Pertanian -->

Rabu, 29 Oktober 2025

Generasi Muda Sidrap Bergerak, Targetkan Produksi Gabah 1 Juta Ton Lewat Brigade Pangan


Sidrap, Teropongsulawesi.com, Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat upaya peningkatan produktivitas pertanian nasional melalui pembentukan dan pelatihan Brigade Pangan di berbagai daerah. Melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Pengelola Brigade Pangan di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, Rabu (29/10/2025).

Kegiatan tersebut diikuti oleh 1.350 peserta yang berasal dari 90 Brigade Pangan yang dibentuk pada tahun 2025 untuk mendukung program Oplah Nonrawa. Bimtek ini menjadi wadah penguatan kemampuan teknis, manajerial, dan kelembagaan bagi para pengelola Brigade Pangan agar mampu menjadi motor penggerak pembangunan pertanian modern di tingkat lapangan.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan, Brigade Pangan merupakan garda terdepan dalam mewujudkan pertanian produktif dan berdaya saing tinggi.

“Brigade Pangan adalah ujung tombak untuk menggerakkan pertanian kita menjadi lebih produktif dan modern. Dengan peningkatan indeks pertanaman, efisiensi alat dan mesin pertanian, serta semangat gotong royong petani muda, Indonesia bisa memperkuat ketahanan pangan dan menuju kedaulatan pangan yang berkelanjutan,” ujar Mentan Amran.

Senada dengan itu, Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti menilai peningkatan kapasitas pengelola Brigade Pangan merupakan langkah strategis untuk memperkuat SDM pertanian berbasis inovasi dan teknologi.

“Kunci dari peningkatan produksi pertanian adalah peningkatan indeks pertanaman. Melalui pelatihan ini, kami ingin memastikan para pengelola mampu mengoptimalkan sumber daya, teknologi, dan kelembagaan agar setiap hektare lahan dapat menghasilkan maksimal,” kata Idha.

Acara penutupan Bimtek yang dilaksanakan oleh Polbangtan Gowa bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku turut dihadiri Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif. Dalam sambutannya, ia menyampaikan dukungan penuh terhadap gerakan Brigade Pangan.

Menurutnya, modernisasi pertanian melalui pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan) menjadi langkah penting dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani.

“Pemerintah telah menurunkan harga pupuk, menyediakan benih, dan melengkapi kebutuhan alsintan. Tidak ada lagi alasan bagi generasi muda untuk tidak memaksimalkan potensi lahan pertanian. Dengan semangat Brigade Pangan, kita targetkan produksi gabah di Sidrap mencapai 1 juta ton,” tegas Syaharuddin.

Bupati juga berharap seluruh pengelola Brigade Pangan dapat menjadi teladan di tingkat desa dan kecamatan dalam menerapkan sistem pertanian modern yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sementara itu, Kepala BBPP Batangkaluku Jamaluddin Al Afgani selaku Penanggung Jawab Swasembada Brigade Pangan Kabupaten Sidrap, menekankan pentingnya komitmen dalam menjalankan peran sebagai penggerak pertanian.

“Pengelola Brigade Pangan harus berkomitmen meningkatkan indeks pertanaman dari satu atau dua kali menjadi tiga kali tanam per tahun, serta meningkatkan profitabilitas usaha tani. Targetnya, pendapatan pengelola bisa mencapai minimal Rp10 juta per bulan,” jelas Jamaluddin.

Ia menambahkan, keberhasilan Brigade Pangan tidak hanya diukur dari peningkatan hasil panen, tetapi juga dari kemampuan petani mengelola lahan secara produktif, efisien, dan berkelanjutan.

Melalui program ini, Kementerian Pertanian berharap tercipta sinergi antara pemerintah pusat, daerah, penyuluh, dan Brigade Pangan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mendorong swasembada beras secara berkelanjutan.

(Red)

Brigade Pangan Perkuat Pertanian di Sidrap, Upaya Tingkatkan Produktivitas



Sidrap,Teropongsulawesi.com, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus memperkuat kapasitas sumber daya manusia pertanian melalui pembentukan dan pelatihan Brigade Pangan di berbagai daerah. Salah satu langkah konkret diwujudkan melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Pengelola Brigade Pangan, yang dilaksanakan di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, Rabu (29/10/2025).

Kegiatan ini diikuti oleh 1.350 peserta dari 90 Brigade Pangan yang terbentuk pada tahun 2025 untuk program Oplah Nonrawa. Bimtek ini bertujuan memperkuat kemampuan teknis, manajerial, dan kelembagaan pengelola Brigade Pangan agar mampu menjadi motor penggerak pembangunan pertanian modern dan peningkatan produktivitas di tingkat lapangan.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya peran Brigade Pangan sebagai garda terdepan dalam mendorong pertanian modern dan peningkatan indeks pertanaman.

“Brigade Pangan adalah ujung tombak untuk menggerakkan pertanian kita menjadi lebih produktif dan modern. Dengan peningkatan indeks pertanaman, efisiensi alat dan mesin pertanian, serta semangat gotong royong petani muda, Indonesia bisa memperkuat ketahanan pangan dan menuju kedaulatan pangan yang berkelanjutan,” ujar Mentan Amran.

Sejalan dengan arahan tersebut, Kepala BPPSDMP Kementan,  Idha Widi Arsanti, menyampaikan bahwa peningkatan kapasitas pengelola Brigade Pangan merupakan langkah strategis dalam memperkuat SDM pertanian yang berbasis kemandirian, inovasi, dan teknologi.

“Kunci dari peningkatan produksi pertanian adalah peningkatan indeks pertanaman. Melalui pelatihan, kami ingin memastikan pengelola Brigade Pangan mampu mengoptimalkan sumber daya, teknologi, dan kelembagaan agar setiap hektare lahan bisa menghasilkan maksimal,” tutur Idha Widi Arsanti.

Dalam acara penutupan Bimtek yang diadakan oleh Polbangtan Gowa bekerja sama Bersama BBPP Batangkaluku, turut hadir  Bupati Sidenreng Rappang (Sidrap), Syaharuddin Alrif, sekaligus memberikan  dukungan penuh terhadap gerakan Brigade Pangan. Menurutnya, modernisasi pertanian dari sistem manual ke penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) merupakan langkah penting dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani.

“Pemerintah telah menurunkan harga pupuk, menyediakan benih, dan melengkapi kebutuhan alsintan. Tidak ada lagi alasan bagi generasi muda untuk tidak memaksimalkan potensi lahan pertanian. Dengan semangat Brigade Pangan, kita targetkan produksi gabah di Sidrap mencapai 1 juta ton, sehingga Sidrap menjadi salah satu penyumbang beras terbesar di Indonesia,” tegas Bupati Syaharuddin.

Ia juga berharap agar seluruh pengelola Brigade Pangan dapat menjadi motor penggerak perubahan di tingkat desa dan kecamatan, serta menjadi teladan dalam penerapan pertanian modern yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku), Jamaluddin Al Afgani,  selaku PJ Swasembada Brigade Pangan Kabupaten Sidrap menekankan bahwa para pengelola Brigade Pangan harus memiliki komitmen kuat dalam menjalankan perannya.

“Pengelola Brigade Pangan harus berkomitmen meningkatkan indeks pertanaman dari satu atau dua kali menjadi tiga kali tanam dalam setahun, serta berupaya meningkatkan profitabilitas usaha tani. Ketika indeks pertanaman meningkat, maka pendapatan petani juga akan meningkat. Sejalan dengan arahan Bapak Menteri Pertanian, targetnya pengelola Brigade Pangan dapat meraih pendapatan minimal Rp10 juta per bulan,” ujarnya.

Menurutnya, keberhasilan Brigade Pangan bukan hanya diukur dari peningkatan hasil panen, tetapi juga dari kemampuan petani dan pengelola dalam mengelola lahan secara produktif, efisien, dan berkelanjutan.

