Pertanian -->

Minggu, 13 Februari 2022

Workshop Penumbuhan dan Pengembangan P4S Bidang Kakao, Cara Kementan Tingkatkan Pertanian


Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling Up Initiative (READSI) yang menjadi salah satu bagian dari program utama Kementerian Pertanian guna mendukung terwujudnya Visi Pembangunan Pertanian yaitu tercapainya kedaulatan pangan dan meningkatnya kesejahteraan petani serta mendukung regenerasi petani.

Program yang bertujuan untuk memberdayakan rumah tangga dipedesaan di lokasi program, baik secara individu maupun secara kelompok dengan ketrampilan, dan pemanfaatan sumberdaya sehingga mampu untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian dan non pertanian dan taraf hidup petani secara berkelanjutan.

Sulawesi merupakan sentra pengembangan Kakao terbesar di Indonesia.

Adapun peserta berasal dari kolaka, Poso, Kolaka Utara, Luwu Timur, Luwu Utara, Luwu, Konawe, Parimo, dan Banggai.

Kementerian Pertanian dalam hal ini BPPSDMP akan terus berupaya agar skill, pengetahuan, kemampuan, juga kapasitas SDM pertanian Indonesia meningkat, baik penyuluh, petani, petani milenial, poktan maupun gapoktan," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi

Bersama dengan PT MARS, Kementerian Pertanian melaksanakan Workshop yang diikuti oleh Ketua/Pengurus P4S di Luwu Timur sebanyak 10 orang peserta.

Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 11 s/d 14 Februari ini diharapkan peserta mudah menguasai karena diberikan materi praktek dan penyajian materi dengan sangat baik oleh fasilitator.

"Kedepannya (pasca pelatihan) peserta akan tetap dimonitor, khususnya bagi peserta dari P4S mempu untuk menyelenggarakan pelatihan di wilayahnya masing-masing. “ungkap Bayu Rahmawan secara daring saat membuka kegiatan Workshop.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, perlu sebuah perencanaan yang matang serta juga edukasi terhadap petani agar produksi kakao bisa terus meningkat. Menurut Syahrul, apabila hal itu terwujud bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi kekuatan kakao baru di dunia.

"Untuk bisa meningkatkan produksi kakao ada sejumlah cara yang bisa dilakukan antara lain penanaman yang baik serta perluasan tanaman kakao di daerah yang potensial. Karena, hampir seluruh wilayah di Indonesia berpotensi untuk ditanami kakao,” kata Syahrul Yasin Limpo

Selama 4 (empat) hari efektif ini peserta akan diberi bekal dalam mengidentifikasi kebun. seperti jumlah pohon dalam satu lokasi, kebutuhan pohon penanung, membuat layout kebun.

Kemudian memberikan kesimpulan dan rekomendasi kepada petani akan kebutuhan kebun secara cepat dan tepat.

Tidak kalah penting juga Metode Pelatihan Partisipatif, Manajemen Pelatihan. Penyusunan Modul dan Penyusunan Kurikulum

Ayo, serap ilmu dengan baik. tingkatkan kapasitas serta pengetahuan.

Mudah-mudahan ilmu yang di dapat bisa berguna untuk teman-teman, petani perlu didorong dalam penembangan dan pengolahan kakao agar bisa bersaing di pasaran terutama ekspor.

Untuk itu butuh keseriusan, fokus dari petani maupun pendampingnya," ungkap Fajar Paulus Niong Manager Mars Cocoa Academy.

(humas bbpp-bk)

Sabtu, 29 Januari 2022

Tingkatkan Kompetensi Petani Kopi di Torut Hasilkan Rasa Khas dan Karakteristik Kopi Toraja


Toraja Utara (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Kopi Toraja, merupakan salah satu varian kopi yang paling populer dan memiliki kualitas terbaik yang dimiliki oleh Indonesia.

Selain memiliki rasa yang khas kopi ini juga memiliki karakteristik yang unik.

Sebagai kopi yang sudah populer, tentunya tidak luput dari petani-petani yang terus bekerja menghasilkan kopi dengan cita rasa khas ini.

Sebagaimana sampaikan Mentan Syahrul Yasin Limpo waktu lalu, beliau menekankan perlunya melakukan produksi kopi dalam skala besar dengan menggunakan varietas yang unggul guna meningkatkan produktivitas.

