Pertanian -->

Senin, 09 Agustus 2021

Presiden Jokowi: Tingkatkan Konsumsi Buah Lokal, Sejahterakan Petani


Jakarta, Teropongsulawesi.com,-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong masyarakat Indonesia terus meningkatkan konsumsi buah  dan sayur lokal. Selain  menambah asupan gizi agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit dimasa pandemi, upaya ini turut membantu petani untuk semangat,produktif dan semakin sejahtera.  

“Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih banyak mengonsumsi buah – buahan dan mencintai aneka buah nusantara yang melimpah dengan kandungan gizi yang tidak kalah dibandingkan buah impor,” ucap Jokowi dalam video virtual pada acara Gelar Buah Nusantara (GBN) ke-6 tahun 2021, Senin(9/8/21). 

Namun, meskipun memiliki banyak buah-buahan khas Indonesia, tingkat konsumsi  buah masih rendah. Rata-rata konsumsi masyarakat Indonesia untuk buah-buahan tahun 2020 sebesar 88,56 gram/kapita/hari, turun sebesar 1,4 persen dibanding 2019. Angka konsumsi hanya sebesar 59,04 persen dari batas minimal angka kecukupan gizi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang merekomendasikan konsumsi buah sebesar 150 gram/kapita/hari. 

“Dengan menggunakan cara-cara kekinian dengan memanfaatkan teknologi, edukasi untuk mengonsumsi buah buahan nusantara harus dilakukan secara berkelanjutan dan termasuk dalam muatan sistem pendidikan di sekolah-sekolah serta edukasi keluarga agar dapat menjangkau anak-anak dan generasi muda bisa mencintai buah,”tutur Presiden. 



Menteri Pertanian ( Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan penyelenggaraan GBN  yang diinisiasi oleh Menko Airlangga adalah bagian dari upaya-upaya mengoptimalkan masyarakat untuk mengkonsumsi buah nusantara. Buah Indonesia adalah buah tropis dengan jenis dan kualitasnya cukup bagus yang beraneka ragam yang  tidak hanya diminati secara nasional tetapi juga diminati dunia. Oleh karena itu, ruang untuk mendorong buah lokal yang lebih baik akan menjadi salah satu upaya yang sangat penting . 

“Dan ini harus didahului dengan kita bersama mendorong agar kita mengkonsumsi buah. Buah itu baik untuk tubuh, kaya nutrisi, memperkuat imun, dan buah nusantara dari sabang sampai merauke harus bisa kita sama – sama populerkan hingga mendunia. Buah nusantara kita bermanfaat bagi tubuh dan bagi perekonomian kita,”kata Mentan. 

Sekedar Informasi, Indonesia dikaruniai sebagai negara kaya akan biodiversitas sayuran, buah-buahan dan pangan nabati lainnya. Sebagai contoh mangga, terdapat 24 varietas mangga dari 35 varietas mangga dunia. Dari 76 varietas pisang dunia, sebanyak 37 varietas pisang dimiliki negeri tercinta ini. Belum termasuk deretan buah dan sayur lainnya. 

Semenjak pandemi Covid-19 merebak di penjuru dunia, anjuran untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah sebagai sumber vitamin C untuk kekebalan tubuh terus digalakkan. Di sisi lain, produksi buah nasional pada 2020  berdasarkan SIMSPH BPS sejumlah 24,8 juta ton. 

Untuk 2021, data produksi buah per 1 Agustus 2021 mencapai 7,9 juta ton. Ini artinya pasokan buah melimpah ruah dan tak heran harga buah lokal relatif mudah terjangkau dan mudah diperoleh.

Pada tahun 2020, ekspor hortikultura sebesar USD 645,48 juta, yaitu meningkat sebesar 37,75 persen dibanding tahun 2019. Peningkatan ekspor ini didominasi oleh komoditas buah-buahan dimana selama masa pandemi Covid-19 pada tahun 2020, nilai realisasi ekspor buah-buahan tercatat sebesar USD 389,9 juta, meningkat 30,31 persen dibanding tahun 2019 dengan lima negara tujuan utama yaitu China, Hongkong, Malaysia, Arab Saudi, dan Pakistan.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian penting yang memiliki potensi untuk didorong dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani, ekonomi daerah, ekonomi nasional dan bahkan mampu meningkatkan devisa negara melalui ekspor.

Minggu, 04 Juli 2021

Tingkatkan Produktivitas Tanaman Padi, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Beri Pelatihan Pemanfaatan Alsintan di BBPP Batangkaluku

Mentan SYL saat memberikan pelatihan teknis pertanian bagi penyuluh dan petani (Ist).

Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,– Kementerian Pertanian mememberi Pelatihan Pemanfaatan Alsintan untuk Meningkatkan Produktivitas Tanam Padi, kepada ribuan Penyuluh dan Petani di Indonesia.

Dihadapan ribuan peserta yang hadir secara luring (virtual), dalam acara yang diselenggarakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan era 4.0 telah dilewati dan Indonesia akan segara memasuki era 5.0, dan pertanian akan tetap menjadi sektor penting di era itu, artinya pemanfaatan teknologi dan mekanisasi di bidang pertanian sudah tidak bisa dihindari.

“Menurut saya, bangsa yang maju itu kalau agamanya baik, dan pertaniannya bagus, dan kita ada di era itu. Artinya, kalau mau desanya bagus, kecamatan bagus, kabupaten bagus, provinsi bagus, dan negara bagus, maka perbaiki agama dan pertanian,” ungkapnya saat membuka acara yang di pusatkan di BBPP Batangkaluku - Gowa, Sulawesi Selatan (4/7).

Pria yang pernah menjadi Gubernur Sulawesi Selatan tersebut menegaskan jika bertani itu hebat dan keren, bahkan saat covid 19 menghentak dunia, dan membuat semua orang tidak berdaya termasuk perekonomian dunia melambat, pertanian mampu menjadi sektor yang tetap bertahan dan tumbuh.

“Kalau kita lihat dari PDB, hanya pertanian yang naik, sektor lain semua minus. Ekspor kita juga naik 15,79% dengan nilai Rp. 451,77 trilyun di 2020. Dan tahun ini, baru triwulan I saja kita sudah menyumbang 39,99%. Ini artinya pertanian memang dibutuhkan,” katanya.

Sebagai pelaku utama pembangunan pertanian di Indonesia, ungkap Mentan SYL, kinerja pertanian juga ditentukan oleh kerja penyuluh dan petani, maka dari itu dirinya medorong BPPSDMP agar mampu memberi pelatihan dan mencetak tenaga-tenaga terlatih untuk terus menggerakan pertanian ke arah yang lebih maju, mandiri dan modern.

“BPPSDMP dengan semua kadis harus siapkan orang yang harus dilatih untuk menaikkan kualitas pertanian, naikkan Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian, siapkan 1 juta orang,” tuturnya.

Penggunaan teknologi, lanjutnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, kualitas SDM sangat penting termasuk penggunaan mekanisasi, dirinya berharap Agriculture War Room (AWR) yang dibangunnya dapat mendukung pembangunan pertanian di segala aspek, mulai dari mempersiapkan SDM yang terlatih hingga penjualan hasil petani berbasis digital.

“Kita harus hadirkan inovasi untuk mendukung itu. Misalnya menghadirkan traktor taksi di setiap kabupaten. Negara lain sudah pakai teknologi, kita juga. Pertanian tidak boleh hanya teori, PPL harus pegang HP dan terhubung dengan AWR setiap Jumat. Litbang harus maksimal, ciptakan varietas baru. Cari tahu mengapa Amerika dan Jepang bisa unggul. Karena kita seharusnya juga bisa seperti mereka,” ujarnya.

Dikesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan pihaknya telah melaksanakan sejumlah pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian.

“Kita sudah memulai pelatihan pemupukan berimbang, pelatihan kesuburan tanah, pelatihan varites padi jagung kedele, pelatihan kewirausahaan pertanian, juga pemanfaatan KUR. Kali ini kami melakukan pelatihan pemanfaatan Alsintan untuk meningkatkan produktivitas tanaman,” katanya.

Dedi menjelaskan, pelatihan kali ini diikuti 120 orang secara offline, dan secara online melalui zoom sebanyak 1000, sedangkan melalui youtube, sekitar 11.000 orang yang tergabung mengikuti pelatihan ini, dengan rincian 8000 adalah penyuluh, dan 2700 adalah petani, utamanya petani milenial.

“Pada pelatihan ini, peserta akan diberikan materi mengenai teknis operator traktor roda 2 dan roda 4, pembuatan pupuk organik seperti kompos, pembuatan pestisida nabati, termasuk juga pemanfaatan KUR,” katanya.


Sumber : Humas BPPSDMP - Kementan

Senin, 21 Juni 2021

Sebagai Barisan Terdepan Informasi dan Teknologi Kepada Petani, Kementan Latih Penyuluh Tingkatkan SDM


Pinrang (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Sebanyak 30 orang Penyuluh Pertanian di Kabupaten Pinrangdari Kecamatan Duampanua, Kecamatan Lembang, Kecamatan Patampanua, dan Kecamatan Batu Lappa mengikuti pelatihan teknis tematik penanggulangan OPT tanaman cabai bagi aparatur angkatan II yang dilaksanakan oleh BBPP Batangkaluku.

Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari dari tanggal 21sampai 23 Juni 2021 yang bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Duampanua Kabupaten Pinrang.

Pelatihan dibuka secara resmi oleh Syukur T, SP. yang merupakan Kepala Bidang Penyuluhan dan Agribisnis Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pinrang dan didampingi Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Duampanua, Koordinator Pengamatan POPT Kabupaten Pinrang dan Panitia dari BPP Batangkaluku.

Dalam arahannya Syukur mengungkapkan bahwa Kabupaten Pinrang merupakan sentra produksi tanaman hortikultura. Pelatihan tentang budidaya tanaman cabai memang sangat dibutuhkan oleh penyuluhan pertanian sebagai ujung tombak informasi dan teknologi kepada petani

Serangan organisme pengganggu tanaman sangat merisaukan petani karena menurunkan produktivitas tanaman, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Penggunaan pestida kimia sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, bagi petani yang mengaplikasikan dan bagi masyarakat yang mengkonsumsi. Kerenanya penyuluhan petanian diharapkan dapat mengubah budaya petani sehingga membiasakan budidaya tanaman secara organik.


"BPP Lappariaja sangat berbahagia dengan adanya pelatihan disini karena serangan OPT tanaman cabai menjadi kendala dalam peningkatan produksi cabai di kecamatan Duampanua dan sekitarnya", ungkap H. Syahrir selaku Kepala BPP Duampanua

Menurut salah seorang peserta (Rina, S. St. Penyuluhan pertanian BPP Lembang) menyatakan bahwa mereka sangat berterimakasih kepada Kementerian Pertanian dalam hal ini BBPP Batangkaluku dan BPP Duampanua yang telah memfasilitasi mereka untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengidentifikasi dan menanggulangi OPT pada tanaman cabai, beliau merasa sangat bahagia karena mengikuti pelatihan ini sehingga beliau dan teman teman akan bersungguh-sungguh dalam belajar dan akan mempraktekkan ilmu yang mereka dapatkan serta menyebarkan ilmu mereka kepada petani binaan.

Seperti yang disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi dengan menghimbau tim BPPSDMP untuk mengawal intensif petugas daerah, penyuluh pertanian dan petani untuk memastikan pembangunan pertanian tetap produktif. (Al Aziz/Yuli N)


Sumber : Intan Ariani

Sabtu, 19 Juni 2021

Dikunjungi Legislator PPP Sulsel Andi Nurhidayati, Petani Sutera Soppeng Keluhkan Pemasaran


Soppeng (Sulsel), Teropongsulawesi.com,- Anggota DPRD Sulsel, Andi Nurhidayati Zainuddin menggelar pertemuan dengan Petani Sutera di Kelurahan Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng, Sabtu (19/7/2021).

Pertemuan tersebut dalam rangka kegiatan Kunjungan Daerah Pemilihan (Kundapil) Wakil Ketua Komisi B DPRD Sulsel ini di Bumi Latemmamala, sebutan Kabupaten Soppeng.

Didampingi Penyuluh Kehutanan UPT KPH Walanae Abdul Aziz, Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Soppeng-Wajo Salahuddin dan perwakilan Perum Perhutani Basri, Andi Etti sapaannya meninjau langsung bantuan Rumah Pemeliharaan Ulat.

Dihadapan Andi Etti sapaannya, Ketua Kelompok Tani Seppang Riwawo, Masyita mengucapkan mengucapkan terimakasih atas bantuan pemerintah provinsi berupa bantuan rumah pemeliharaan ulat yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat.

Dan ia juga mengeluhkan persoalan pemasaran yang hingga hari ini menjadi kendala bagi petani sutera di Kabupaten Soppeng yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

"Kami sangat bersyukur atas perhatian pemerintah kepada kami petani sutera di Soppeng. Mulai bantuan bibit difasilitasi hingga pembangunan rumah ulat, tapi kendalanya hari ini adalah pemasaran benang sutera yang sangat susah sekali," ujarnya.

Merespon hal tersebut, mengakui hal ini memang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah selama ini. Menurutnya, perhatian pemerintah selama ini di sektor hulu seperti ketersediaan ulat sutera yang berkualitas dan ketersedian pakan sangat baik, namun di sektor hilir seperti pemasaran masih perlu mendapatkan perhatian serius.

“Saya akan bicarakan dengan dinas perindustrian dan OPD terkait agar persoalan pemasaran agar bisa dicarikan solusi. Perlu ada kolaborasi antar pemerintah provinsi dan kabupaten, sinergitas antar OPD untuk memberikan solusi di sektor hilir yakni industri dan pemasarannya,” ujarnya.

"Terlebih di tengah pandemi Covid-19 ini, pemerintah harus memutak otak agar perekonomian bisa tetap stabil karena beberapa sumber pendapatan pemerintah menurun, ini harus disiasati oleh pemerintah," tutupnya. (Ismai).

Kamis, 10 Juni 2021

BBPP Batangkaluku Tingkatkan Kompetensi Penyuluh dan Produksi Petani Kakao di Sulsel Sasar Wilayah Bone

Para peserta pelatihan (Ist)

Bone (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Dalam rangka meningkatkan kompetensi pengurus dan anggota kelompok tani dalam hal penyiapan benih bermutu kakao untuk mendukung peningkatan produksi tanaman kakao, maka BBPP Batangkaluku melaksanakan Pelatihan Teknis Tematik Benih Bermutu Tanaman Kakao bagi Non Aparatur Angkatan I di BPP Lappariaja, Kab. Bone yang berlangsung selama 3 (tiga) hari, mulai tanggal 10 s/d 12 Juni 2021. Pelatihan ini diikuti oleh 30 orang peserta yang merupakan pelaku usaha tani kakao yang ada di kecamatan Lappariaja.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut arahan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, yang pernah mengatakan salah satu faktor penting dalam membangun pertanian adalah SDM. "Oleh sebab itu, BPPSDMP akan terus berupaya agar skill, pengetahuan, kemampuan, juga kapasitas SDM pertanian Indonesia meningkat, baik penyuluh, petani, petani milenial, poktan maupun gapoktan," kata Dedi.

Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kab. Bone, Bpk. Ir. H. Sunardi Nurdin, M.Si, didampingi oleh Kepala BPP Lappariaja, H. Muh. Ramlan, SP, Kepala UPTD Perbenihan Tanaman Perkebunan, Andi Mahdi, SP, M.Si dan pengelola program pelatihan dari BBPP Batangkaluku, Risna Ardhayanti, STP, M.Si. Dalam sambutan dan arahannya, Bapak Kadis TPHP Kab. Bone menyampaikan bahwa Kecamatan Lappariaja merupakan salahsatu sentra tanaman kakao di Kab. Bone selain Kecamatan Bengo dan Lamuru.

"Saat ini luas tanam kakao di Kab. Bone 16.000 Ha dari luas semula 30.000 Ha. Adanya penurunan luas tanam kakao disebabkan karena adanya alih fungsi lahan kakao menjadi lahan jagung dan porang. Ini disebabkan karena tanaman kakao dianggap petani kurang menguntungkan karena produksinya yang terus menurun", katanya lagi.

Praktek lapang tanaman Kakao (Ist)

Lanjut beliau mengatakan penurunan produksi kakao disebabkan karena adanya serangan hama PBK dan banyaknya tanaman kakao yang sudah tua. Tanaman kakao yang sudah tua perlu diganti dengan tanaman kakao baru yang berasal dari klon tanaman kakao unggul. Untuk itu melalui pelatihan ini diharapkan para petani dapat terampil dalam menyiapkan benih bermutu kakao dari klon unggul dengan cara sambung pucuk.

Pak Kadis juga mengharapkan agar ilmu yang diperoleh selama pelatihan dapat ditularkan kepada anggota kelompok yang tidak memperoleh kesempatan untuk ikut pelatihan.

Pada pelatihan, para peserta memperoleh materi pelatihan yaitu 1) Penyiapan rumah pembibitan; 2) Penyiapan batang bawah untuk bibit kakao; 3) Penyambungan dengan sambung pucuk; dan 4) Penanaman bibit kakao dan pemeliharaannya, dengan tim fasilitator berasal dari praktisi / petani pelaku usaha perbenihan kakao, Penyuluh Swadaya dan petugas dari UPTD Perbenihan Tanaman Perkebunan, Dinas TPHP Kab. Bone. Metode pelatihan berupa ceramah, diskusi, simulasi dan praktek.

Salah seorang peserta pelatihan, Bpk. Damise dari Kelompok Tani Mabbulo Sepeppa, Kec. Lappariaja menyatakan sangat senang mengikuti pelatihan tekis tematik benih kakao karena banyak ilmu yang bisa diperoleh, khususnya cara menyiapkan batang bawah dan melakukan sambung pucuk. “Saya sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan sebagai peserta pelatihan karena melalui pelatihan dapat banyak pengetahuan yang diperoleh yang dapat saya terapkan di lahan kakao saya”, tutur pak Damise. (Al Aziz / Yuli N).