Kementerian Pertanian terus mendorong sinergi lintas sektor  antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, penyuluh pertanian, dan Brigade Pangan  dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

(Red/*) 

Selasa, 28 Oktober 2025

Harga Pupuk Turun Signifikan, Petani Lampung Ucapkan Terima Kasih ke Presiden Prabowo


Lampung Utara, Teropongsulawesi.com, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Kios Pupuk Mitra Tani Sejati di Kecamatan Kotabumi Utara, Kabupaten Lampung Utara, Rabu (29/10).

Sidak dilakukan untuk memastikan pelaksanaan kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menurunkan harga pupuk bersubsidi sebesar 20 persen di seluruh Indonesia.

Dalam kunjungan tersebut, Mentan Amran dan KSP Qodari berdialog langsung dengan distributor dan petani setempat guna memastikan harga pupuk di lapangan benar-benar mengalami penurunan sesuai instruksi pemerintah.

Distributor di kios yang dikunjungi menyampaikan bahwa harga pupuk bersubsidi kini turun secara signifikan.

“Ini perintah Bapak Presiden. Presiden sayang petani, makanya harga pupuk diturunkan 20 persen. Ini pertama kali dalam sejarah pertanian Indonesia harga pupuk turun ekstrem,” ujar Mentan Amran saat sidak.

Para petani di lokasi menyambut baik kebijakan tersebut. Eko, salah satu petani di Kotabumi Utara, mengatakan bahwa kebijakan penurunan harga pupuk telah memberi dampak langsung terhadap biaya produksi mereka.

“Benar, harga pupuk turun. Urea sekarang Rp90 ribu per sak, sebelumnya Rp125 ribu. Kami senang sekali. Terima kasih kepada Pak Presiden dan Pak Menteri Pertanian,” ujarnya.

Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari menegaskan bahwa hasil temuan di lapangan membuktikan efektivitas kebijakan pemerintah dalam menekan harga pupuk.

“Hari ini terbukti bahwa harga pupuk turun 20 persen. Keputusan dibuat di Jakarta, dan hanya dalam beberapa hari sudah terealisasi di Kotabumi. Baik distributor maupun petani mengonfirmasi langsung, ini nyata,” kata Qodari.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah menetapkan penurunan harga eceran tertinggi (HET) pupuk hingga 20 persen, yang berlaku mulai 22 Oktober 2025.

Kebijakan tersebut diatur dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor 800/KPTS./SR.310/M/09/2025 mengenai Jenis, Harga Eceran Tertinggi, dan Alokasi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2025.

Penurunan harga berlaku untuk seluruh jenis pupuk bersubsidi. Harga pupuk urea turun dari Rp2.250 menjadi Rp1.800 per kilogram, NPK dari Rp2.300 menjadi Rp1.840 per kilogram, NPK kakao dari Rp3.300 menjadi Rp2.640 per kilogram, ZA khusus tebu dari Rp1.700 menjadi Rp1.360 per kilogram, dan pupuk organik dari Rp800 menjadi Rp640 per kilogram.

Menurut Mentan Amran, kebijakan ini merupakan langkah strategis dalam revitalisasi sektor pupuk nasional tanpa menambah beban subsidi APBN.

“Bapak Presiden Prabowo memerintahkan agar pupuk sampai ke petani dengan harga terjangkau. Tidak boleh ada keterlambatan, tidak boleh ada kebocoran.

"Kami merevitalisasi industri, memangkas rantai distribusi, dan menurunkan harga 20 persen tanpa tambahan subsidi,” ungkapnya.

Kementerian Pertanian memastikan akan terus melakukan pengawasan distribusi pupuk bersubsidi agar kebijakan penurunan harga ini benar-benar dirasakan oleh seluruh petani di Indonesia.

Pemerintah juga berkomitmen menjaga ketersediaan pupuk agar musim tanam mendatang dapat berjalan optimal.

(Red)

Sabtu, 25 Oktober 2025

Brigade Pangan Jadi Ujung Tombak Modernisasi Pertanian di Sidrap

Sidrap, Teropongsulawesi.com, Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat langkah nyata mewujudkan modernisasi dan regenerasi petani melalui optimalisasi alat dan mesin pertanian (alsintan).

Salah satunya lewat kegiatan motivasi dan pembinaan pengelola Brigade Pangan (BP) yang digelar di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pancalautan, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sabtu (25/10/2025).

Kegiatan yang diikuti 60 pengelola Brigade Pangan dari empat kelompok ini diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku sebagai bagian dari komitmen Kementan mempercepat adopsi teknologi pertanian modern di kalangan petani dan penyuluh.

Melalui pendekatan ini, Kementan mendorong petani meninggalkan cara konvensional seperti tanam benih langsung (tabela) yang meski mudah, sering menurunkan efisiensi. Sebaliknya, metode tanam pindah (transplanting) dengan dukungan alsintan seperti transplanter dinilai lebih efisien, menekan kehilangan hasil, dan meningkatkan kualitas pertanaman.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan modernisasi pertanian menjadi kunci peningkatan produksi pangan nasional.

“Modernisasi bukan sekadar penggunaan mesin, tapi perubahan cara berpikir petani. Kita ingin lahir petani muda yang tangguh, inovatif, dan profesional. Dengan alsintan, efisiensi meningkat, produksi naik, kesejahteraan petani terwujud,” ujarnya.

Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti menambahkan, Brigade Pangan berperan strategis memastikan alsintan dimanfaatkan secara berkelanjutan.

“Brigade Pangan adalah ujung tombak di lapangan. Mereka memastikan alsintan digunakan efektif, mempercepat tanam, dan membantu petani beradaptasi dengan teknologi. Kami ingin setiap alsintan yang disalurkan benar-benar menjadi sumber produktivitas dan semangat regenerasi,” katanya.

Dalam kegiatan ini, peserta mendapat pembekalan tentang pemanfaatan alsintan untuk percepatan tanam, efisiensi tenaga kerja, dan peningkatan indeks pertanaman. 

Para pengelola BP juga dimotivasi menjadi agen perubahan yang menularkan praktik pertanian modern di wilayahnya.

“Kita ingin para pengelola Brigade Pangan memanfaatkan alsintan secara maksimal dan menjadi contoh bagi masyarakat, khususnya dalam penggunaan rice transplanter,” ujar Jamaluddin Al Afgani, Kepala BBPP Batangkaluku sekaligus PJ Brigade Pangan Sidrap.

Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian dari strategi membangun sistem pertanian tangguh dan mandiri. 

Dengan dukungan penuh Kementan, Brigade Pangan diharapkan memperkuat kerja sama antara petani, penyuluh, dan pemerintah daerah demi mewujudkan swasembada pangan nasional.

Brigade Pangan sendiri adalah kelompok kerja beranggotakan petani, penyuluh, dan pengelola alsintan yang membantu petani dari olah tanah hingga panen secara kolektif. 

Keberadaannya menjadi solusi atas keterbatasan tenaga kerja sekaligus pendorong transformasi menuju pertanian modern.

Dengan semangat kolaborasi dan dukungan teknologi, Kementan optimistis regenerasi petani dan kemandirian pangan dapat terwujud. 

BBPP Batangkaluku bersama Brigade Pangan siap menjadi pelopor pertanian menuju swasembada pangan yang berdaulat dan berkelanjutan.

(Red/*) 

Rabu, 22 Oktober 2025

Dari Pesantren ke Lahan, Santri Didorong Jadi Generasi Tangguh di Bidang Pertanian


Gowa, Teropongsulawesi.com, Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendorong regenerasi petani terus dilakukan melalui berbagai pendekatan, termasuk dengan menyasar kalangan santri.

Melalui kegiatan pembelajaran luar kelas atau outing class, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku kembali menjadi tempat edukasi bagi generasi muda untuk mengenal lebih dekat dunia pertanian.