SYL sapaan akrab Mentan ini menekankan pentingnya peningkatan produksi dikarenakan kopi Toraja menjadi salah satu kopi unggulan yang dikenal secara internasional.

Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan, petani harus mengetahui proses pertanian dari hulu sampai ke hilir.

"Petani harus mengetahui proses dari mengolah lahan sampai packaging, bahkan penjualan, karena hal ini akan menjadi nilai lebih bagi petani,", ujar Dedi.

"Untuk meningkatkan produktivitas kopi, dibutuhkan kompetensi petani kopi serta melakukan budidaya kopi yang baik dan benar dari sisi kuantitas dan kualitas.

Terkait hal itu, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menyelenggarakan Pelatihan Teknis Tematik Pemeliharaan Tanaman Kopi Tanaman Bagi Non Aparatur Angkatan I yang dilaksanakan tanggal 27 s/d 29 Januari 2022 di BPP Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara.




Pelatihan teknis tematik ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pengurus dan anggota kelompok tani dalam hal pemeliharaan tanaman kopi khususnya Peremajaan dan pengendalian Hama Penyakit tanaman kopi.

Selain itu untuk membantu menyelesaikan permasalah di lapangan sehingga mengoptimalkan produksi tanaman perkebunan khususnya produksi kopi dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani.

Obed Sarita Tandaran, Kepala Bidang Penyuluhan, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Toraja Utara mengatakan, "Kopi merupakan ikon Pemerintah daerah Toraja Utara untuk itu di harapkan petani selalu menjaga merawat dan berusaha bagaimana meningkatkan SDM petani agar lebih efektif dalam bekerja.

"Kami berharap bila peserta harus mengikuti terus pelatihan ini secara aktif hingga selesai agar ilmunya sampai dari fasilitator, tegasnya.

Dia juga berharap agar pelatihan ini bisa dilakukan nanti dimasa yang akan datang karena pelatihan ini sangat dibutuhkan oleh petani dan untuk pertama kalinya pelatihan teknis dilakukan di BPP Sesean, Kecamatan Sesean Suloara yang mempunyai potensi perkebunan kopi.

Nicolas Payung sebagai praktisi Perkebunan mengatakan Toraja Utara merupakan daerah pertanian yang cukup dikenal dengan produk kopi Toraja.

"Untuk itu petani kopi di harapkan terus meningkat kan produksinya melalui perawatan salah satunya tentang peremajaan tanaman kopi melalui pemangkasan dan pengendalian hama penyakit tanaman kopi.

Dia menyebut bahwa, "Ada beberapa dalam mempengaruhi produksi perkebunan kopi diantaranya OPT ( Organisme Pengganggu Tanaman.

Ketua Asosiasi Kopi Toraja, Edi Kende Suma, mengatakan untuk meningkatkan nilai jual kopi petani di harapkan melakukan proses panen dan pasca panen secara benar sehingga pada akhirnya di temukan produk kopi yang berkualitas dan pemasaran di Toraja sudah ada Asosiasi Kopi sehingga petani di harapkan membentuk suatu wadah dan atau kelompok tani khusus kopi, sehingga jika ada informasi tentang pasar bisa lebih cepat, pungkasnya.

Nampak peserta sangat antusias atas terlaksananya pelatihan ini.

Karena itu, dengan mengikuti pelatihan tentang kopi ini dan kami berharap masih ada pelatihan lagi dan kalau bisa juga dilatih tentang tanaman pangan dan hortikultura, pintanya.

(tim humas bbpp-bk)

Tingkatkan SDM Pengendalian OPT Jagung, Cara BBPP Batangkaluku Dukung Kementan Tingkatkan Produksi


Bulukumba (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produksi pertanian salah satunya pada tanaman jagung.

Sementara untuk pengendalian OPT, jalan pintas yang sering dilakukan adalah menggunakan pestisida kimia.

Padahal penggunaan pestisida yang tidak bijaksana banyak menimbulkan dampak negatif, antara lain terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan hidup.

Maka petani perlu peningkatkan SDM agar nantinya lebih memahami dan mengerti cara pengendalian OPT yang lebih aman dan akrab lingkungan, salah satunya dengan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) pertanianya melalui pelatihan.