Sumber/Penulis : Risna Ardhayanti

Latih Penyuluh dan Petani Kakao di Bone, Cara BBPP Batangkaluku Tingkatkan Kualitas dan Produksi

 


Bone (Sulsel), Teropongsulawesi.com,- Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bone melaksanakan Pelatihan Teknis Tematik Pengendalian  Hama Dan Penyakit Tanaman Kakao Bagi Aparatur bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Lamuru.

Pelatihan yang direncanakan berlangsung selama 3 hari dari tanggal 10 hingga 12 Juni 2021 ini diikuti 30 orang Penyuluh Pertanian yang berasal dari 7 Kecamatan.  Mewakili Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bone, pelatihan dibuka secara resmi oleh Akifah Akhsa, SP, M.Si yang merupakan Kepala UPT Penyuluhan Pertanian. Kamis. 10/06/2021.

Dalam arahannya sebelum membuka pelatihan, beliau mengungkapkan bahwa apabila terjadi penurunan produksi dan produktivitas suatu komoditas pertanian pada tingkatan pelaku utama, maka yang akan disoroti kinerjanya adalah Penyuluh Pertanian, maka penyuluh harus bekerja keras menjalankan tugas pokok dan fungsinya khususnya dalam menderaskan diseminasi teknologi. 

Untuk itu, para penyuluh harus senantiasa secara giat dalam meningkatkan kapasitas kompetensinya baik melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan formal maupun memperbanyak demplot dan demfarm. 

Beliau berharap bahwa peserta berperan aktif dalam proses pembelajaran agar terjadi pertukaran informasi, pengembangan dan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam teknis budidaya kakao khususnya pengendalian hama dan penyakit.



Peserta juga diharapkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas penyuluhan dan kunjungan ke kelompok tani agar dapat memandu petani untuk meningkatkan produksi kakao dan secara umum meningkatkan kesejahteraan petani. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, mengingatkan bahwa sektor pertanian membutuhkan sosok penyuluh yang pintar, gesit dan cerdas karena problem pertanian makin kompleks. "Penyuluh itu sahabatnya petani. Penyuluh yang pintar akan mentransfer ilmu ke petani. Kalau petani pintar, berarti dia mampu mengatasi hama dan penyakit pada tanaman serta mampu meningkatkan produktivitasnya. Keberhasilan pertanian adalah meningkatkan produktivitas, yang bisa tercapai kalau penyuluhnya pintar," kata Dedi Nursyamsi. 

Hal ini sejalan dengan instruksi dan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa hama dan penyakit memicu kerusakan tanaman, akibatnya produktivitas menurun hingga gagal panen. Mentan pernah menyatakan hama dan penyakit perlu dikendalikan apabila populasinya di lahan melampaui ambang ekonomi.

Saat pembukaan pelatihan tampak hadir Kepala BPP Lamuru, Tim Fasilitator, dan seluruh panitia. Dihari yang sama juga dilaksanakan Pelatihan Teknis Tematik Benih Bermutu Tanaman Kakao Bagi Non Aparatur Angkatan I bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Lappariaja dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang. (Al-Aziz/Yuli N).

Tidak Cukup Jadi petani Berorientasi Agroproduksi, BBPP Batangkaluku Latih Petani dan Penyuluh di Luwu

 

 Para peserta pelatihan Tematik dari Penyuluh dan Petani. (Ist)


Luwu (Sulsel), Teropongsulawesi.com,- Food Estate merupakan salah satu program pemerintah yang digenjot Menteri Pertanian dengan berharap dapat mengembangkan seluruh komoditas pertanian dengan skala luas, yang merupakan upaya terobosan peningkatan produksi pangan dan stok cadangan pangan nasional, terutama mengantisipasi dampak pandemi COVID-19.

Food Estate akan menjadi sentra ekonomi baru di wilayah pengembangannya. Aktivitas pertanian dilakukan komprehensif dengan basis korporasi. Komoditasnya sangat beragam dengan value ekonomi besar. Intinya, Food Estate akan terus mendongkrak perekonomian masyarakat selain lumbung pangan nasional,” ungkap Menteri Syahrul Yasin Limpo

Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai inovasi dan upaya guna meningkatkan produktivitas petani, salah satunya menyiapkan sumber daya manusia melalui kegiatan pelatihan.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menggelar pelatihan dalam rangka mendukung program tersebut. Pelatihan Teknis Tematik Penanganan Panen dan Pasca Panen Tanaman Padi yang berlokasi di BPP Walenrang Timur dan Pelatihan Teknis Tematik Benih Bermutu Tanaman Jagung di BPP Ponrang Kabupaten Luwu. Kamis. 10/06/2021.

Kepala Dinas Pertanian Kab. Luwu dalam hal ini diwakili oleh Koordinator penyuluh Kabupaten, Abd. Kahar, saat menghadiri kegiatan ini berpesan agar dengan adanya pelatihan ini semoga petani kita lebih profesional dan mempunyai kompetensi dikarenakan harus tampil beda antara petani yang ikut pelatihan dengan yang tidak ikut pelatihan. Kita juga harus menjadi petani yang berorientasi agribisnis, pertama agroinput, agroproduksi, agroindustri, dan agroniaga. Dari dulu hingga kini petani hanya menjalankan satu subsistem saja yakni agroproduksi padahal manfaat dari subsistem lainnya jauh lebih mendapatkan hasil yang lebih. Oleh karena itu melalui pelatihan ini peserta memahami materi yang disampaikan oleh fasilitator sehingga ilmunya tertransfer dengan baik sehingga peserta mendapatkan nilai tambah dalam pengolahan hasil dimanapun mereka berada.

Selama kegiatan yang berlangsung tiga hari kedepan yakni 10 – 12 Juni seluruh peserta diwajibkan untuk menaati protokol kesehatan.

Adapun Salah satu peserta pelatihan Alfian dari Kec. Ponrang dengan yang mengikuti kegiatan Pelatihan Teknis Tematik Benih Bermutu Tanaman Jagung menyampaikan sangat berterima kasih atas adanya kegiatan ini. Beliau sangat mendukung dan merasa terbantu dalam pemilihan benih dan pengaplikasian nanti di lapangan dan harapan nya ilmu yang diperoleh dapat diajarkan kepada kelompok tani binaanya. (Al-Aziz/Yuli N).

Jumat, 04 Juni 2021

Pelatihan Mengenal Unsur Hara Tanaman Cara Efektif Petani Tingkatkan Produksi

Para peserta pelatihan teknis tematik analisi kebutuhan hara tanaman padi bagi Non Aparatur angkatan I dan II (Ist)

Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Pelatihan Teknis Tematik Analisis Kebutuhan Hara Tanaman Padi Bagi Non Aparatur Angkatan I dan II dilaksanakan secara serentak di dua lokasi yaitu BPP Barembeng dan BPP Limbung, pelatihan ini berlangsung selama 3 hari efektif dari tanggal 04 sampai 06 Juni 2021, diikuti sebanyak 60 orang peserta yang diselenggarakan oleh BBPP Batangkaluku.

Pelatihan ini merupakan pengenalan konsep analisis unsur hara tanah dan tanaman secara cepat. Dengan pelatihan ini, peserta bisa memberikan pemupukan yang sesuai dengan kondisi tanah dan tanaman yang ada di lahan.
Sebagai informasi, PUTS adalah Perangkat Uji Tanah Sawah yang digunakan khusus untuk menentukan rekomendasi pemupukan pada lahan sawah.

Adapun PUTK adalah Perangkat Uji Tanah Kering yang digunakan khusus untuk menentukan rekomendasi pemupukan pada lahan kering, misalnya kebun, dan tegalan. Sedangkan BWD adalah Bagan Warna Daun yang digunakan untuk menentukan rekomendasi pemupukan pada tanaman padi dengan menilai warna daun.

Tujuan Kegiatan untuk meningkatkan kompetensi petani dan kelompok tani dalam hal menganalisis kebutuhan unsur hara sesuai dengan rekomendasi pemupukan berimbang tanaman padi ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Sugeng Priyanto.

Semangat para peserta mengikuti pelatihan (Ist).

Dalam arahannya beliau menyampaikan untuk menuju pertanian modern yang merupakan Instruksi dari Menteri Pertanian dimana pertanian modern salah satunya petani yang mandiri dan tidak mengharapkan subsidi dari pemerintah. Peningkatan produksi mendukung kesejahteraan pertanian 30% memberikan konstribusi terhadap pemerintah Gowa. Diharapkan juga melalui kegiatan ini petani dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia untuk meningkatkan produksi.

Peserta pelatihan, Abdul Salam Rumpa menyampaikan sangat berterimakasih atas adanya kegiatan ini, karena sangat mendukung dan membantu petani dalam pengaplikasian di lapangan dan harapannya melalui pelatihan analisis unsur hara tanah dan tanaman secara cepat diharapkan bisa membantu pengguna lahan terutama petani semakin bijak dalam pemberian pupuk berimbang dan secara tidak langsung mencegah kerusakan lahan akibat pemupukan berlebih.