Sebanyak 17 santri dari Rumah Tahfidz Qur’an (RTQ) As-Shafa mengikuti kegiatan tersebut pada Rabu (22/10/2025).

Dalam kunjungan ini, para santri diajak melihat langsung aktivitas pertanian, mengenal berbagai jenis tanaman, dan mempelajari teknik budidaya hidroponik serta pengolahan pupuk organik.

Langkah ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menekankan pentingnya membangun pertanian masa depan bukan hanya dari sisi teknologi dan infrastruktur, tetapi juga dari aspek mentalitas dan karakter generasi penerus.

“Masa depan pertanian ada di tangan anak muda. Jangan hanya jadi penonton. Turun ke lapangan, pahami realita petani, dan jadilah bagian dari solusi,” tegas Amran.

Senada dengan hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menambahkan bahwa usia petani di Indonesia saat ini semakin tua, sementara kebutuhan pangan terus meningkat, karena itu, regenerasi petani menjadi kunci dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

“Petani yang ada saat ini sebagian besar sudah lanjut usia, sedangkan kebutuhan pangan tidak berkurang, sehingga itulah mengapa regenerasi petani sangat penting untuk keberlanjutan sektor pertanian,” ujarnya.

Selama kegiatan, para santri tampak antusias mengikuti setiap sesi pembelajaran.

Mereka tidak hanya mendengarkan penjelasan dari instruktur BBPP Batangkaluku, tetapi juga aktif bertanya dan mencatat berbagai hal baru yang mereka pelajari.

Suasana belajar yang santai dan interaktif membuat kegiatan berlangsung menyenangkan.

Pembina RTQ As-Shafa, Surya Agusti Nintyas, menyampaikan apresiasinya atas kesempatan yang diberikan kepada para santri untuk belajar langsung di lingkungan pertanian.

Menurutnya, kegiatan ini menjadi pengalaman berharga yang membuka wawasan baru bagi anak-anak binaannya.

“Kami membawa 17 santri dengan tujuan agar mereka bisa meningkatkan pengetahuan di bidang pertanian.

"Alhamdulillah, kami disambut dengan baik dan dibawa berkeliling mengenal berbagai tanaman. Ini pengalaman pertama yang sangat berharga bagi para santri,” tuturnya.

Surya menambahkan, pihaknya berencana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh santri di lingkungan pesantren.

“Harapan kami setelah pulang dari sini, anak-anak bisa mempraktikkan ilmu yang mereka dapatkan.

"Di pondok, kami memiliki lahan yang bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam, bahkan bisa diterapkan di rumah masing-masing,” tambahnya.

Melalui kegiatan ini, BBPP Batangkaluku menunjukkan komitmennya tidak hanya sebagai pusat pelatihan bagi petani dan penyuluh, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi generasi muda untuk memahami pentingnya sektor pertanian sejak dini.

Langkah ini diharapkan mampu menumbuhkan minat dan kecintaan terhadap dunia pertanian, sekaligus memperkuat semangat regenerasi petani di masa depan.

Kegiatan serupa rencananya akan terus dilakukan oleh Kementerian Pertanian di berbagai daerah, sebagai bagian dari program nasional untuk membangun SDM pertanian unggul, tangguh, dan berdaya saing global.

(Red)

Kementan Didik Santri Cinta Pertanian Lewat Program Edukasi Lapangan


Gowa, Teropongsulawesi.com,  Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendorong regenerasi petani terus dilakukan melalui berbagai pendekatan, termasuk dengan menyasar kalangan santri.

Melalui kegiatan pembelajaran luar kelas atau outing class, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku kembali menjadi tempat edukasi bagi generasi muda untuk mengenal lebih dekat dunia pertanian.

Sebanyak 17 santri dari Rumah Tahfidz Qur’an (RTQ) As-Shafa mengikuti kegiatan tersebut pada Rabu (22/10/2025).

Dalam kunjungan ini, para santri diajak melihat langsung aktivitas pertanian, mengenal berbagai jenis tanaman, dan mempelajari teknik budidaya hidroponik serta pengolahan pupuk organik.

Langkah ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menekankan pentingnya membangun pertanian masa depan bukan hanya dari sisi teknologi dan infrastruktur, tetapi juga dari aspek mentalitas dan karakter generasi penerus.

“Masa depan pertanian ada di tangan anak muda. Jangan hanya jadi penonton. Turun ke lapangan, pahami realita petani, dan jadilah bagian dari solusi,” tegas Amran.

Senada dengan hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menambahkan bahwa usia petani di Indonesia saat ini semakin tua, sementara kebutuhan pangan terus meningkat, karena itu, regenerasi petani menjadi kunci dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

“Petani yang ada saat ini sebagian besar sudah lanjut usia, sedangkan kebutuhan pangan tidak berkurang, sehingga itulah mengapa regenerasi petani sangat penting untuk keberlanjutan sektor pertanian,” ujarnya.

Selama kegiatan, para santri tampak antusias mengikuti setiap sesi pembelajaran.

Mereka tidak hanya mendengarkan penjelasan dari instruktur BBPP Batangkaluku, tetapi juga aktif bertanya dan mencatat berbagai hal baru yang mereka pelajari.

Suasana belajar yang santai dan interaktif membuat kegiatan berlangsung menyenangkan.

Pembina RTQ As-Shafa, Surya Agusti Nintyas, menyampaikan apresiasinya atas kesempatan yang diberikan kepada para santri untuk belajar langsung di lingkungan pertanian.

Menurutnya, kegiatan ini menjadi pengalaman berharga yang membuka wawasan baru bagi anak-anak binaannya.

“Kami membawa 17 santri dengan tujuan agar mereka bisa meningkatkan pengetahuan di bidang pertanian.

"Alhamdulillah, kami disambut dengan baik dan dibawa berkeliling mengenal berbagai tanaman. Ini pengalaman pertama yang sangat berharga bagi para santri,” tuturnya.

Surya menambahkan, pihaknya berencana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh santri di lingkungan pesantren.

“Harapan kami setelah pulang dari sini, anak-anak bisa mempraktikkan ilmu yang mereka dapatkan.

"Di pondok, kami memiliki lahan yang bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam, bahkan bisa diterapkan di rumah masing-masing,” tambahnya.

Melalui kegiatan ini, BBPP Batangkaluku menunjukkan komitmennya tidak hanya sebagai pusat pelatihan bagi petani dan penyuluh, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi generasi muda untuk memahami pentingnya sektor pertanian sejak dini.

Langkah ini diharapkan mampu menumbuhkan minat dan kecintaan terhadap dunia pertanian, sekaligus memperkuat semangat regenerasi petani di masa depan.

Kegiatan serupa rencananya akan terus dilakukan oleh Kementerian Pertanian di berbagai daerah, sebagai bagian dari program nasional untuk membangun SDM pertanian unggul, tangguh, dan berdaya saing global.

(Red)

Rabu, 15 Oktober 2025

Kolaborasi Kementan dan KKP Wujudkan Swasembada Pangan dari Maros

 


Maros, Teropongsulawesi.com, Dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pertanian, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku melatih petani penggarap Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) Maros, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Selasa (14/10).

Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani penggarap smart fisheries village (SPV) secara efektif dan berkelanjutan. Materi yang disampaikan mencakup Persiapan dan Pengolahan Lahan Sawah, Persemaian Benih Padi, Pemupukan Berimbang, serta Hama dan Penyakit pada Tanaman Padi.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan peningkatan kualitas sumber daya manusia petani adalah kunci utama ketahanan pangan Indonesia.

"Pendidikan dan pelatihan yang tepat bagi petani sangat penting untuk menjaga keberlanjutan ketahanan pangan negara kita," ujar Mentan Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, turut menekankan pentingnya kolaborasi antar pemangku kebijakan. 
 