Sebagaimana Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), terus berupaya meningkatkan kapasitas SDM Pertanian.

Hal ini bertujuan untuk mendukung mewujudkan kedaulatan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani.

Menteri Pertanian ( Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu fokus Kementerian Pertanian.

“Salah satu fokus kita adalah meningkatkan kualitas SDM, dan dengan SDM yang berkualitas itu, maka kita akan meningkatkan pertanian,”jelas SYL.

Senada yang di lontarkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi bahwa, “Keberhasilan peningkatan produktivitas tak lepas dari hasil kinerja dari petani dilapangan yang semakin mahir, sehingga diharapkan mereka bisa meningkatkan produktivitas kelompoknya masing - masing” tegasnya.

Mengawali bulan Januari ini, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menyelenggarakan Pelatihan Teknis Tematik Pengendalian OPT Tanaman Jagung Bagi Non Aparatur Angkatan I dan III sebanyak 30 orang peserta yang dilaksanakan tanggal 27 s/d 29 Januari 2022 di BPP Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, serta di BPP Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba yang dibuka langsung oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bulukumba, Muh Nurjasman.


Dalam sambutannya, Nurjasman mengatakan Pelatihan teknis tematik ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pengurus atau anggota kelompok tani dalam hal pengendalian hama dan penyakit untuk membantu menyelesaikan permasalahan di lapangan, sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan produksi tanaman pangan khususnya produksi tanaman jagung dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani, katanya.


Dalam kesempatan itu, Muh Nurjasman berharap peserta dapat mengikuti terus pelatihan ini secara aktif hingga berakhirnya kegiatan, agar informasi yang diperoleh dari kegiatan pelatihan ini tidak terputus dan ilmu yang tersampaikan dari fasilitator sampai secara menyeluruh ke peserta.

Selain itu dirinya berharap ilmu yang diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan maupun pengalaman yang diperoleh dari praktek lapang agar dapat diaplikasikan di tingkat kelompok dan petani yang mewakili kegiatan pelatihan ini dapat melanjutkan pengetahuan dan pengalamannya ke semua petani yang ada di wilayah poktan tersebut.

Kata Dia“Pelatihan ini dapat dijadikan ajang silaturrahmi dan dapat bertukar fikiran dan pengalaman dengan sesama peserta,” tandasnya.

Sementara itu, Abdullah salah satu peserta pelatihan mengatakan, sangat bersemangat mengikuti pelatihan ini.





Menurutnya bahwa dengan mengikiti pelatihan ini bisa mengamati OPT di kebun jagung miliknya nanti sebagaimana yang diajarkan dalam pelatihan dan praktek lapang.

Selain itu, lanjut Abdullah, "Dengan pelatihan ini kita bisa lebih paham tentang apa itu OPT dan bagaimana cara mengendalikannya, pungkasnya.

(Tim medsos BBPP-BK Al / Yuli N)

Sumber : Andi Baso/Erma Dewi

Maju Mundurnya Pertanian Dari Petani, Gorontalo Terkenal Dengan Produksi Jagung, BBPP-BK Hadir Melatih Tingkatkan SDM


Gorontalo, Teropongsulawesi.com,-BBPP Batangkaluku yang merupakan salah satu UPT Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus berupaya meningkatkan kapasitas SDM Pertanian guna mendukung terwujudnya pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) diberbagai kesempatan, mengatakan, bahwa peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu fokus Kementerian Pertanian.

“Salah satu fokus kita adalah meningkatkan kualitas SDM.

"Dengan SDM yang berkualitas kita akan mampu meningkatkan pertanian,” ujar SYL.

Hal tersebut juga dikatakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi.

“Keberhasilan peningkatan produktivitas tak lepas dari hasil kinerja dari petani dilapangan yang semakin mahir, diharapkan mereka bisa meningkatkan produktivitas kelompoknya masing - masing” tegasnya.




Untuk mencapai tujuan tersebut BBPP Batangkaluku menyelenggarakan Pelatihan Teknis Tematik Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Jagung bagi Non Aparatur Angkatan I dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tibawa, Kabupaten Gorontalo.

Kegiatan pelatihan direncanakan berlangsung selama 3 hari yaitu pada tanggal 27 sampai dengan 29 Januari 2022.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, produksi dan kesejahteraan kelompok tani di Kecamatan Tibawa.