Sebelumnya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi sempat mengatakan, pemupukan berimbang kini tengah menjadi fokus kebijakan nasional."Kata kuncinya adalah keseimbangan hara di dalam tanah. Dengan begitu tanaman akan menyerap unsur hara secara efektif, sehingga pertumbuhan produktivitas dan produksi tanaman akan maksimal. Gunakan pupuk seperlunya saja, jangan berlebihan," tegas Dedi. (Al-Aziz/Yuli N).

Perkuat SDM Pertanian, Kementan Latih Penyuluh Pengendalian Hama Penyakit pada Bawang Merah

Pelaksanaan pelatihan di BPP Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone (Ist).

Bone (Sulsel), Teropongsulawesi.com,- BBPP Batangkaluku melaksanakan kegiatan Pelatihan Tematik Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Bawang Merah bagi Aparatur Angakatan I yang dilaksanakan di BPP Barebbo Kabupaten Bone. Jumat (4/6/2021).

Dalam kegiatan pelatihan ini para peserta berasal dari wilayah kerja pengembangan sentra produksi Tanaman Hortikultura Bawang Merah yang dikuti sebnayak 30 orang peserta Penyuluh Pertanian yang berasal dari BPP Ajangale, BPP Tanete Riattang Barat, BPP Palakka, BPP Amali, BPP Ulaweng dan BPP Tanete Riattang.

Kegiatan Pelatihan Tematik Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Bawang Merah salah satu upaya menjawab permasalahan dilapangan sehingga peningkatan kesejahteraan petani bawang merah dan mampu meningkatkan produksi serta meningkatkan kesejahteraan pendapatan para petani dimasa pandemi covid 19.

Ini sejalan dengan program pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi nasional sebagai mana kita ketahui bersama sektor Pertanian mampu bertahan dan tumbuh positif.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementan terbukti mampu bertahan dari krisis ekonomi yang melambat akibat pandemi COVID-19. Sektor pertanian mampu mengangkat ekonomi nasional karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang menjanjikan serta sumber daya manusia yang banyak. Terlebih lagi masih banyak bahan pangan yang belum diolah secara maksimal.

"Sektor pertanian bersentuhan langsung dengan kebutuhan dasar dan kebutuhan primer yang tidak pernah putus. Ini menjadi faktor penting tumbuhnya pertanian di tengah krisis apa pun," ujar Syahrul.

Komoditas unggulan ini sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional. Komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi.

Namun tentunya beberapa kendala yang kerap di hadapi petani, salah satu adalah adanya serangan Hama dan Penyakit yang menyerang tanaman bawang merah cukup beragam, sehingga dalam pengendalian dan pengamanan tanaman bawang merah dari serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) bukan pekerjaan yang mudah. Di samping itu, ketersediaan informasi, ilmu dan teknologi tentang OPT pada tanaman bawang merah dan pengendaliannya hingga saat ini sangat terbatas dan ini salah satu hal penting yang perlu mendapat perhatian.

Terlaksananya pelatihan ini tentunya sangat membantu dalam hal tersebut, selain dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang bawang merah juga meningkatkan kompetensi penyuluh dalam pengendalian hama penyakit pada bawang merah. Dengan bekal pengetahuan yanh diperoleh, peserta dalam hal ini penyuluh dapat menerapkan ke petani diwilayahkerjanya masing-masing.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bone memberikan apresiasi yang tinggi pada pemerintah khususnya Kementerian Pertanian atas terselenggaranya pelatihan teknis tersebut.

Suwardi Nurdin, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bone meminta kepada seluruh jajaran Pertanian terutama penyuluh agar mengikuti kegiantan ini dengan serius sehingga nantinya akan mampu bersama sama menjawab permasalahan dilapangan oleh karena itu Pelatihan ini penting untuk meningkatkan pengetahuan, ketermapilan, dan wawasan.

“Penyuluh Pertanian harus mampu merubah pola pikir petani tidak hannya sebatas produktifitas luas lahan tapi bagaimana meningkatkan produksi adapun Maslah yang sering terjadi dalam bercocok tanam bawang merah yaitu Hama dan Penyakit Tanaman, pemilihan Varietas dan pengolahan lahan”, tegas Kadis. (Al AzIz / Yuli N)

Sumber : Sumarlin / Syafruddin

Senin, 31 Mei 2021

Bupati Bulukumba Temui Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo

 

Bupati Bulukumba Sulsel bersama Mentan Syahrul Yasin Limpo (Foto Istimewa).


Jakarta, Teropongsulawesi.com,- Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf bersama Wakil Bupati Bulukumba, Andi Edy Manaf melakukan pertemuan dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) guna membahas pembangunan sektor pertanian Bulukumba yang lebih maju dan modern dari hulu ke hilir sehingga mampu melakukan langsung ekspor pangan, Senin(31/5/21). Oleh karena itu, selain mendorong peningkatan produksi, juga memacu hadirnya industri pengolahan pangan dan peluang pasar ekspor. 

“Alhamdulliah, Pak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sangat mensupportnya. Seperti yang kita ketahui  hanya pertanian yang bisa bertahan dikondisi pandemik seperti sekarang dan Bulukumba masih positif akan pertumbuhan ekonominya. Lahan pertaniannya sangat bagus, menjanjikan, sangat subur,” kata Muchtar usai melakukan audiensi dengan Mentan SYL di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan).

Pria yang akrab disapa Andi Utta ini menjelaskan dalam peningkatan produktivitas, Mentan SYL dukungan penuh salah satunya benih unggul yang akan ditanam para petani dan akan dikembangkan pada daerah-daerah yang sudah dipetakan sehingga lokasi lahan dapat disesuaikan dengan pengembangan setiap komoditas. Dalam waktu dekat, Mentan SYL segera menurunkan tim Kementan guna melakukan aksi cepat di lapangan yang tentunya merupakan langkah kongkret.

“Nanti Kementan turunkan tim ke Bulukumba untuk melihat dan memetakan wilayah dengan bibit yang seperti apa yang cocok untuk di beberapa tempat, di beberapa kecamatan masing-masing dengan lain komoditi tentunya,” jelasnya.


Selain itu, Andi Utta juga menjamin untuk tidak terjadinya kelangkaan pupuk yang banyak dikeluhkan petani dari tahun ke tahun. Sebab sudah menerapan sistem penginputaan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) berbasis elektronik.

“Alhamdulillah Pak Mentan menaruh perhatian ke Bulukumba dan kami sangat disupport,” terangnya.

Lebih lanjut Andi Utta mengatakan akan mulai fokus mengembangkan potensi buah lokal yang sangat berpotensi untuk diekspor. Ia menyayangkan bahwa selama ini banyak potensi pertanian yang dihasilkan oleh petani Bulukumba namun dikenal sebagai hasil pertanian dari daerah lain. 

“Kita punya yakni kopi Toraja itu aslinya dari Bulukumba, ada arabika, robusta dari sana. Petaninya jual ke Toraja sehingga yang dikenal kopi Toraja padahal kopinya dari Bulukumba. Kenapa? Karena mereka sudah berani brand. Ini kedepan yang akan kita kerjakan yakni petik , olah, Jual sehingga nilainya naik. Petani jual dengan harga tinggi dan ada tambahan pendapatan bagi daerah juga,” ucapnya.

“Pak Menteri Pertanian sangat mendukung bagaimana pembangunan pertanian Bulukumba maju dari hulu ke hilir, terkoneksi antara dengan pasar dan pembiayaan. Kementerian Pertanian siap mensupport peningkatan prasarana dan sarana pertanian. Pak Menteri Pertanian siap membantu peningkatan KUR di Bulukumba dan kami juga di tingkat daerah tentu siap mempermudah petani untuk mengakses KUR,” tambah Andi Utta. (Red/YH).

Selasa, 25 Mei 2021

Pelatihan Dasar Adalah Wajib Bagi ASN Fungsional Penyuluh Pertanian

Para peserta pelatihan di BBPP Batangkaluku (Foto Istimewa)

Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Sebanyak 53 orang peserta yang berasal dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan Maluku mengikuti pelatihan Fungsional Alih Kelompok dan Pelatihan Fungsional Dasar bagi Penyuluh Pertanian Ahli yang dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku mulai Senin tanggal 24 hingga 7 Juli 2021. Selasa. 25/05.

Pelatihan ini adalah upaya mempercepat terwujudnya SDM yang professional dan kompeten dilakukan melalui kegiatan pelatihan terstruktur dan terprogram. Untuk menjamin mutu penyuluh dan peningkatan profesionalisme demi mencapai tujuan pertanian tersebut maka dibutuhkan sosok penyuluh yang pintar, gesit, dan cerdas, karena problem sektor ini makin kompleks. “Jadilah penyuluh yang luar biasa karena tugas penyuluh dalam peningkatan produksi bukan tugas yang biasa” ujar Dedi Nursyamsi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).