“Semua pemangku kebijakan harus berkolaborasi dan berkoordinasi dalam mendorong ketahanan pangan nasional. Peran petani, khususnya petani padi, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan beras," ujarnya. 

Sementara itu, Kepala BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani dalam sambutannya mengatakan kegiatan pelatihan ini merupakan bentuk dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan terhadap program besar pemerintah yaitu swasembada pangan.

"Ada program besar yang saat ini menjadi tujuan bersama, meskipun ini program di Kementerian Pertanian tetapi kegiatan pelatihan ini merupakan bentuk dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan bagaimana kita secara bersama-sama menuju tercapainya swasembada pangan," ujarnya.

Jamal menambahkan bahwa swasembada pangan artinya negara mampu memenuhi pangan kita secara mandiri.

"Berbicara tentang mandiri pangan kita mulai dari hal yang paling kecil. Ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu ekstensifikasi seperti cetak sawah rakyat dan intensifikasi seperti peningkatan indeks pertanaman (IP)," jelasnya.

Menurutnya, beberapa hal dasar untuk mencapai IP yaitu terdapat potensi air, ketersediaan benih genjah, pengaturan jadwal tanam dan melakukan pemeliharaan.

Secara terpisah, Kepala BRPBAPPP Maros, Andi Indra Jaya Asaad mengatakan pihaknya siap menyediakan lahan percontohan dan berharap dapat menjadi model integrasi sektor pertanian dan perikanan demi terwujudnya ketahanan pangan.

"Terdapat 22 hektar yang akan digarap oleh smart fisheries village sehingga potensi kerjasama yang dapat dilakukan bersama BBPP Batangkaluku yaitu pengelolaan sawah organik, pembuatan pupuk organik, dan pelatihan budidaya palawija", tutupnya.

(Red)

Kamis, 09 Oktober 2025

Brigade Pangan Dorong Ketahanan Nasional Lewat Pemanfaatan KUR Produktif


Gowa, Teropongsulawesi.com, Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendorong kemandirian petani, Brigade Pangan terus berinovasi dalam pengelolaan modal usaha melalui pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Program ini menjadi salah satu strategi efektif untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mempercepat tercapainya swasembada pangan di Indonesia.

Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya tersebut, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku kembali menggelar kegiatan Bertani on Cloud (BOC) dengan tema “KUR Produktif: Kiat Brigade Pangan Kelola Modal Usaha Capai Swasembada Pangan.”

Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (9/10/2025) ini menghadirkan Manajer BP Lajonga sebagai narasumber dan dibuka langsung oleh Kepala BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan bahwa lembaga keuangan perbankan telah bergerak aktif mendukung upaya Brigade Pangan dalam mewujudkan swasembada pangan.

Menurutnya, dukungan perbankan sangat penting untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dan pendapatan petani yang dihasilkan.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menegaskan bahwa peningkatan akses pembiayaan seperti KUR harus diiringi pendampingan dan sinergi antar-pemangku kepentingan agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh petani.

Dalam sambutannya, Jamaluddin Al Afgani menekankan bahwa usaha tani selalu membutuhkan dukungan permodalan agar dapat berjalan dengan baik. Namun, akses terhadap modal masih menjadi kendala utama bagi banyak petani.

“Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi semua petani, terutama generasi muda yang ingin terjun di dunia pertanian namun masih terkendala modal,” ujarnya.

Jamaluddin juga menuturkan pengalaman anggota Brigade Pangan yang telah mengelola alat pertanian modern seperti rice transplanter.

"Dengan pengelolaan yang baik, satu unit alat mampu memberikan penghasilan signifikan dalam satu musim tanam.

“Jika setiap anggota Brigade Pangan memaksimalkan penggunaan rice transplanter, kapasitas kerja bisa mencapai 300 hektar per bulan. Dampaknya tentu sangat luar biasa,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pemanfaatan KUR secara optimal dapat menjadi solusi nyata untuk mendorong petani memiliki alat dan mesin pertanian sendiri.

“Ketika akses KUR dimaksimalkan, setiap petani berpeluang memiliki rice transplanter sendiri. Selain meningkatkan pendapatan, hal ini juga berkontribusi besar dalam peningkatan indeks pertanaman,” tutupnya.

(Red/*)

TOT Brigade Pangan, Langkah Kementan Ciptakan Petani Modern dan Mandiri

 


Gowa, Teropongsulawesi.com, Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam menjaga ketahanan pangan nasional melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pertanian.

Salah satu langkah strategis tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan Training of Trainers (TOT) Peningkatan Kapasitas Brigade Pangan (BP) yang digelar oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku serta Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, pada 6–8 Oktober 2025 ini, diikuti oleh para pendamping Brigade Pangan dari berbagai kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan.

Pelatihan tersebut bertujuan untuk memperkuat kapasitas para pendamping agar mampu menjalankan peran strategis dalam mendukung kinerja Brigade Pangan di lapangan, khususnya dalam upaya percepatan swasembada pangan nasional.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa Brigade Pangan memiliki peran vital sebagai garda terdepan dalam mengawal produktivitas pertanian di seluruh daerah.

“Brigade Pangan bukan hanya sekadar program, tetapi gerakan besar untuk memastikan setiap lahan produktif dapat dikelola secara optimal oleh SDM pertanian yang terampil dan tangguh.

"Program ini menjadi bagian dari strategi besar Kementerian Pertanian dalam mempercepat swasembada pangan,” ujar Amran.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti menjelaskan bahwa peningkatan kapasitas SDM Brigade Pangan merupakan langkah penting untuk memastikan efektivitas program di lapangan.

“Brigade Pangan merupakan gerakan nyata yang tidak hanya membantu petani dari sisi teknis, tetapi juga menanamkan semangat kemandirian dan modernisasi pertanian.

"Melalui pelatihan seperti ini, kita ingin melahirkan SDM pertanian yang cakap, kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi,” jelasnya.

Selama TOT berlangsung, peserta mendapatkan berbagai materi strategis, mulai dari penguatan manajemen kelembagaan, strategi pendampingan petani, hingga penerapan teknologi pertanian modern.

Selain itu, peserta juga dilatih dalam penyusunan rencana percepatan tanam serta upaya peningkatan indeks pertanaman di wilayah kerja masing-masing.

Dari hasil pelatihan ini, para peserta yang lulus akan menjadi fasilitator bimbingan teknis (bimtek) bagi Brigade Pangan di tingkat kabupaten dan kecamatan.

Mereka diharapkan menjadi motor penggerak baru dalam memperkuat kelembagaan petani, mengawal kegiatan produksi, serta membangun sinergi antara pelaku utama dan pelaku usaha di sektor pertanian.

Sebagai tuan rumah pelaksanaan TOT, Kepala BBPP Batangkaluku Jamaluddin Al Afgani menilai kegiatan ini sebagai langkah konkret dalam memperkuat sinergi lintas lembaga pertanian.

“Kami berharap alumni TOT ini mampu menjadi ujung tombak dalam mendampingi Brigade Pangan di setiap kabupaten.

"Dengan kolaborasi yang kuat, kita bisa mempercepat percepatan tanam, meningkatkan indeks pertanaman, dan memastikan ketersediaan pangan di daerah,” ujarnya.

Program Brigade Pangan sendiri merupakan salah satu program prioritas Kementerian Pertanian yang mengedepankan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, penyuluh, dan petani.

Fokus utama program ini mencakup penguatan kelembagaan petani, percepatan tanam, optimalisasi alat dan mesin pertanian (alsintan), serta peningkatan produktivitas lahan pertanian.

Melalui pelatihan TOT ini, para pendamping tidak hanya dibekali dengan kemampuan teknis, tetapi juga nilai-nilai kepemimpinan dan tanggung jawab sosial dalam mendampingi petani.