Yusbar A Ismail menyampaikan melalui pelatihan ini, para pengurus / anggota kelompok tani sebagai peserta pelatihan dapat mengenal hingga mengendalikan Organisme Penggnaggu Tanaman khususnya pada Tanaman Jagung.

Dan juga para penyuluh pertanian senantiasa dapat mendampingi para petani dalam mengaplikasikan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan ini.

“Ayo memanfaatkan kegiatan ini dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan kita menjadi daerah penghasil jagung terbaik di Gorontalo” ungkap Kabid Penyuluhan Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo saat membuka pelatihan dihadapan 30 peserta.




"Peningkatan SDM Petani tentunya kami sangat mendukung penuh, karena maju mundurnya pertanian dilapangan kuncinya ada di petani yang baik dan kompeten sehingga kami terus berupaya bagaimana selalu meningkatkan SDM Penyuluh pertanian hingga kelompok tani", tegas Reny Hasriani, widyaiswara pendamping BBPP Batangkaluku.

Selain itu pelatihan yang sama juga dilaksanakan di BPP Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang.

(Al-Aziz/Yuli N)

Rabu, 26 Januari 2022

Sebanyak 160 Peserta Ikuti TOT Literasi Keuangan dan KUR Untuk Sektor Pertanian



Gowa, Teropongsulawesi.com,-Program READSI merupakan salah satu Program Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian yang mendukung terwujudnya visi pembangunan pertanian yaitu tercapainya kedaulatan pangan dan meningkatnya kesejahteraan petani.

Sebagai program yang mendorong penguatan petani dan penyuluh hingga kelembagaan petani, Pelatihan Literasi Keuangan dan KUR digelar.


Seperti yang diketahui Kabupaten Buol, Kabupaten Parigi Motong, Kabupaten Poso dan Kabupaten Toli - Toli yang merupakan daerah yang terus berkembang.

Diharapkan kelembagaan petani di sana tidak hanya memenuhi kebutuhannya sehari-hari tapi juga dapat melakukan peningkatan nilai tambah.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nurysamsi dalam arahannya beberapa waktu lalu menyampaikan tujuan utama Program READSI adalah meningkatkan penghidupan petani kurang mampu di daerah sasaran program agar berdaya.

“READSI turut mendukung program-program yang sedang dijalankan Kementerian Pertanian. Utamanya untuk meningkatkan produktivitas pertanian juga peningkatan kualitas SDM pertanian.

Salah satu hal penting diketahui petani adalah Literasi keuangan. Petani harus bisa mengelola keuangan, bagaimana caranya ada bankable, sehingga bisa mendapatkan pinjaman seperti KUR. Kalau petani menguasai ini, kita yakin petani Indonesia akan mandiri”.


Upaya untuk mendukung program tersebut Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menyelenggarakan Training of Trainer Literasi Keuangan dan KUR yang berlangsung dari tanggal 25 s/d 29 Januari 2022.

Pelatihan Literasi Keuangan menjadi keniscayaan bagi para petani, karena dengan majunya perkembangan teknologi informasi, terus bekembangnya perekonomian, dan upaya peningkatan ekspor di perlukan Sumber Daya Manusia Pertanian yang mengusasai Literasi Keuangan dengan baik di tingkat usaha tani, manajemen usaha tani dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).


Kepala BBPP Batangkaluku, Sabir menyampaikan agar 160 peserta yang dibagi atas 4 angkatan ini untuk terus menaati protokol Kesehatan selama mengikuti kegiatan di BBPP Batangkaluku tetap menggunakan masker, menjaga jarak dan rutin mencuci tangan di tempat yang telah di sediakan agar pelatihan ini berjalan lancar dan baik hingga akhir kegiatan.

“Pelatihan ini sebagai wujud dukungan terhadap pentingnya mecapai tujuan pertanian agar meningkatkan pendapatan di sektor pertanian sehingga taraf hidup juga meningkat secara berkelanjutan.”ungkap Sabir.

(Al-Aziz/Yuli N)

Selasa, 14 Desember 2021

Sebanyak 30 Petani Jagung Disidrap Ikuti Pelatihan Teknis Tematik Integrated Farming


Sidrap, Teropongsulawesi.com,-Menjelang akhir tahun 2021, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menggelar Pelatihan Teknis Tematik Integrated Farming Berbasis Jagung Bagi Non Aparatur di BPP Watang Sidenreng, Kabupaten Sidrap. Selasa. 14/12/2021.