Fitriani, Koordinator Program dan Evaluasi menjelaskan bahwa pelatihan ini wajib sebagai ASN yang menduduki jabatan fungsional penyuluh pertanian. Saat ini penyuluh dituntut untuk bekerja lebih professional, kreatif, inovatif, dan responsif. Artinya di lapangan nanti penyuluh mampu memecahkan permasalahan di lapangan sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki.

Baik itu dari segi pengetahuan, teknologi, metodologi hingga substansi teknis sesuai dengan potensi wilayahnya masing-masing.

Tuntutan penyuluh selanjutnya yaitu meneruskan program – program Kementerian Pertanian hingga program unggulan BPPSDMP demi peningkatan produksi. Penyuluhpun harus mengikuti perkembangan teknologi di era 4.0 sehingga menjadi penyuluh yang milenial, bukan lagi kolonial.

Hal ini senada kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, bahwa saat ini generasi muda/milenial adalah penentu kemajuan pembangunan pertanian dengan kemampuannya untuk membuat perubahan serta mengadopsi inovasi dan teknologi baru. Kita meyakini tongkat estafet pembangunan pertanian ada pada pundak mereka.

Tidak lupa juga beliau terus menghimbau untuk seluruh peserta untuk tetap melaksanakan protokol pencegahan penyebaran COVID-19 walaupun beberapa dari kita telah divaksin.

"Vaksin ini merupakan salah satu upaya kita untuk memutus rantai penyebarannya tapi tetap ingat 3M yaitu Menjaga Jarak/Jauhi Kerumunan, Mencuci tangan dan Menggunakan Masker selama berada di lingkungan BBPP Batangkaluku, tutup koordinator program dan kerjasama", jelas Fitriani. (Al Aziz / Yuli N)

Jumat, 21 Mei 2021

Kapasitas dan Kemampuan Penyuluh Pendamping READSI Terus Ditingkatkan Melalui Pelatihan

Para peserta pelatihan penyegaran penyuluh pertanian (Foto Istimewa)

Teropongsulawesi.com,+Penyuluh pertanian sebagai salah satu komponen/unsur pendamping pada program READSI mempunyai tugas untuk memfasilitasi petani dalam mengidentifikasi komoditas yang akan di prioritaskan, penguatan kelompok tani, pembelajaran bagi petani dan pelaporan. Oleh sebab itu penyuluh harus memiliki kualitas sumber daya yang handal, mandiri dalam bekerja, professional serta berwawasan global.

Demi mancapai tujuan pertanian itu sebanyak 54 penyuluh yang berasal dari tiga kabupaten yaitu Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur dilatih untuk penyegaran Teknologi Informasi dan Manajemen Kostratani Program READSI bekerjasama dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Perkebunan yang berlangsung dari tanggal 20 – 27 Mei 2021. Jumat. 21/05.

Kepala BBPP Batangkaluku Dr.Sabir, S.Pt, MP (Foto Istimewa)

“Dalam pengoptimalan peran dan fungsi pengelolaan pendampingan program READ-SI, diharapkan agar seluruh peserta kembali segar dan semangat meningkat sehingga tujuan dari program ini dapat terwujud khususnya di Sulawesi Selatan”, Ungkap Kepala BBPP Batangkaluku, Sabir.

Beliau juga tidak lupa  terus menghimbau kepada seluruh peserta untuk tetap melaksanakan protokol pencegahan penyebaran COVID-19 walaupun beberapa dari kita telah divaksin.

 “Vaksin ini merupakan salahsatu upaya kita untuk memutus rantai penyebarannya tapi tetap ingat 3M yaitu Menjaga Jarak/Jauhi Kerumunan, Mencuci tangan dan Menggunakan Masker”, tegasnya.


A. Ardinn Tjaco, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Prov. Sulawesi Selatan saat membuka pelatihan ini, mengatakan bahwa saat ini kita menjadi peringkat 4 penghasil beras dengan hasil gabah kira-kira 5,1 juta ton. Sebagai salah satu penghasil beras terbesar ini kita juga harus mampu mempelajari iklim dengan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang ada. Teknologi ini harus kita kuasai karena fenomena ini berpengaruh terhadap pertanian di Indonesia. 

Ardin berharap kepada seluruh peserta agar mereka fokus, belajar itu tidak harus dari diri sendiri bisa juga dari kesalahan orang lain. Metode ambil, tiru dan modifikasi juga bisa menjadi soulsi belajar demi kemajuan bersama dan keluar nanti kalian harus diakui sebagai penyuluh pendamping yang kompeten, ungkapnya.

Kadis Ketahanan Pangan provinsi Sulawesi Selatan (Foto Istimewa)

“Salah satu tujuan pelatihan ini adalah peningkatan Kapasatityas building, dimana meningkatkan kemampuan daripada para pendamping ini untuk bisa melakukan kegiatan perbenihan pada khususnya. Padi yang kita hasilkan itu bisa menghasilkan benih padi yang betul-betul bermutu yang bisa dinikmati oleh petani-petani kita di Sulawesi Selatan.  Bukan hanya padi Tetapi lebih kedepannya bagaimana juga kita bisa meningkatkan dan mengembalikan kejayaan khususnya tanaman kakao di Sulawesi Selatan, tutupnya.

Pada pembukaan pelatihan ini turut hadir juga Kelapa UPT Pelatihan Sumber Daya Manusia Pertanian Dinas Tanaman Pangan Hortikulutra dan Perkebunan Sulawesi Selatan, Asninda SP, MP dan Ir. Alauddin Sukri, MP Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kab. Luwu Utara. (Al-Aziz/Yuli N).

Kamis, 20 Mei 2021

Mentan SYL Dorong Pengangkatan THL-BPP Jadi ASN PPK, Ini Alasannya

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberikan motivasi kepada THL-BPP yang diangkat jadi PNS (Foto Istimewa)

Jakarta, Teropongsulawesi.com, – Dalam mendukung program dan kegiatan pertanian, Kementerian Pertanian mendorong pengangkatan THL-TBPP menjadi ASN PPPK. Strategi Kementerian Pertanian dalam penanganan THL-TB Penyuluh Pertanian yang telah dilaksanakan selama periode 2015 s/d 2020, antara lain Menteri Pertanian mengusulkan formasi sebanyak 7.684 orang penyuluh THL-TB Pertanian yang berusia kurang dari 35 tahun kepada Menteri PAN-RB.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, penyuluh diharapkan mendampingi pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengembangkan usahatani, mulai dari hulu sampai hilir.

"Serta dengan melakukan inovasi teknologi yang tepat guna dan dapat berjalan dengan baik yang dapat meningkatkan produksi produktivitas pendapatan petani beserta keluarganya," katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa saat ini masih dibutuhkan 74.000 orang penyuluh pertanian sesuai dengan jumlah desa potensi pertanian.

"Oleh sebab itu, kita telah dilakukan rekruitmen Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) Tahun 2007-2009 sebanyak 26.000 orang," katanya.

Ditambahkannya, hal ini dimungkinkan lantaran Peraturan Menteri PAN dan RB No. 8 Tahun 2016 memberi pengecualian untuk pengangkatan Dokter, Dokter Gigi dan Bidan PTT Kementerian Kesehatan, Guru Garis Depan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian dari Kementerian Pertanian.

"Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembagan SDM Pertanian dengan 441 Bupati/Walikota tentang Pengadaan CPNS Penyuluh Pertanian pun dilaksanakan pada tanggal 2 September 2016," ungkap Dedi.

Dedi menjelaskan tahap seleksi diawali melalui pelaksanaan CAT yang diikuti oleh 6.058 THL-TB Penyuluh Pertanian pada tanggal 3 s.d 6 Oktober 2016 di 23 Lokasi/Provinsi.

“Kemudian penyampaian oleh Menteri Pertanian kepada PPK perihal Surat Penetapan kebutuhan PNS Program THL-TB Penyuluh Pertanian dan Hasil Seleksi Kompetensi Dasar dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dilaksanakan pada 11 April 2017 di Unggaran Jawa Tengah yang dihadiri oleh Bupati/Walikota dan perwakilan THL-TB Penyuluh Pertanian yang akan diangkat CPNS”, papar Dedi.

Dari formasi 6.058 orang THL-TB Penyuluh Pertanian, sebanyak 6.033 orang THL-TB Penyuluh Pertanian telah ditetapkan menjadi CPNS. Surat Edaran Kepala BKN Nomor K-26-30/52-4/99 tanggal 28 April 2017 tentang Proses Penyelesaian NIP. CPNS Daerah dari Pelamar THL-TB Penyuluh Pertanian Kementerian Pertanian.

Sedangkan 25 orang tidak dapat di proses karena pendidikannya tidak linier dengan persyaratan yaitu bidang pertanian.

Sementara bagi THLTB Penyuluh Pertanian yang berusia di atas 35 tahun diarahkan pada formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sesuai amanah Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

“Kementerian Pertanian sendiri telah mengusulkan Jabatan Penyuluh Pertanian sebanyak 17.691 orang THL lingkup Kementerian Pertanian untuk formasi Aparatur Sipil Negara (ASN) PPPK. Dari hasil validasi ternyata yang memenuhi persyaratan sebanyak 14.924 orang”, ujarnya.