Kementerian Pertanian berharap, Brigade Pangan akan menjadi kekuatan utama dalam menjaga ketersediaan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.

(Red/Silvi) 

Rabu, 08 Oktober 2025

Pemkab dan Polres Soppeng Gelar Penanaman Jagung Serentak Dukung Ketahanan Pangan Nasional


Soppeng, Teropongsulawesi.com, Dalam rangka mendukung program pemerintah menuju swasembada pangan nasional tahun 2025, Pemerintah Kabupaten Soppeng bersama Kepolisian Resor (Polres) Soppeng menggelar kegiatan Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV yang dilaksanakan secara nasional pada Rabu (8/10/2025).

Kegiatan tersebut dipusatkan di halaman Polsek Lilirilau, Kabupaten Soppeng, dan terhubung secara nasional melalui Zoom Meeting Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV yang berlangsung mulai pukul 10.30 hingga 12.00 WITA.

Pelaksanaan penanaman jagung ini merupakan tindak lanjut dari Surat Kapolri Nomor ST/2276/X/KEP/2025 tertanggal 3 Oktober 2025 tentang pelaksanaan tanam jagung serentak kuartal IV. Program ini juga menjadi bagian dari Rencana Kerja Polres Soppeng Tahun Anggaran 2025, yang selaras dengan upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

Bupati Soppeng H. Suwardi Haseng, SE yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap langkah Polres Soppeng dalam mendukung program swasembada pangan nasional.

“Kegiatan ini menunjukkan sinergitas yang kuat antara pemerintah daerah, TNI, Polri, dan masyarakat dalam memperkuat kemandirian pangan. Melalui gerakan tanam jagung serentak ini, kita berharap produksi pertanian di Soppeng semakin meningkat dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Bupati Suwardi Haseng.

Sementara itu, Kapolres Soppeng AKBP Aditya Pradana, S.I.K., M.I.K. menegaskan bahwa Polri berkomitmen untuk berperan aktif dalam mendampingi serta mengawal pelaksanaan program tersebut agar berjalan optimal dan tepat sasaran.

“Polri siap berperan aktif dalam mendampingi serta mengawasi pelaksanaan program tanam jagung ini agar berjalan optimal dan tepat sasaran. Ini adalah wujud komitmen kami untuk mendukung swasembada pangan nasional,” jelas AKBP Aditya Pradana.

Menurut Kapolres, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan hasil pertanian, tetapi juga memperkuat kerja sama lintas sektor antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan masyarakat. Melalui sinergi tersebut, diharapkan Kabupaten Soppeng dapat menjadi salah satu daerah yang berkontribusi signifikan dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan nasional.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain para Asisten Setda Soppeng, Pimpinan Cabang Bulog, jajaran pejabat Polres Soppeng, Koordinator Penyuluh Pertanian, serta para Lurah dan Kepala Desa se-Kecamatan Lilirilau. Personel Polsek Lilirilau juga turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.

Kegiatan penanaman jagung serentak ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kolaborasi antara pemerintah daerah dan aparat keamanan. Selain sebagai wujud dukungan terhadap kebijakan nasional, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani lokal serta mendorong Kabupaten Soppeng menjadi salah satu lumbung pangan andalan di Sulawesi Selatan.

(Red)

Minggu, 28 September 2025

Brigade Pangan dan IP 300, Kementan Andalkan Peran Alsintan dan SDM Tangguh


Gowa, Teropongsulawesi.com, Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pertanian dalam menghadapi tantangan pangan nasional. Salah satu langkah penting adalah memperkuat pelatihan alat dan mesin pertanian (alsintan) bagi petani dan penyuluh pertanian.

Komitmen tersebut kembali ditegaskan melalui kunjungan Tenaga Ahli Menteri (TAM) Bidang Pengembangan Pertanian Presisi, Desrial dan Tenaga Ahli Menteri Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Pembiayaan Pertanian Mat Syukur ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Sabtu(27/09/2025). 

Dalam kunjungan ini, TAM bersama Kepala Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian, Eko Nugroho Dharmo Putro melakukan pengecekan langsung ke bengkel Alat Mesin Dan Pertanian (Alsintan) yang dimiliki BBPP Batangkaluku.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan selalu menekankan pentingnya pemanfaatan alsintan.

"Modernisasi pertanian melalui alsintan adalah kunci untuk mengejar target produksi, memperkuat Brigade Pangan, dan mewujudkan kedaulatan pangan bangsa. Tanpa alsintan, kita tidak akan mampu melakukan percepatan olah tanah dan tanam tiga kali dalam setahun," tegas Menteri Pertanian.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menegaskan bahwa pelatihan alsintan  harus terus ditingkatkan sebagai pusat pembelajaran petani.

"SDM pertanian yang menguasai alsintan adalah garda terdepan dalam percepatan tanam, panen, hingga pengolahan hasil pertanian. Inilah yang akan membawa pertanian Indonesia." ujarnya.

Bengkel alsintan ini menjadi salah satu fasilitas unggulan di BBPP Batangkaluku, karena tidak hanya digunakan untuk praktik pelatihan, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran bagi petani dan penyuluh untuk memahami cara penggunaan, perawatan, hingga perbaikan alsintan.

Usai melakukan pengecekan, TAM kemudian berdiskusi dengan Kepala BBPP Batangkaluku Jamaluddin Al Afgani mengenai strategi balai dalam memperkuat peran alsintan untuk mendukung produktivitas pertanian.

Kepala BBPP Batangkaluku Jamaluddin Al Afgani menyampaikan bahwa pelatihan alsintan menjadi ciri khas yang membedakan BBPP Batangkaluku dengan balai pelatihan lainnya.

"Di sini kami memberikan pembekalan kepada petani dan penyuluh agar mereka tidak hanya mampu mengoperasikan alsintan, tetapi juga memahami aspek pemeliharaan dan perbaikan. Keunggulan ini penting agar alsintan benar-benar dimanfaatkan secara maksimal di lapangan," ujarnya.

Menanggapi hal itu, TAM Desrial memberikan apresiasi sekaligus dorongan agar BBPP Batangkaluku terus fokus mengembangkan pelatihan alsintan.

"BBPP Batangkaluku memiliki keistimewaan dalam membina petani melalui pelatihan alsintan. Harapan kami, balai ini semakin memperkuat pembelajaran bagi petani dan penyuluh untuk mendukung program Brigade Pangan. Brigade Pangan inilah yang akan menjadi motor percepatan produktivitas, mewujudkan tanam tiga kali setahun (IP 300), dan menuju swasembada pangan nasional," tegasnya.

Penggunaan alsintan menjadi faktor kunci dalam modernisasi pertanian. Alsintan berperan penting untuk mempercepat seluruh proses pertanian mulai dari pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, hingga panen. Dengan penggunaan alsintan, pekerjaan yang biasanya memakan waktu berhari-hari dapat diselesaikan hanya dalam hitungan jam.

Selain itu, alsintan juga membantu mengatasi keterbatasan tenaga kerja di sektor pertanian. Dengan semakin berkurangnya jumlah petani muda, penggunaan alsintan menjadi solusi strategis agar produktivitas tetap terjaga bahkan meningkat.

Kementerian Pertanian menegaskan bahwa keberhasilan program tanam tiga kali setahun (IP 300) sangat ditopang oleh keberadaan alsintan. Tanpa alsintan, percepatan olah tanah dan tanam akan sulit terwujud. Karena itu, kemampuan petani dan penyuluh dalam menguasai alsintan menjadi faktor penentu keberhasilan program.

Dengan adanya fasilitas bengkel alsintan, BBPP Batangkaluku tidak hanya berperan sebagai tempat pelatihan reguler, tetapi juga sebagai pusat unggulan pelatihan alsintan di Indonesia.

Melalui pelatihan ini, petani diharapkan mampu mengoptimalkan pemanfaatan alsintan di lapangan, mendukung efisiensi biaya produksi, mempercepat proses budidaya, serta meningkatkan produktivitas pertanian.

