapan 30 peserta pelatihan.


Kepala BBPP Batangkaluku juga mengatakan bahwa BIMTEK ini dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas petani demi peningkatan kesejahteraan serta meningkatkan kapasitas penyuluh dalam transfer teknologi pada petani.

Beliau berharap agar kita semua dapat merespon setiap kesempatan dengan cepat dan sigap, sehingga mampu menangkap kesempatan-kesempatan emas, seperti bimbingan teknis ini.

Salah satu peserta pelatihan, Nurlinda juga berharap agar kegiatan peningkatan kompetensi seperti ini berkelanjutan dan lebih mencakup ke daerah yang masih minim informasinya tentang teknologi khususnya Alat dan Mesin Pertanian. (Al-Aziz/Yuli N).

Selasa, 10 Agustus 2021

Presiden Jokowi : Petani Indonesia Harus Kompetitif Dalam Keterampilan Tekhnis Serta Pemanfaatan Model Bisnis dan Managemen

Petani dan penyuluh di Sulawesi Selatan saat mengikuti pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh yang dibuka secara resmi presiden Jokowi (Ist).

Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,- Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh yang dilaksanakan Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian BPPSDMP yang saat ini masih berlangsung hingga 14 Agustus 2021 mendatang.

BBPP Batangkaluku sebagai salah satu UPT dibawah BPPSDMP turut mengawal bersama beberapa stakeholder guna menyukseskan Pelatihan ini, seperti BPP Barembeng di Kabupaten Gowa, BPP Mappakasunggu dan P4S Alam Hijau Lestari di Kabupaten Takalar yang mengikuti pelatihan melalui zoom meeting di lokasi masing-masing bersama penyuluh pendamping dan petani.

P4S Alam Hijau Lestari Kabupaten Takalar (Ist).

Materi yang diajarkan pada pelatihan ini diharapkan mampu membuka wawasan peserta mulai dari Kebijakan Pemupukan Nasional, Program KUR pertanian Tahun 2021, Proses Penyaluran dan Penyusunan Anggaran untuk KUR dan Strategi Pengajuan KUR. Lewat pelatihan KUR ini, diharapkan hadir sumber daya manusia pertanian yang berkompeten menghadapi tantangan dan perubahan cepat pada era industri 4.0.

Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo, Jumat (6/8/2021). Saat itu, beliau mengatakan petani dan kelompok tani diharapkan dapat menggarap sektor hulu hingga hilir baik on-farm maupun off-farm.

“Kita harus tahu persaingan produk pertanian sekarang sudah lintas negara. Petani Indonesia harus kompetitif dalam keterampilan teknis, pemanfaatan model bisnis, model bisnis dan manajemennya," jelasnya.


Sementara itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan SDM berkualitas menjadi target yang harus dipenuhi agar pertanian semakin berdaya saing. Pertanian itu dibutuhkan hari ini, besok dan kapan saja dalam kondisi apa saja. Sebab pertanian itu bukan hanya makanan saja, tapi juga lapangan kerja dan menyentuh relung relung negara dan pemerintahan serta menghadirkan dimensi yang kuat seperti rasa gotong royong dan mengajak aspek sosial lain untuk berkembang baik,” terang Mentan SYL.

Pada pelatihan gelombang ke delapan ini, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, memberikan materi secara virtual mengenai pemupukan nasional. Menurutnya, pemupukan berimbang merupakan pemberian pupuk sesuai permintaan tanaman.

“Kami mendorong agar para petani di seluruh Indonesia membantu pemerintah dengan cara menerapkan pemupukan berimbang. Guna meningkatkan produktivitas, meningkatkan efesiensi, meningkatkan kesuburan tanah sehingga hasil optimum dan petani akan tersenyum” tuturnya.

Petani dan penyuluh sangat antusias dalam mengikuti pelatihan ini, walapun dilaksanakan melalui zoom meeting namun tidak mengurangi semangat petani dan penyuluh.

Turut juga memantau langsung pelatihan sejuta penyuluh dan petani di daerahnya, Muslimin Bando, Bupati Enrekang mengungkapkan bahwa pelatihan seperti ini sangat baik untuk memotivasi petani agar memanfaatkan program pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja khususnya bagi petani yang terus mengembangkan usaha mereka ditengah pandemi ini. (Al-Aziz/Yuli N).