Pengadaan ASN PPPK Tahap I hanya diperuntukan bagi jabatan Guru, Tenaga Kesehatan, dan Penyuluh Pertanian. PPPK untuk Jabatan Penyuluh Pertanian berasal dari THL-TB Penyuluh Pertanian, Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) Perkebunan, Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman - Pengamat Hama Penyakit (POPT-PHP), Penyelia Mitra Tani dan Inseminator, dengan kompetensi Pendidikan Bidang Pertanian.

Untuk menindaklanjuti kebijakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, maka Pemerintah Daerah telah melaksanakan proses seleksi PPPK termasuk Penyuluh pertanian di 21 Provinsi dan 34 Kabupaten/Kota pada tanggal 23 s/d 24 Februari 2019.

Jumlah peserta pendaftar seleksi sebanyak 14.274 orang dan yang lulus verifikasi sebanyak 11.965 orang sesuai peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Nilai Ambang Batas Seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja untuk Guru, Dosen, Tenaga Kesehatan dan Penyuluh Pertanian.

“Penyuluh pertanian yang lolos passing grade sebanyak 11.670 orang (98%). Percepatan Pengangkatan THL-TB Sebagai ASN PPPK Penyuluh Pertanian, Sampai saat ini Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP masih mengalokasikan Honorarium, BOP dan BPJS Ketenagakerjaan bagi THL-TB Penyuluh Pertanian”, ungkap Dedi. (Al-Aziz/Yuli N)

Sumber : Humas Kementan RI

Ini Harapan Mentan SYL Kepada Ribuan Penyuluh Yang Diangkat Jadi PNS

Mentan Syahrul Yasin Limpo (Foto Istimewa)

Jakarta, Teropongsulawesi.com, - Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan kesejahteraan penyuluh dan petani tidak pernah berhenti. Kementan bahkan terus memperjuangkan puluhan ribu Tenaga Harian Lepas (THL) menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Pengangkatan ini sesuai dengan Perpres 49/2018. pengangkatan PPPK khusus penyuluh pertanian diangkat bersama guru, dan tenaga kesehatan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan tambahan tenaga SDM ini harus membuat pertanian lebih optimal.

"Sektor pertanian terus berkembang. Bahkan saat semua sektor terganggu dengan Covid-19, sektor pertanian terus tumbuh. Pertumbuhan ini harus terus kita jaga. Oleh karena itu, pertanian membutuhkan SDM-SDM berkualitas," katanya.

Menteri Syahrul juga berharap pengangkatan ASN Penyuluh Pertanian diharapkan bisa membantu menjawab masalah kurangnya tenaga penyuluh di lapangan.

"Peran penyuluh sangat penting untuk pertanian. Sebab, penyuluh merupakan garda terdepan pembangunan pertanian nasional," katanya.


Menurut Mentan SYL, penyuluh adalah sosok yang harus terus mendampingi dan mengawal petani di lapangan.

"Oleh karena itu, penyuluh harus diberikan perhatian, baik nasib maupun kesejahteraanya. Hal ini yang bisa membuat mereka maksimal dalam mengawal kedaulatan pangan nasional," katanya.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi.

Menurutnya, peran penyuluh sangat penting dalam mendampingi petani dalam menjaga stabilitas produksi pangan.

"Penyuluh harus hadir dalam mendampingi petani dan memberikan solusi yang dihadapi oleh petani di lapangan," ujarnya.

Dedi Nursyamsi, mengatakan pengangkatan penyuluh menjadi ASN ini memperkuat jajaran SDM penyuluh pertanian di lapangan.

Hal ini juga menunjukkan dukungan nyata pemerintah dalam upaya meningkatkan produksi pertanian.

"SDM pertanian merupakan faktor utama dlm mendukung peningkatan produksi karena dari hasil penelitian, kontribusinya mencapai 50% terhadap peningkatan produktivitas. Sedangkan hasil inovasi teknologi dan sarana produksi kontribusinya sebesar 25%," katanya.

Salah seorang THL TBPP yang diangkat menjadi ASN PPPK adalah Sugiyanto, asal Banyumas, Jawa Tengah. Ia sudah menjadi ASN PPPK awal tahun ini.

Sugiyanto mengungkapkan rasa syukurnya karena sudah diangkat menjadi ASN PPPK.

"Alhamdulilah, sekarang sudah diangkat jadi PPPK. Sebenarnya sih harapannya jadi PNS, cuman kebijakan pemerintah kita harus PPPK. Tapi, ya tetep harus semangat menjalankan tugas dengan maksimal," katanya.

Karena itu, Sugiyanto mengucapkan terima kasih kepada Kementan beserta jajaran yang telah memperjuangkan nasib para penyuluh pertanian di lapangan.

"Terima kasih kepada Bapak Menteri Pertanian yang telah memperjuangkan, membantu dan memfasilitasi kami. Juga kepada BPPSDMP yang telah berjuang memikirkan nasib kami di lapangan. Itu mungkin bukan hal yang mudah. Kami juga berharap tetap mendapat dibimbing dan difasilitasi kegiatan-kegiatan pertanian, sehingga kegiatan kami di daerah bisa berjalan dengan maksimal," ujarnya. (Al-Aziz/Yuli N).

Sumber : Humas Kementan RI

Sabtu, 08 Mei 2021

Meski Ketersediaan Daging Sapi Aman Jelang Lebaran, Mentan SYL Akui Permintaan Tinggi Berdampak Pada Harga

Ternak sapi untuk ketersediaan daging jelang lebaran idul Fitri 1442 H (Foto Istimewa)

Jakarta - Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan bahwa kondisi ketersediaan pasokan daging sapi untuk kebutuhan masyarakat menyambut Idul Fitri 1442 H dijamin aman. Hal ini diungkapkan Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Risfaheri dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (06/05/2021).

"Saat ini BKP terus melakukan pemantauan terhadap kondisi di lapangan di antaranya dengan melakukan kunjungan langsung pada beberapa Rumah Potong Hewan (RPH) dan Distributor di wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya untuk melihat stok daging sapi yang ada saat ini," ujarnya.

Mengingat permintaan daging sapi yang terus meningkat, Risfaheri meminta masyarakat untuk tidak perlu merasa khawatir akan ketersediaan daging sapi untuk pemenuhan kebutuhan lebaran.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, dari hasil kunjungan tim kami terpantau ketersediaan daging sapi dipastikan cukup hingga lebaran nanti,” tambahnya.

Pihaknya memastikan kondisi ketersediaan pasokan dan harga daging sapi aman usai melakukan kunjungan ke RPH Bubulak, Senin (03/05/21).

Selain itu, juga dilakukan pemantauan kondisi ketersediaan daging sapi ke RPH yang berada di wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya seperti RPH di Jakarta, RPH Bogor, RPH Cibinong, RPH Jati Mulya-Bekasi, RPH Harapan Baru – Bekasi, RPH Bayur – Karawaci, UPT RPH Ciputat- Tangerang Selatan, RPH Ruminansia Ciroyom- Kota Bandung, dan UPT RPH Bandung Barat.

Tercatat dari hasil pantauan ketersediaan daging sapi berada pada kondisi aman. Untuk harga daging sapi (karkas) di tingkat RPH bervariasi mulai dari Rp 96.000,-/kg sampai Rp 103.000,-/kg untuk sapi lokal, dan Rp 100.000,-/kg hingga Rp 104.000,-/kg untuk sapi impor.

Terjadinya variasi harga ini tergantung dari kondisi dan kualitas sapi itu sendiri, serta biaya jasa pemotongan yang juga berbeda di setiap RPH.

Harga daging sapi memang diramalkan akan terus mengalami pergerakan seiring naiknya permintaan dari masyarakat, namun kenaikan tersebut masih dalam batas yang wajar.

Untuk di RPH Bayur-Karawaci misalnya, pada hari biasa rerata jumlah sapi yang dipotong per hari sebanyak 35 ekor namun mendekati lebaran diprediksi akan terjadi peningkatan sebesar 7-8 kali lipat atau sekitar 250 ekor sapi akan dipotong untuk memenuhi permintaan konsumen.

"Terjadinya kenaikan harga daging menjelang idulfitri, menurut pedagang daging karena harga daging sapi hidupnya yang sudah mahal.

Namun menurut pengakuan pengelola RPH dari segi ketersediaan sapinya cukup, hanya memang harga sapi hidup sudah naik, sehingga harga daging di pasar eceren juga mengalami kenaikan.

"Untuk mengatasi hal tersebut, kami menggencarkan gelar pangan murah daging sapi beku. Kami siapkan daging sapi beku dalam jumlah yang cukup di Pasar Mitra Tani yang tersebar di Jabotabek. Bahkan dapat dipesan secara online dengan free ongkir," ujar Risfaheri.

Sementara itu pada tingkat distributor, daging sapi yang terdapat pada cold storage merupakan daging sapi beku impor yang berasal dari berbagai negara diantaranya Australia, New Zealand, India dan Amerika. Salah satu distributor yang dikunjungi tim adalah PT Suri Nusantara Jaya, yang berlokasi di Jl. Raya Kranggan, Jatiraden, Kec. Jatisampurna, Bekasi.