(SLV) 

Sabtu, 27 September 2025

Data Kementan, Panen Jagung Nasional Capai 11,18 Juta Ton, Petani Raup Triliunan Rupiah


Gowa, Teropongsulawesi.com, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan panen raya jagung serentak yang digelar di berbagai daerah Indonesia pada Sabtu (27/9/2025) menjadi bukti nyata arahan Presiden Prabowo Subianto dalam mempercepat swasembada pangan.

“Jagung adalah komoditas strategis. Produksi jagung nasional meningkat 2,7 juta ton dengan tambahan nilai sekitar Rp15 triliun yang langsung dinikmati petani.

"Padi juga naik tiga juta ton dengan potensi surplus empat juta ton bernilai lebih dari Rp113 triliun.

"Ini bukti konkret kepemimpinan Presiden Prabowo yang berpihak pada kesejahteraan petani,” kata Amran saat panen di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Ia menambahkan, keberhasilan ini tak lepas dari penyederhanaan regulasi dan dukungan penuh pemerintah.

“Regulasi disederhanakan, sarana produksi dipermudah, dan bantuan alsintan terus digelontorkan. Selama itu menyejahterakan petani, pemerintah akan lakukan dengan segala cara,” ujarnya.

Panen raya kali ini mencakup lahan seluas 1.788 hektare dengan estimasi hasil 7.153 ton jagung.

Data Kementan mencatat, sepanjang Januari–Agustus 2025 produksi jagung nasional telah mencapai 11,18 juta ton.

Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, menilai capaian ini merupakan langkah strategis memperkuat pangan nasional.

“Panen raya bukan sekadar seremonial, tapi memastikan pangan cukup, harga stabil, dan petani semakin sejahtera,” katanya di OKU Timur, Sumatera Selatan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan Polri mendukung penuh program swasembada pangan.

Hingga kini, penanaman jagung sudah dilakukan di 483.822 hektare dari total target 819.081 hektare, dengan produksi kuartal III mencapai 751.442 ton.

Selain itu, Polri menyiapkan 18 gudang penyimpanan di 12 provinsi dengan kapasitas 800 ribu ton.

“Gudang ini disiapkan agar jagung terserap optimal oleh Bulog dan harga tetap stabil,” jelas Kapolri.

Dalam kesempatan itu, potensi Kalimantan Barat juga menjadi sorotan. Produktivitas jagung di wilayah ini bisa mencapai 7–8 ton per hektare.

Jika target tanam 374 ribu hektare terealisasi, nilai produksi diperkirakan Rp10,2 triliun.

“Harapan kita Kalbar menjadi terdepan untuk ekspor sehingga pendapatan petani meningkat signifikan,” pungkas Mentan Amran.

(Red)

Selasa, 23 September 2025

Siswa SDIT Al Fikri Antusias Ikuti Outing Class Pertanian di UPT Pelatihan Kementan


Makassar, Teropongsulawesi.com, Sebanyak 105 siswa SDIT Al Fikri Makassar mengikuti kegiatan outing class di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Selasa (23/9/2025).

Dalam kegiatan tersebut, para siswa diperkenalkan dengan praktik bercocok tanam hidroponik serta pengelolaan ternak ayam pedaging dan petelur. Suasana belajar berlangsung interaktif dan penuh antusiasme, karena siswa diberi kesempatan untuk mencoba langsung.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam pertanian untuk mendukung keberlanjutan pangan nasional.
“Petani muda harus menjadi contoh bagi petani lainnya agar sektor pertanian tetap produktif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti. Menurutnya, regenerasi petani perlu terus digalakkan agar produksi pangan tetap terjaga.
“Segala tantangan petani muda harus dicarikan solusi dan difasilitasi agar tetap bersemangat berproses di bidang pertanian,” jelasnya.

Kepala SDIT Al Fikri, Ismu Haryati, mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan BBPP Batangkaluku. Ia menilai kegiatan ini selaras dengan program pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan.

“Anak-anak sangat antusias karena bisa praktik langsung. Kami berharap mereka terinspirasi dan mencoba menerapkan ilmu yang didapat di sekolah,” katanya.

Kegiatan outing class ini menjadi bentuk sinergi positif antara dunia pendidikan dengan BBPP Batangkaluku, sekaligus upaya menanamkan minat pertanian sejak dini kepada generasi penerus bangsa.

(Red)

Rabu, 17 September 2025

Outing Class di UPT Kementan, Menggugah Antusiasme Pertanian di Kalangan Siswa

Giwa, - Suasana keceriaan mewarnai Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku saat puluhan siswa Sekolah Alam Darul Istiqamah mengikuti kegiatan outing class, Rabu (17/9/2025). Dengan penuh semangat, para siswa belajar mengenal dunia pertanian secara langsung melalui berbagai aktivitas edukatif di lingkungan BBPP Batangkaluku.

Seperti diketahui, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak anak muda Indonesia untuk aktif terlibat pada sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.

"Keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia menjadi faktor keberlanjutan pangan nasional. Petani muda harus menjadi contoh bagi petani lainnya," kata Amran.

Senada dengan pernyataan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.

"Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” ujarnya.

Rombongan dibagi menjadi dua kelompok. Kelas 3 dan 4 mendapatkan materi tentang praktik menanam hortikultura, pengolahan hasil pertanian, serta pengenalan alat dan mesin pertanian (alsintan).

Sementara itu, kelas 5 dan 6 memperoleh materi mengenai budidaya jamur tiram, pembuatan trichoderma, pengenalan hidroponik, dan pengolahan jahe.

Penanggung Jawab Outing Class, Fatmawati selaku guru pendamping menjelaskan tujuan dari kegiatan ini yaitu memperkenalkan siswa dunia pertanian secara langsung dan interaktif.

"Kita ingin agar anak-anak dapat menumbuhkan rasa kecintaannya terhadap pertanian dan alam. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menstimulus motorik anak-anak," sebutnya.

Kegiatan outing class ini mendapat antusiasme tinggi dari para siswa. Mereka tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga terlibat langsung dalam praktik sederhana, seperti menanam bunga kol, mengemas olahan jahe, hingga terlibat langsung dalam praktek inokulasi pembuatan trichoderma.

Antusiasme para siswa dalam outing class ini menjadi bukti bahwa pertanian dapat dipelajari dengan cara yang menyenangkan dan inspiratif. Diharapkan pengalaman ini dapat menumbuhkan semangat baru bagi anak-anak untuk mencintai dan menghargai pertanian sebagai fondasi penting ketahanan pangan bangsa.

(SLV) 

Jumat, 12 September 2025

Transformasi Pertanian Dimulai dari Persemaian, UPT Kementan Edukasi Petani Wujudkan IP 300


Gowa, Teropongsulawesi.com, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung modernisasi sektor pertanian.

Melalui berbagai inovasi dan kegiatan pelatihan, lembaga di bawah Kementerian Pertanian ini terus mendorong percepatan produksi pangan nasional.

Langkah tersebut sejalan dengan target Indeks Pertanaman (IP) 300, yakni kemampuan petani menanam padi tiga kali dalam setahun.

Target ambisius ini dinilai sebagai kunci mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa IP 300 bukanlah sekadar program, melainkan kebutuhan mendesak dalam menghadapi tantangan krisis pangan global.

“Jika setiap daerah mampu menanam tiga kali setahun, swasembada bukan mimpi, melainkan kenyataan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, Indonesia memiliki potensi besar dengan lahan subur dan sumber daya manusia melimpah.

Yang dibutuhkan saat ini adalah transformasi pola pikir dan penerapan teknologi yang lebih efisien.

Senada dengan itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menekankan pentingnya mengubah paradigma bertani.

“Mindset harus berubah. Pertanian modern adalah keharusan, bukan lagi pilihan,” tegasnya.