Pelatihan Tematik Angkatan I ini diikuti sebanyak 30 orang peserta yang tentunya berasal dari para petani jagung yang berada di wilayah BPP Watang Sidenreng dan terlaksana dari 14 s/d 16 Desember 2021.


Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan saat ini pertanian menjadi sektor penopang perekonomian nasional.

"Sehingga terobosan-terobosan dengan menggabungkan pertanian dengan sektor lain menjadi sesuatu luar biasa menarik," katanya.

Sedangkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi mendorong petani dan penyuluh menanam jagung dengan sistem pertanian terpadu (integrated farming system).


Dalam sistem ini, kata Dedi, petani tidak hanya menaman jagung tapi juga komoditas lainnya. Divesifikasi komoditas ini sangat penting untuk menekan risiko kegagalan panen disaat yang sama untuk meningkatkan pendapatan petani.

"Jadi manakala ada serangan hama penyakit terhadap jagung, kita masih punya sayur-sayuran, ikan kalau di situ ada embung, kita masih punya bebek, kalau di situ ada kolam ada bebek," kata Dedi.

Arief Gunawan, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kab. Sidrap menyampaikan bahwa “Program Integrated Farming dapat menambah dan memenuhi kebutuhan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani sehingga perlu keseriusan petani untuk mengikuti pelatihan ini terutama melaksanakan ilmu yang sudah diperoleh.”.

“Selain itu pelatihan teknis tematik ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pengurus atau anggota kelompok tani dalam hal penerapan system pertanian terpadu tanaman jagung sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman jagung dan kesejahteraan petani,”imbuhnya.

Kepala BPP Watang Sidenreng, Andi oddang menambahkan bahwa saat ini jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang sangat dibutuhkan untuk pangan dan bahan industri

“Permintaan jagung cukup tinggi, namun untuk pemenuhannya masih terbatas dikarenakan berbagai faktor, salah satunya adalah produksi”, Jelas Andi oddang.


Menurutnya, dibutuhkan strategi komprehensif untuk meningkatkan produktivitas jagung, diantaranya dengan meningkatkan kompetensi petani jagung sehingga mampu berbudidaya.

“Tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pelaku utama dalam mendapatkan benih bermutu tanaman jagung”, lanjutnya

Pelaksanaan pelatihan ini diawali dengan registrasi peserta. Kegiatan pembukaan dihadiri oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kab. Sidrap. Kepala BPP Watang Sidenreng, Sub-Koordinator Pelatihan Aparatur BBPP Batangkaluku, Panitia pelaksana, dan Fasilitator serta tentunya tetap menerapkan protokol kesehatan.


(tim medsos bbpp-bk)

Selasa, 07 Desember 2021

Bintek Agribisnis Pisang Bagi Petani Gorontalo di BBPP Batangkaluku Diharapkan Mampu Jaga Kualitas Pasca Panen


Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Program The Development of Integreted Farming System In Uploand Areas ( UPLAND) focus pada kegiatan pengembangan Pisang melalui Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku melaksanakan Bimbingan Teknis Agribisnis Pisang bagi Petani yang dilaksanakan selama 3 hari efektif dari tanggal 06 Desember – 08 Desember 2021.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam hal agrisbisnis pisang serta meningkatkan kapasitas dan kelembagaan petani dalam mendorong peningkatan produksi tanaman pisang.

Sabir, Kepala BBPP Batangkaluku menyampaikan terimakasih atas kepercayaan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo kepada Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku untuk pelaksanaan Bimbingan Teknis Agribisnis Pisang bagi petani.

Beliau menyampaikan bahwa prospek / potensi Agribisnis Pisang sangat menjanjikan dikarenakan manfaat buah pisang itu sendiri mulai dari Bonggol Pisang, Daun Pisang, Jantung Pisang sampai dengan buah pisang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Selain itu pisang juga dapat diolah baik untuk skala rumah tangga seperti keripik, getuk, sale, kue kue tradisional, maupun industry berskala besar seperti tepung, puree, jam yang dapat merangsang tumbuhnya agribisnis hilir.