“Daging sapi yang dimiliki saat ini sekitar 1.290 ton, dan daging kerbau 491 ton, dengan jangkauan pemasaran ke seluruh Indonesia, kami siap mendukung terpenuhinya kebutuhan masyarakat.” ujar Sulaeman, staf bagian impor PT Suri Nusantara Jaya yang ditemui saat kunjungan.

Distributor lain yang juga menjadi lokasi kunjungan adalah Indogizi Ciputat, PT Mega Internasional Sejahtera, PT Berkat Mandiri Prima, dan PT Harjaya Mulia Abadi (EATMEAT).

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah menegaskan pasokan daging untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan sampai dengan Idulfitri 2021 aman.

"Harapan kami di Ramadan sampai Idulfitri nanti kebutuhan pangan betul-betul tersedia. Kami melaporkan setiap saat kepada presiden tentang persediaan sebelas komoditi yang ada," kata Mentan SYL.

Mentan SYL mengakui pada saat Ramadan hingga Idulfitri permintaan daging akan tinggi yang berdampak pada harganya yang naik.

Guna menyikapi permintaan daging sapi serta kebutuhan pangan lain yang meningkat selama ramadahan dan jelang idulifitri, Kepala BKP Agung Hendriadi mengatakan, pihaknya melakukan beragam upaya antisipatif agar masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhannya.

Upaya yang dilakukan untuk pengamanan stabilisasi pasokan dan harga pangan diantaranya dengan mengadakan Gelar Pangan Murah (GPM) melalui Pasar Mitra Tani/Toko Tani Indonesia Centre di seluruh provinsi.

Harapannya GPM ini menjadi solusi bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan dengan kualitas terbaik dan harga yang terjangkau. (Red/Ismail).

Jumat, 07 Mei 2021

Para Ekonom dan Akademisi Yakin Sektor Pertanian Terus Tumbuh Positif di Kuartal II

Petani saat Penen (Foto Istimewa)

Jakarta, Teropongsulawesi.com, - Direktur Eksekutif Indef Ahmad Tauhid mengatakan bahwa sektor pertanian masih akan tumbuh positif, terutama saat pandemi Covid 19 berlangsung. Hal ini bisa dilihat dari statistik BPS, dimana pada triwulan 1 2021 pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 2,95 persen.

"Saya kira pertanian akan tetap menjadi andalan selama pandemi berlangsung," ujar Tauhid dalam keteranganya, Kamis, 6 Mei 2021.

Perlu diketahui, sektor pertanian pada kuartal 1 2021 mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,95 persen, dimana subsektor tanaman pangan menyumbang 10,32 persen atau naik 2 digit dari perkembangan angka sebelumnya. Begitupum dengan subsektor hortikultura yang tumbuh sebesar 3,02 persen dan peternakan 2,48 persen.

Disisi lain, BPS juga mencatat sekitar 30 persen tenaga kerja di Indonesia bekerja di sektor pertanian. Angka tersebut tentu saja menjadi angin segar bagi perbaikan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Tauhid, migrasi besar-besaran warga kota yang kini menetap dan menjadi petani di desa dinilai sangat bagus, meski diperkirakan berlangsung dalam waktu yang singkat.

"Ini akan menjadi buffer sementara dan mereka akan kembali ke kota begitu ekonomi mulai pulih. Mereka umumnya bekerja pada sektor informal dan UMKM," katanya.

Pengamat Pangan dari Universitas Brawijaya Malang, Mangku Purnomo mengatakan bahwa pertumbuhan sektor pertanian pada kuartal 1 2021 memang cukup beralasan. Pasalnya, saat ini sudah terjadi keseimbangan jumlah konsumsi masyarakat, terutama selama pandemi covid 19 berlangsung.

"Sebenarnya ada potensi lebih jika perhotelan dan wisata sudah berjalan normal karena demand pangan salah satunya dari sektor ini. Meskipun tipis pasti terjadi kenaikan," katanya.

Menurut Mangku, pertumbuhan sektor pertanian masih akan berlanjut pada kuartal II 2021 mendatang. Meski tipis, namun sektor pertanian tetap menjadi sektor andalan.

"Triwulan 2 akan tumbuh tipis seiring pulihnya sektor pariwisata dan perhotelan. Juga akan tumbuh positif jika dipacu sektor perkebunan sawit, kopi, dan coklat," tutupnya. (Red/Ismail).

Kamis, 06 Mei 2021

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Bersama Menko Perekonomian Salurkan 20 Ribu DOC Ayam Petelur Untuk Warga Miskin

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi Balai Penelitian Ternak di Ciawi Bogor (Foto Istimewa)

Ciawi (Bogor Jabar), Teropongsulawesi.com,- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bersama Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto mengunjungi Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor, Kamis (6/4/2021). Selain meninjau pengembangan sapi perah dan inseminasi buatan, Mentan SYL menyerahkan 20.000 Day Old Chick (DOC) ayam KUB (petelur) ke Menko Perekonomian untuk disalurkan kepada warga yang masuk dalam kategori rumah tangga miskin (RTM), sehingga terbangun sumber usaha masyarakat yang memberikan pendapatan dan akhirnya dapat menurunkan angka kemiskinan.

Menko Perekonomian, Airlangga mengatakan ayam KUB merupakan salah satu jenis ayam kampung baru yang memiliki daya tahan yang lebih besar dan kemampuan bertelurnya hingga 180 telur per ekor per tahun. Budidaya ayam petelur dapat memberikan pendapatan bagi masyarakat setiap hari.

"Jadi bisa 1 telur tiap 2 hari dan ini juga bisa jadi pedaging dengan demikian ayam KUB ini tentu baik untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomi tinggi," demikian ujar Airlangga pada acara tersebut.

Di sana, Menko juga sekaligus memberikan nama kepada ayam KUB-2 hasil inovasi baru Balai Penelitian Ternak dengan sebutan "JANAKA". Ayam tersebut juga memiliki keunggulan yakni standarnya di atas ayam pada umumnya sehingga sangat bagus untuk dikembangkan sebagai sumber penghasilan masyarakat.

"Kita tahu kalau ayam kampung doc (anak ayam,-red) nya lebih mahal daripada ayam ras atau broiler dan tentu ini bisa memberikan nilai tambah ekonomi kepada pada peternak sehingga dengan adanya ras baru yang diberi nama "Janaka" dan ini ayam ini di atas standard rata rata ayam pada umumnya," ucapnya.

Sebelum penyerahan Doc, Menko Perekonomian, Airlangga juga turut meninjau kandang sapi dan turut memberikan penamaan terhadap sapi F1 yang dinamai "Pari Kesit".

Sementara itu, Mentan SYL mengatakan Ayam KUB ini merupakan hasil dari penelitan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian melalui Balai Penelitian Ternak. Program ayam KUB ini merupakan program Kementerian Pertanian untuk menurunkan angka kemiskinan.

"Kita siapkan doc sebanyak 20 ribu kepada Bapak Menko Perekonomian untuk disalurkan kepada masyarakat miskin dan diharapkan dapat membantu peningkatan perekonomian masyarakat," katanya.

"Arahan Pak Menko agar kami tingkatkan pengembangan sapi dan ayam kampung ini hingga mencapai 1 juta ekor agar bisa disebar ke masyarakat hingga pelosok. Dengan demikian, perekonomian Indonesia semakin tumbuh pesat dalam tantangan apapun," tambah SYL.

Berangkat dari ini, Mentan SYL langsung memerintahkan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mengembangkan sapi F1 "Parit Kesit" hingga satu juta ekor. Kemudian agar juga melakukan pengembangan pada ayam KUB "Janak" untuk dapat segera dibagikan lagi ke masyarakat.

"Peningkatan kesejahteraan masyarakat tentu menjadi prioritas kerja pemerintah dan ini harus kita kerjakan bersama yang harus diupayakan secepat mungkin," tegas SYL.

Ayam KUB dikenal sebagai ayam lebih produktif menghasilkan telur. Selain satu tahun bertelur 160 hingga 180 butir, produksi telur henday juga hanya sekitar 50 persen, umur pertama bertelur 22 hingga 24 minggu dan sifat mengetam 10 persen, tidak ada pop KUB kaki kuning. Pada umur 10 minggu bobot jantan 0,9 kg sedangkan betina 0,7 kg dan umur ayam potong hanya 70 hari.

Adapaun keunggulan ayam KUB-2 "Janaka" yakni poduksi telurnya mencapai 200 butir/ekor/tahun, produksi telur henday 60%, umur pertama bertelur 20-21 minggu. Selanjutnya memiliki sifat mengeram lebih kecil yakni 5%, memiliki 2 varian yakni
pop seleksi kaki kuning dan pop tanpa seleksi kaki kuning dan umur panen ayam pedagingnya 60 hari. (Red/Ismail).