Menurut Idha, pola pertanian konvensional sudah tidak relevan dengan kebutuhan zaman.

Modernisasi, termasuk pemanfaatan alat mesin pertanian (alsintan), efisiensi persemaian, hingga pola tanam berkelanjutan, harus menjadi budaya baru di kalangan petani.

Komitmen modernisasi ini diwujudkan BBPP Batangkaluku lewat praktik langsung di lapangan.

Pada Jumat (12/9/2025), Kepala BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani, memberikan pelatihan persemaian padi metode dapog kepada pegawai serta siswa magang.

Metode dapog dikenal lebih efisien, murah, serta cocok untuk penggunaan transplanter. Jamal menegaskan bahwa teknologi ini harus segera ditularkan ke masyarakat.

“Persemaian untuk transplanter tidak harus mahal. Setelah paham, ajarkan ke masyarakat,” pesannya.

Jamal juga mengingatkan bahwa sebagian petani masih beranggapan persemaian baru bisa dilakukan setelah panen selesai. Menurutnya, cara berpikir seperti ini harus segera ditinggalkan.

“Mindset itu harus diubah. Saat 15 hari jelang panen, kita sudah bisa menyiapkan persemaian,” jelasnya.

Ia bahkan mencontohkan bahwa persemaian bisa dibuat di halaman rumah atau lahan sempit dengan sistem bertingkat. Dengan teknik ini, tanam tiga kali setahun bisa lebih mudah diwujudkan.

Tak hanya menyasar petani, Jamal menekankan bahwa seluruh pegawai BBPP Batangkaluku, termasuk yang berlatar belakang non-pertanian, wajib memahami program Kementan.

Hal ini dianggap penting agar setiap individu dapat berkontribusi dalam gerakan bersama menuju swasembada pangan.

“Semoga kita bisa bersama-sama berkontribusi untuk IP 300 sehingga Indonesia mampu swasembada pangan berkelanjutan,” harapnya.

Upaya BBPP Batangkaluku ini menjadi bukti bahwa transformasi besar bisa dimulai dari langkah kecil, seperti memperkenalkan metode persemaian yang efisien. Jika gerakan ini menyebar luas, bukan tidak mungkin IP 300 akan segera tercapai.

Dengan demikian, target kedaulatan pangan nasional yang selama ini hanya menjadi wacana, perlahan bisa diwujudkan menjadi kenyataan.

Modernisasi pertanian bukan sekadar program, melainkan gerakan bersama untuk masa depan bangsa.

(Red)

Senin, 08 September 2025

Kementan Tingkatkan Pengetahuan Petani Papua dengan Pelatihan Teknis Budidaya Padi


Jayawijaya, -Untuk mendukung peningkatan produktivitas padi di wilayah Papua, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Jayawijaya menyelenggarakan Pelatihan Teknis Budidaya Tanaman Padi. Kegiatan ini menghadirkan petani serta penyuluh pertanian setempat guna memperkuat keterampilan dan pengetahuan dalam budidaya tanaman padi, Senin (8/9/2025).


Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa Papua memiliki potensi besar sebagai lumbung pangan, sehingga perlu penguatan kapasitas petani melalui teknologi budidaya.


“Dengan 20 ribu hektare, Papua Barat bisa suplai beras ke provinsi tetangga. Tapi harus pakai sistem pertanian modern, kalau manual sangat susah,” ujarnya.


Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa pertanian modern itu dicirikan dengan pemanfaatan teknologi dan alsintan dalam melakukan usaha budidaya di lahan pertanian.


Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 8 hingga 11 September 2025 tersebut dibuka langsung oleh Kepala BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani. Dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menargetkan swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya.


"Olehnya itu saat ini Pemerintah memiliki beberapa program untuk mencapai swasembada pangan yaitu Optimasi Lahan dan Cetak Sawah Rakyat," sebutnya.


Jamal menjelaskan bahwa peningkatan kuantitas produksi dipengaruhi beberapa faktor dominan diantaranya kualitas benih dan teknik budidaya.


"Teknik budidaya yang sangat banyak dianjurkan khusus untuk lahan sawah adalah tanam pindah, cuma yang jadi kendala adalah orang-orang yang ingin menanamnya, sehingga pemerintah saat ini gencar memberikan bantuan rice transplanter," terang Jamal.


Di akhir sambutannya, Jamal berharap agar Papua dapat menyiapkan pangannya secara mandiri sehingga masyarakat telah mendapatkan harga pangan tidak berbeda jauh dengan harga yang ada di Sulawesi.


"Jadi, setelah Bapak dan Ibu mengikuti kegiatan pelatihan di sini, diharapkan sudah memiliki gambaran untuk menerapkan teknologi di Jayawijaya. Oleh karena itu, Bapak dan Ibu dapat lebih mendalami cara melakukan persemaian serta mengoperasikan alsintan," harapnya.


Adapun materi yang diberikan kepada 5 orang peserta tersebut yaitu persiapan lahan, persiapan benih dan penanaman, pemeliharaan tanaman, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, serta panen dan pasca panen.

(Red) 

Sabtu, 06 September 2025

Optimalkan Program IP 300 di Sidrap, Langkah Strategis Menuju Swasembada Pangan



Sidrap, Teropongsulawesi.com, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong percepatan tanam padi melalui program Indeks Pertanaman 300 (IP 300) guna memperkuat swasembada pangan nasional.

Salah satu langkah nyata dilakukan di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) dengan menggelar kegiatan tanam pindah padi bersama Bupati Sidrap, Sabtu (6/9/2025).

Dalam kegiatan tersebut, para petani diajak untuk mempercepat pola tanam padi sehingga dapat mencapai target IP 300 atau tiga kali tanam dalam setahun.

Langkah ini sejalan dengan program strategis Kementerian Pertanian dalam mendorong produktivitas nasional dan menjadikan Kabupaten Sidrap sebagai salah satu daerah penopang utama dengan target 1 juta ton gabah.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya percepatan tanam untuk mendukung IP 300.

“IP 300 adalah kunci percepatan produksi padi nasional. Jika setiap daerah mampu menanam tiga kali setahun, swasembada pangan bukan hanya mimpi, melainkan kenyataan,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa keberhasilan IP 300 bergantung pada petani dan penyuluh yang bergerak cepat.

“Penyuluh pertanian dan petani adalah ujung tombak swasembada pangan. Dengan dukungan teknologi, pendampingan, serta program IP 300, kita bisa mewujudkan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan,” ungkap Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti.

Sebagai bentuk dukungan nyata, pemerintah juga menyalurkan bantuan berupa alat dan sarana Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan. (POPT), yang dibagikan langsung kepada peserta kegiatan.

Bantuan ini diharapkan dapat membantu petani dalam menjaga keberlanjutan produksi dan mengantisipasi gangguan organisme pengganggu tanaman.

Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif dalam sambutannya menyampaikan bahwa percepatan tanam adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga ketahanan pangan di daerah.

"Sidrap harus terus menjadi lumbung pangan Sulawesi Selatan. Dengan IP 300, kita mampu mendorong peningkatan hasil produksi dan mewujudkan target satu juta ton gabah.

Sidrap siap mendukung swasembada pangan secepat-cepatnya demi kesejahteraan petani dan kedaulatan pangan bangsa," ujarnya.

Sementara itu, Jamaluddin Al Afgani Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP ) Batangkaluku selaku perwakilan Pj Brigade Pangan Sulawesi Selatan menekankan bahwa dukungan pemerintah pusat hingga daerah harus bersinergi.

"IP 300 hanya bisa terwujud jika ada kerjasama semua pihak, mulai dari petani, penyuluh, pemerintah daerah, hingga kementerian terkait," ujar Jamaluddin.

Melalui kegiatan ini, Sidrap semakin menunjukkan komitmennya untuk menjadi sentra produksi pangan dan mendukung terwujudnya kedaulatan pangan nasional.