Senin, 09 Agustus 2021

Presiden Jokowi: Tingkatkan Konsumsi Buah Lokal, Sejahterakan Petani


Jakarta, Teropongsulawesi.com,-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong masyarakat Indonesia terus meningkatkan konsumsi buah  dan sayur lokal. Selain  menambah asupan gizi agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit dimasa pandemi, upaya ini turut membantu petani untuk semangat,produktif dan semakin sejahtera.  

“Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih banyak mengonsumsi buah – buahan dan mencintai aneka buah nusantara yang melimpah dengan kandungan gizi yang tidak kalah dibandingkan buah impor,” ucap Jokowi dalam video virtual pada acara Gelar Buah Nusantara (GBN) ke-6 tahun 2021, Senin(9/8/21). 

Namun, meskipun memiliki banyak buah-buahan khas Indonesia, tingkat konsumsi  buah masih rendah. Rata-rata konsumsi masyarakat Indonesia untuk buah-buahan tahun 2020 sebesar 88,56 gram/kapita/hari, turun sebesar 1,4 persen dibanding 2019. Angka konsumsi hanya sebesar 59,04 persen dari batas minimal angka kecukupan gizi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang merekomendasikan konsumsi buah sebesar 150 gram/kapita/hari. 

“Dengan menggunakan cara-cara kekinian dengan memanfaatkan teknologi, edukasi untuk mengonsumsi buah buahan nusantara harus dilakukan secara berkelanjutan dan termasuk dalam muatan sistem pendidikan di sekolah-sekolah serta edukasi keluarga agar dapat menjangkau anak-anak dan generasi muda bisa mencintai buah,”tutur Presiden. 



Menteri Pertanian ( Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan penyelenggaraan GBN  yang diinisiasi oleh Menko Airlangga adalah bagian dari upaya-upaya mengoptimalkan masyarakat untuk mengkonsumsi buah nusantara. Buah Indonesia adalah buah tropis dengan jenis dan kualitasnya cukup bagus yang beraneka ragam yang  tidak hanya diminati secara nasional tetapi juga diminati dunia. Oleh karena itu, ruang untuk mendorong buah lokal yang lebih baik akan menjadi salah satu upaya yang sangat penting . 

“Dan ini harus didahului dengan kita bersama mendorong agar kita mengkonsumsi buah. Buah itu baik untuk tubuh, kaya nutrisi, memperkuat imun, dan buah nusantara dari sabang sampai merauke harus bisa kita sama – sama populerkan hingga mendunia. Buah nusantara kita bermanfaat bagi tubuh dan bagi perekonomian kita,”kata Mentan. 

Sekedar Informasi, Indonesia dikaruniai sebagai negara kaya akan biodiversitas sayuran, buah-buahan dan pangan nabati lainnya. Sebagai contoh mangga, terdapat 24 varietas mangga dari 35 varietas mangga dunia. Dari 76 varietas pisang dunia, sebanyak 37 varietas pisang dimiliki negeri tercinta ini. Belum termasuk deretan buah dan sayur lainnya. 

Semenjak pandemi Covid-19 merebak di penjuru dunia, anjuran untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah sebagai sumber vitamin C untuk kekebalan tubuh terus digalakkan. Di sisi lain, produksi buah nasional pada 2020  berdasarkan SIMSPH BPS sejumlah 24,8 juta ton. 

Untuk 2021, data produksi buah per 1 Agustus 2021 mencapai 7,9 juta ton. Ini artinya pasokan buah melimpah ruah dan tak heran harga buah lokal relatif mudah terjangkau dan mudah diperoleh.

Pada tahun 2020, ekspor hortikultura sebesar USD 645,48 juta, yaitu meningkat sebesar 37,75 persen dibanding tahun 2019. Peningkatan ekspor ini didominasi oleh komoditas buah-buahan dimana selama masa pandemi Covid-19 pada tahun 2020, nilai realisasi ekspor buah-buahan tercatat sebesar USD 389,9 juta, meningkat 30,31 persen dibanding tahun 2019 dengan lima negara tujuan utama yaitu China, Hongkong, Malaysia, Arab Saudi, dan Pakistan.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian penting yang memiliki potensi untuk didorong dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani, ekonomi daerah, ekonomi nasional dan bahkan mampu meningkatkan devisa negara melalui ekspor.
© Copyright 2019 TEROPONG SULAWESI | All Right Reserved