Pacu Aktivitas Tanam, UPT Kementan Bersama Penyuluh dan Petani Bahas Pemanfaatan Sumber Air Melalui Pompanisasi - TEROPONG SULAWESI -->

Sabtu, 23 Maret 2024

Pacu Aktivitas Tanam, UPT Kementan Bersama Penyuluh dan Petani Bahas Pemanfaatan Sumber Air Melalui Pompanisasi

Pacu Aktivitas Tanam, UPT Kementan Bersama Penyuluh dan Petani Bahas Pemanfaatan Sumber Air Melalui Pompanisasi

Wajo, Teropongsulawesi.com, Untuk mewujudkan upaya yang merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Pertanian tersebut, Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Dr. Ir. Muhammad Taufiq Rotule, M.Si beserta tim dari BBPP Batangkaluku yang diwakilkan oleh Ketua Tim Kelompok Program dan Evaluasi Sugeng Mulyono, S.TP., MP  beserta Tim, turun langsung melakukan kunjungan sekaligus untuk rapat berkoordinasi dengan pihak terkait pada 22 Maret 2024 di Aula Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Wajo.

Mentan Amran optimis program pompanisasi bisa memacu aktivitas tanam di musim kedua tahun ini agar berjalan lebih cepat dan maksimal. Program pompanisasi ini dikonsentrasikan untuk lahan sawah yang indeks pertanamannya (IP) masih satu (IP 100), namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun. Artinya lahan - lahan sawah tersebut hanya mampu tanam satu kali dalam setahun.

Karena itu, Amran berharap dengan program ini dapat meningkatkan indeks pertanaman yang tadinya hanya satu menjadi dua atau lebih dalam setahun. Hasil identifikasi ada sekitar 300.000 haktar (ha) lahan yang IP 100. Lahan  ini yang diangkat menjadi IP 200 atau IP 300.

"Kalau kita angkat IP nya dua kali saja dan produktivitasnya dari 4 menjadi 5 ton, berarti akan tambahan produksi ini bisa jadi potensi luar biasa. Kami akan siapkan pompa. Inilah solusi cepat untuk menangani pangan,” kata Amran..

Program pompanisasi ini dikonsentrasikan untuk lahan sawah yang indeks pertanamannya (IP) masih satu (IP 100), namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun, yang artinya lahan - lahan sawah tersebut hanya mampu tanam satu kali dalam setahun.

Karena itu, Amran berharap dengan program ini dapat meningkatkan indeks pertanaman yang tadinya hanya satu menjadi dua atau lebih dalam setahun.

Hasil identifikasi ada sekitar 300.000 haktar (ha) lahan yang IP 100, dan lahan  ini yang diangkat menjadi IP 200 atau IP 300.

"Kalau kita angkat IP nya dua kali saja dan produktivitasnya dari 4 menjadi 5 ton, berarti akan ada tambahan 1 juta ton gabah dari Jawa Tengah, ini bisa jadi potensi luar biasa, sehingga Kami akan siapkan pompa, dan inilah solusi cepat untuk menangani pangan,” kata Amran..

Amran menilai, pompanisasi dapat membantu aktivitas tanam petani di lapangan dan Petani akan lebih mudah dan cepat melakukan olah tanah dan tanam.

Kepala BPPSDMP Dedy Nursyamsi menyampaikan, Pertanian menekankan beberapa poin penting, termasuk luas tambah tanam pada lahan baku sawah eksisting, gerakan pompanisasi, optimalisasi lahan, dan tumpang sari lahan perkebunan.

Dengan dukungan sarana dan prasarana pertanian yang dikerahkan, diharapkan potensi tersebut dapat dioptimalkan.

Kegiatan Optimalisasi Lahan Rawa menjadi sorotan utama, dengan target peningkatan Indeks Produksi (IP) dari IP0 menjadi IP100, dan dari IP100 menjadi IP200.

"Kami percaya bahwa dengan adanya kerjasama antar instansi dan pemanfaatan potensi Lahan, kita dapat mencapai kedaulatan pangan yang diinginkan," ujar Dedy Nursyamsi.

Sementara itu, Dalam Rapat Koordinasi di Kabupaten Wajo ini Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Dr. Ir. Muhammad Taufiq Rotule, M.Si menambahkan bahwa "Untuk Optimalisasi Lahan (OPLA) Rawa dan konstruksi OPLA akan dipercepat sehingga dapat dilakukan penanaman pada bulan Maret.

"Survei Investigasi Desain (SID) dan konstruksi serta penanaman dapat dilakukan secara parallel di wilayah program OPLA Rawa dan ditemukan petensi penggunaan pompanisasi sehingga bisa dimasukkan pada kegiatan program pompanisasi.

"Dari potensi OPLA Rawa di kabupaten Wajo itu, seluas 3.695 ha yang terletak di 9 kecamatan, dan sudah ada yang sudah selesai proses SID, jelasnya.

"Rapat Koordinasi ini menjadi langkah strategis dalam menghadapi tantangan darurat pangan.

"Dengan optimalisasi lahan dan sinergi antarlembaga, Sulawesi Selatan dapat menjadi pionir dalam mencapai kedaulatan pangan di tingkat nasional.

Selanjutnya peserta dari rapat langsung meninjau kelapangan yang berlokasi di kecamatan Mattirotappareng yang merupakan aliran sungai yang menjadi salah satu lokasi pompanisasi air ke lahan sawah petani yang ada di kecamatan tersebut.

Nampak hadir Tenaga Ahli Menteri Kementerian Pertanian M. Arsyad, Komandan Kodim 1406/Wajo Letkol Inf Wahyu Yunus, Kepala Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Kab. Wajo Ir. Muhammad Ashar, serta Perwakilan BBWS Pompengen Jeneberang, Tim SID Universitas Hasanuddin untuk Kabupaten Wajo, Koordinator BPP Kecamatan Se-Kabupaten Wajo.

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 TEROPONG SULAWESI | All Right Reserved