Kegiatan dihadiri langsung oleh Bupati Sidrap, Pj Brigade Pangan Sulawesi Selatan Kepala BBPP Batangkaluku, Ketua dan Anggota Pimpinan DPRD Sidrap, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), perwakilan dari Kementerian PUPR, serta para petani Sidrap.

(Red)

Senin, 25 Agustus 2025

Penghargaan Bintang Mahaputra Pratama untuk Wamentan Sudaryono dari Presiden Prabowo



Jakarta, Teropongsulawesi.com, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono resmi menerima tanda kehormatan Bintang Mahaputra Pratama langsung dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam sebuah upacara kenegaraan di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/8).

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas jasa luar biasa Wamentan Sudaryono dalam sektor pertanian nasional. Selama menjabat sebagai Wamentan, ia dinilai berhasil memperkuat program ketahanan pangan nasional, memperluas akses petani terhadap pupuk dan sarana produksi, serta mendorong berbagai kebijakan yang berpihak kepada petani.

Wamentan Sudaryono atau akrab disapa Mas Dar ini menyampaikan rasa syukur yang mendalam. Ia memaknai penghargaan tersebut sebagai penyemangat untuk terus memajukan sektor pertanian di Indonesia.

“Saya lahir dari keluarga petani. Penghargaan ini saya persembahkan untuk para petani Indonesia yang tidak pernah berhenti bekerja keras memberi makan bangsa,” kata Wamentan Sudaryono usai menghadiri Upacara Penganugerahan Tanda Kehormatan Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/8/2025) siang.

Ia menilai anugerah yang diterima sebagai semangat baru untuk melangkah lebih kokoh dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai bangsa yang mandiri, berdaulat, dan sejahtera melalui sektor pertanian.

Pria lulusan National Defence Academy (NDA) Of Japan ini juga menegaskan akan terus memperkuat kerja nyata di lapangan melalui program prioritas pangan strategis, modernisasi pertanian, hingga pengembangan petani muda.

“Ini tidak hanya penghargaan semata. Tapi pendorong bagi kami untuk terus melakukan upaya terbaik untuk mencapai swasembada pangan dan menyejahterakan petani,” tandasnya.

(Silviana) 

Jumat, 22 Agustus 2025

Pelatihan ASN di UPT Kementan, Strategi Menuju Swasembada Pangan



Gowa, Teropongsulawesi.com,- Pelaksana Tugas Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melanjutkan kunjungan kerjanya ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Jum'at (22/08/2025).

Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan pembinaan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup BBPP Batangkaluku dalam rangka memperkuat peran strategis mereka dalam mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan nasional.

Seperti diketahui, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa Indonesia berada dalam kondisi terbaik dalam hal ketahanan pangan selama dua dekade terakhir. Dukungan penuh Presiden Prabowo Subianto terhadap sektor pertanian terbukti membawa hasil nyata.

"Sekarang ini petani bahagia, produksi meningkat, ketahanan pangan kita kuat, stok kita tertinggi selama 20 tahun, produksi kita tertinggi selama 7 tahun, dan itu kata BPS, kata Bulog,” kata Mentan Amran.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti menegaskan bahwa ketahanan dan swasembada pangan tidak dapat dicapai secara sendiri-sendiri, melainkan melalui kolaborasi lintas pihak. 

“Mewujudkan swasembada pangan ini tidak bisa sendirian, kita harus terus bergandengan tangan dengan semua pihak," ujarnya.

Hal senada disampaikan Nurul Qomariyah, Plt. Sekretaris BPPSDMP. Dalam arahannya, ia menyampaikan bahwa semua pihak wajib berkolaborasi dalam rangka mencapai swasembada pangan.

"Dengan kolaborasi, beberapa hal yang tidak berada di bawah wewenang Kementan, dapat dilakukan oleh Kementerian lain yang berada dalam kolaborasi," terangnya.

Lanjut Nurul Qomariyah, setiap ASN wajib menerapkan core values ASN dalam setiap aspek kegiatan terlebih dalam mewujudkan swasembada pangan.

Selain itu, Ia menginstruksikan kepada seluruh ASN BBPP Batangkaluku agar wajib mengetahui output dari amanah Menteri Pertanian kepada BPPSDMP yaitu Brigade Pangan.

"BPPSDMP saat ini mempunyai tanggung jawab terhadap penumbuhan dan pendampingan Brigade Pangan. Jadi swasembada pangan sangat diperhatikan mulai dari intensifikasi dan ekstensifikasi termasuk regenerasi petani dan penyuluh," terangnya.

Tidak hanya core values ASN, Nurul Qomariyah juga memberikan informasi terkait Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK), Disiplin Pegawai, larangan Judi Online, Pengembangan Karir dan Tugas Belajar.

Melalui pembinaan ini, ASN BBPP Batangkaluku diharapkan mampu menjadi motor penggerak yang berintegritas, profesional, dan berorientasi pada pelayanan publik. 

Dengan demikian, visi Kementerian Pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan dapat berjalan seiring dengan penguatan kapasitas sumber daya manusia pertanian.

(Silviana) 

Kamis, 21 Agustus 2025

Generasi Muda Jadi Kunci Swasembada Pangan, Brigade Pangan Gowa Jadi Contoh Nyata


Gowa, Teropongsulawesi.com, Pelaksana Tugas Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Nurul Qomariyah, melakukan kunjungan kerja ke Brigade Pangan Rembuk Pemuda Tani Kabupaten Gowa pada Kamis (21/08/2025). Visi ini bertujuan memperkuat peran pemuda tani dalam mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus mendorong pengembangan kapasitas sumber daya manusia pertanian di tingkat daerah.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, sebelumnya telah mengajak generasi muda untuk aktif berkontribusi di sektor pertanian demi mewujudkan swasembada dan kedaulatan pangan Indonesia. Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa regenerasi petani sangat penting karena petani saat ini sudah berusia lanjut sementara kebutuhan pangan terus meningkat.

Nurul Qomariyah menyampaikan penghargaan tinggi atas semangat dan komitmen para pemuda tani yang tergabung dalam Brigade Pangan. “Brigade Pangan menjadi motor penggerak regenerasi petani. Saya bangga karena pengelola brigade yang bukan berlatar pendidikan pertanian tetap mau terlibat aktif, menunjukkan bahwa pertanian memiliki prospek nyata bagi petani milenial saat ini,” ujar Nurul.

Kunjungan tersebut juga diisi dengan dialog bersama brigade pengelola, penyuluh pertanian, serta peninjauan proses pertanaman dan lokasi persemaian sistem dapog. Nurul berharap kegiatan Brigade Pangan dapat memotivasi petani milenial di Gowa dan mempercepat terwujudnya swasembada pangan.

Erwin, Manajer Brigade Pangan Rembuk Pemuda Tani Kabupaten Gowa, menyambut baik kunjungan tersebut. “Kehadiran Plt. Sekretaris BPPSDMP memberikan energi baru bagi kami untuk terus maju. Dukungan dari pemerintah pusat sangat berarti, terutama dalam motivasi, pelatihan, dan akses informasi. Kami bangga mendapatkan perhatian langsung dari Kementerian Pertanian. Ini meneguhkan keyakinan kami bahwa generasi muda bisa menjadi ujung tombak pembangunan pertanian di daerah. Kami ingin membuktikan bahwa bertani tidak kalah menjanjikan dibanding profesi lain,” ungkap Erwin.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) adalah lembaga di bawah Kementerian Pertanian yang bertugas mengembangkan kapasitas sumber daya manusia pertanian melalui penyuluhan, pelatihan, dan pelatihan untuk mendukung peningkatan produktivitas dan ketahanan pangan nasional.

(Silviana) 

© Copyright 2019 TEROPONG SULAWESI | All Right Reserved