Mentan SYL Bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto Lepas Ekspor Tanaman Hias

Menteri Pertanian SYL bersama jajaran dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melepas ekspor tanaman hias (Foto Istimewa)

Bogor (Jabar), Teropongsulawesi.com,-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor tanaman hias dan benih sayuran dari Kota Bogor senilai 70 miliar, Kamis, 6 Mei 2021. Pada pelepasan tersebut hadir juga mendampingi Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim.

Menko Airlangga mengapresiasi kerja keras pihak Kementerian Pertanian yang terus mendorong peningkatan ekspor produk pertanian termasuk tanaman hias. Ia berharap, capaian ini tetap dijaga dan terus ditingkatkan dengan memberikan kemudahan proses ekspor.

"Florikuktura atau tanaman hias memiliki pangsa pasar yang besar," katanya.

Jika negara Belanda bisa mengekspor secara besar-besaran, maka Indonesia menurutnya tidak ada alasan untuk tidak bisa mengekspor.

"Apalagi kota bogor yang cuacanya mendukung," ujarnya.

Volume eskpor tanaman hias Indonesia
menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) per tahun dari 2017-2020 rata-rata 20 juta dolar atau senilai Rp 290 miliar.

Kondisi tersebut tentu memberi peluang bagi para pengusaha di dalam negeri karena potensi pengembangan tanaman hias tropis di Indonesia sangat tinggi.

Mentan SYL menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Menko Airlangga atas dukungan dan perhatian selama ini pada sektor pertanian.

"Ini sungguh luar biasa. Bapak Menko bisa hadir di tengah-tengah kita dalam kondisi hujan dan saat puasa juga. Saya mewakili semua yang hadir merasa bahagia. Kehadiran Bapak memberikan energi, dan energi itu kami butuhkan, kami siap menjadi operatornya," ungkap Mentan.

Mentan SYL menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2020, ekspor tanaman hias Indonesia mencapai 53 miliar dengan negara tujuan yakni Belanda, Amerika, Kanada, Australia, Thailand, Jerman, Inggris dan Singapura.

"Sampai dengan bulan April tahun 2021 ini, volume tanaman hias yang diekspor sejumlah 8,5 juta batang atau setara Rp. 22,6 milya," pungkasnya.

CEO Minaqu Home Nature, Ade Wardhana Adinata yang hadir mewakili eksportir tanaman hias mengatakan bahwa skeptisme terhadap ekspor tanaman hias harus diakui masih ada. Namun, menurut Ade, hal tersebut hari ini bisa dipatahkan.

"Teman saya dari Korea sudah mengirimkan kontrak kerja sama supaya kita bisa lihat. Nilai sedikit tapi besar, 15 juta tanaman hias yang akan dikirim Minaqu pengalinya hanya 12 dollar tapi jadi 2,3 triliun," kata Ade. (Red/Ismail).

Senin, 03 Mei 2021

Wapres RI Maruf Amin Dorong Penguatan Ketahanan Pangan

Wakil Presiden RI Maruf Amin (Foto Istimewa)

Jakarta, Teropongsulawesi.com,- Wakil Presiden RI, Maruf Amin mengajak masyarakat Indonesia untuk menekuni dunia pertanian, khususnya budidaya dan bercocok tanam. Ajakan ini disampaikan Wapres dalam Seminar Ketahanan Pangan Nasional yang digelar di Hotel Gran Melia, Jakarta melalui virtual zoom, Senin, 3 April 2021.

"Marilah keluarga Indonesia berkegiatan tani atau cocok tanam. Ajak anggota keluarga menanam sayur, kacang-kacangan, atau buah-buahan, demi ketahanan pangan di rumah," katanya.

Menurut Wapres, hanya dengan cara itu ketersediaan pangan dapat terjaga dengan baik, sehingga ke depan Indonesia mampu menghasilkan generasi sehat sebagai calon penerus bangsa.

"Dengan terjaminnya ketersediaan pangan, anak-anak akan mendapat asupan gizi yang sehat, nutrisi yang baik dan tubuh yang sehat pula sebagai calon penerus bangsa," katanya.

Wapres mengatakan, ketahanan pangan merupakan sebuah keharusan seperti yang tertulis pada pasal 27 UUD 1945, dan dinilai sebagai hak asasi manusia.

"Hak untuk memperoleh pangan adalah hak asasi manusia, seperti tertulis di pasal 27 UUD 1945 dan deklarasi Roma," katanya.

Wapres menambahkan, ke depan tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan semakin tinggi, mengingat dari tahun ke tahun, pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia semakin banyak. Hal ini berbanding terbalik dengan luas lahan pertanian yang semakin menipis.

"Karena itu kewajiban pemerintah berhadapan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Saat ini, populasi Indonesia mencapai 270,20 juta jiwa, dan di tahun 2045 diperkirakan menjadi 319 juta jiwa. Penduduk bertambah, lahan berkurang. Alih fungsi lahan jadi isu serius yang berimbas pada kesejahteraan petani dan semua ekologi," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi menambahkan bahwa perlahan tapi pasti pertanian Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang makin baik. Ini terlihat dari jumlah produksi yang kian hari kian surplus.

"Saya mau bilang kalau pertanian Indonesia saat ini semakin baik, bahkan jumlah dalam setiap panen selalu surplus. Insyaallah kita bisa menjaga ketersediaan pangan," tutupnya.

Sejalan dengan hal ini, Jumlah petani di Indonesia disebut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengalami penambahan hingga 8 juta orang. Penambahan sebanyak ini dikatakan Syahrul karena kondisi pandemi Covid-19.

Pandemi yang sudah berjalan lebih dari setahun ini disebut telah membuat banyak orang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Banyak dari mereka pulang kampung menjadi petani. Karena itu pertanian merupakan salah satu sektor yang dapat berkontribusi positif saat pandemi. Kebutuhan pangan yang terus meningkat membuat sektor pertanian menyediakan lapangan pekerjaan yang sangat luas. (Red/Ismail).

Kamis, 22 April 2021

Pantau 11 Komoditas Hadapi Lebaran, Kementan Siapkan Strategi Produksi dan Distribusi Pangan


Mentan SYL saat panen raya padi (Foto Istimewa)

Jakarta, Teropongsulawesi.com, - Kementerian Pertanian menegaskan saat ini produksi komoditas pangan dalam kondisi aman, terutama menghadapi lebaran tahun 2021. Kuntoro Boga Andri Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, mengatakan berbagai langkah strategis produksi dan distribusi pangan telah dipersiapkan Kementan.

“Ada 11 komoditas utama yang kita pantau secara ketat. Ketersediaannya kita pastikan tidak mengalami kekurangan stok, sehingga masyarakat aman dan nyaman menjalankan ibadah puasa dan menghadapi lebaran,” kata Kuntoro di Jakarta, 22 April 2021.

Adapun 11 komoditas tersebut antara lain beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan terakhir minyak goreng. Semua komoditas ini dilakukan pemantauan harian dan kebutuhannya.

“Kementan punya sistim monitoring komoditas pertanian harian, baik aspek produksi maupun stok, termasuk harga, yang cukup baik menggambarkan kondisi riil di masyarakat. Dengan sistim ini kami monitoring daerah surplus dan defisit sehingga langkah antisipasi maupun supportif bisa dilakukan dengan cepat,” jelasnya.

Mengenai masih adanya beberapa komoditas yang belum sepenuhnya bisa dipenuhi dari dalam negeri, Kuntoro menilai upaya impor yang dilakukan pemerintah tersebut merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah untuk terus memenuhi pangan rakyat agar cukup.

Kuntoro meyakini perlahan kebutuhan pangan yang masih di substitusi dari negara lain tersebut akan dapat dipenuhi melaui kerja keras semua pihak untuk meningkatkan produksi dalam negeri dengan berbagai strategi yang dipersiapkan Kementerian Pertanian.

Selain itu Kuntoro menyebut saat ini industri pangan dalam negeri juga berkembang pesat, termasuk industri pangan berorientasi ekspor. Sehingga beberapa bahan pangan dengan variasi jenis komoditas tertentu didatangkan dari luar.

“Sebagai contoh jagung, ada kebutuhan khusus impor turunan jagung yang volumenya kecil dibandingkan produksi nasional yang diatas 24,95 juta ton. Begitu juga beras khusus dan turunan beras, tidak sampai 1 persen. Kita masih bisa kendalikan ini,” tegas Kuntoro.

Kuntoro menilai adanya komoditas pangan untuk kebutuhan khusus ini malah menjadi peluang bagi petani lokal, bahkan start up pertanian dan petani muda yang inovatif untuk dapat memenuhi permintaan pasar dalam negeri yang yang terus meningkat.

“Penduduk kita terus bertumbuh. Industri pangan juga berkembang pesat. Bersyukur kita produksi pangan dalam negeri juga mampu memenuhi. Jadi mari kita fokus dan dukung terus pertanian Indonesia dengan energi positif dan menjaganya bersama. Jangan membuat polemik dan isu yang meresahkan petani, hingga membuat harga domestik hancur dan semangat mereka melemah,” tutupnya. (Red/Ismail).
© Copyright 2019 TEROPONG SULAWESI | All Right Reserved