Dengan kegiatan ini diharapkan Peserta Pelatihan betul betul memaksimalkan waktu untuk belajar bagaimana cara agribisnis yang baik sehingga tujuan pemerintah mengalokasikan dana untuk program ini betul-betul tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan, imbuh Kepala BBPP-BK.


Diakhir sambutannya, Sabir menyampaikan bahwa BBPP Batangkaluku akan memberikan yang terbaik dan usaha maksimal untuk memberikan kenyamanan dan pelayanan kepada peserta sehingga, ilmu dan Teknologi yang diperoleh bisa diterima dengan baik, ujarnya.

Dikesempatan yang sama Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo, Rahwat AW Pomalingo mengatakan, "Sejarah membuktikan bahwa di Gorontalo merupakan mayoritas petani pisang, namun seiring dengan jalannya waktu serta dengan berjalannya program dari Pemerintah peningkatan Produksi Padi, jagung dan kedelai yang meningkat khsususnya Jagung yang tetap diekspor meskipun bukan waktu tanamnya, dengan peningkatan produksi pada komuditas tanaman pangan , mendorong pemerintah Kabupaten Gorontalo untuk selanjutnya dapat meningkatkan komoditas lain (Hortikultura) untuk mendapatkan perhatian selain komoditas tanaman pangan, melalui program Lima Tahun UPLAND .

Rahmat AW Pomalingo juga menyampaikan bahwa Petani Di Gorontalo sudah sangat paham tentang cara budidaya Pisang.

"Mereka hanya membutuhkan pengetahuan cara teknologi pemanfaatan pisang, pemasaran pisang sehingga bisa mengetahui ruang/ informasi daerah mana yang bisa diajak bekerja sama , sehingga menambah semangat kepada masyarakat bagaimana untuk pemasaran pisang, serta pemberi program juga mengetahui pasaran pisang sehingga termotivasi untuk memberikan Program pengembangan pisang lebih lanjut dan juga bisa mengembalikan sejarah Kejayaan Pisang di Provinsi Gorontalo, terangnya.


"Waktu lalu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, kebijakan nasional dalam RPJMN 2020-2024, khususnya kebijakan pertanian diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi termasuk memperhatikan kesejahteraan keluarga petani dan memperhatikan keberlanjutan sumber daya pertanian.

"Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan khususnya di bidang pertanian maka dana pembangunan dapat bersumber dari beberapa pendanaan yang bersifat multiplier effect, maka harus ditanamkan semangat untuk dapat mencapai target agar kegiatan ini dapat menjadi success story dan teladan sehingga dapat direplikasi pada kegiatan Kementerian Pertanian di masa yang akan datang," jelas Mentan Syahrul.


Selain materi dikelas kunjungan lapangan juga menjadi agenda yang penting bagi peserta Bimtek, karena di sana mereka menjadi paham bagaimana kelayakan produk hasil pertanian untuk bisa masuk pasar modern.

Suhartono menambahkan agar seluruh petani mampu untuk menjaga kualitas pasca panen buah/sayur mereka agar dapat menembus pasar modern hingga ekspor.


Pada pembukaan pelatihan kemarin dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo Rahmat AW, Pomalingo, S.HUT, M.H dan dihadiri oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku Dr. Sabir, S.Pt, M.Si Koordinator Program dan Evaluasi BBPP Batangkaluku, Kepala Bidang PSP Kabupaten Gorontalo , dan Konsultan Program UPLAND Kementerian Pertanian dan Seluruh Peserta Pelatihan yang terdiri dari 18 ( Delapan Belas) Anggota Kelompok Tani Yang menerima Bantuan Dana LOAN melalui Program Development Of Integrated Farming System In Uploand Areas (UPLAND).

(tim humas bbpp-bk)

Rabu, 01 Desember 2021

Kementan Evaluasi Pasca Pelatihan PEN di 5 Kabupaten di Sulsel


Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Menjelang penghujung tahun 2021, BBPP Batangkaluku melaksanakan evaluasi pasca pelatihan untuk alumni (Purnawidya) pada pelatihan yang telah dilaksanakan di waktu lalu. 

Tujuannya untuk melihat sejauhmana tingkat efektivitas pelatihan yang sudah diadakan serta sejauhmana tingkat penerapan hasil pelatihan dan menggali informasi apakah pelatihan yang telah diikuti oleh purnawidya memberikan dampak terhadap kinerja penyuluh  yang dilaksanakan oleh purnawidya maupun masyarakat sekitarnya. 

Selain itu, juga ingin dilihat apakah dampak pelatihan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kemajuan kinerja penyuluh pertanian dalam menjalankan tupoksinya di wilayah kerjanya. 

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu fokus Kementerian Pertanian. SDM pertanian merupakan komponen penting dalam peningkatan produksi pertanian Nasional.

“Salah satu fokus kita adalah meningkatkan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut, kita akan meningkatkan pertanian,” ujar Mentan Syahrul. 

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa BPPSDMP berada di garis terdepan dalam pembangunan SDM pertanian. 

“Itu berarti segala sesuatu yang terkait peningkatan kapasitas SDM merupakan tugas BPPSDMP, " ujar Dedi Nursyamsi. 

Dedi menjelaskan tentang tiga pilar dalam peningkatan SDM pertanian. “Pilar pertama adalah penyuluhan, pilar kedua pelatihan dan pilar yang ketiga adalah Pendidikan dan semua harus berjalan seiring dan seimbang, tiga pilar yang mengemban tugas peningkatan SDM pertanian ini untuk peningkatan produktifitas”, jelasnya. 

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Leli Nuryati dalam Pembukaan Serentak Evaluasi Pasca Pelatihan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Provinsi Sulawesi Selatan (01/12/2021) menjelaskan petani dan penyuluh dapat meningkatkan kompetensinya melalui berbagai metode, salah satunya mengikuti kegiatan online yang diselenggarakan oleh BPPSDMP yaitu Bertani on Cloud (BOC), MENTAN sapa Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP) serta Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras). 

“Evaluasi pasca pelatihan ini merupakan wujud peningkatan kualitas pelatihan pertanian yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian. 

Hasil evaluasi ini akan menjadi masukan dan rekomendasi dalam pelaksanaan pelatihan pertanian tahun 2022.” Ungkap Leli.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku Sabir menjelasakan Evaluasi Pasca Pelatihan PEN Provinsi Sulawesi Selatan dilaksanakan pada 5 kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu Kabupaten Bone, Kabupaten Luwu, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Gowa. Rabu (2/12/2021) 

Evaluasi Pasca Pelatihan pada tahap ini dilaksanakan selama dua hari ( 1 s/d 2 November 2021) dan diikuti oleh 800 orang purnawidya beserta atasan langsung. 

Sabir berharap kegiatan pasca pelatihan ini berjalan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan bersama sehingga nanti sistem penyelenggaraan pelatihan kedepannya lebih baik lagi.

(Tim Humas BBPP-BK)

Minggu, 28 November 2021

BBPP Batangkaluku Siap Mendukung Pembangunan Kawasan Jagung di Gowa


Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bersama Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan membangun kawasan budidaya jagung seluas 1.200 hektar yang berlokasi Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa untuk mendukung ketahanan stok jagung nasional dan bahkan ditargetkan ekspor.

Oleh karena itu, pembangunan kawasan jagung ini digarap secara serius melalui bimbingan teknis yang intensif dan hingga membangun industri pengolahan agar petani mendapatkan tambahan nilai ekonomi yang tinggi.

"Menindaklanjuti perintah Bapak Presiden Jokowi untuk menyiapkan upaya-upaya optimalisasi ketersediaan pangan di tahun 2022 nanti dan lebih khusus lagi ketersediaan jagung dalam negeri maupun kelebihanya untuk ekspor, oleh karena itu saya bersama Bupati Gowa merencanakan kawasan jagung 1.200 hektar. Ini dilakukan dalam regulasi maksimum untuk melakukan akselerasi jagung," ujar Mentan SYL pada acara panen jagung dengan produktivitas 6 ton perhektar bersama Bupati Gowa di Desa Katangka, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa pada hamparan seluas 250 hektar, Minggu (28/11/2021).

Mantan Gubernur dua periode ini menjelaskan langkah nyata yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk pengembangan kawasan jagung seluas 1.200 tersebut yakni mulai dari menyediakan sarana penanganan budidaya, pasca panen, dan produk olahan turunan jagung. Kabupaten Gowa sendiri merupakan daerah penghasil jagung, dimana di semua kecamatan terdapat lahan jagung, namun khusus kawasan jagung 1.200 hektar ini diarahkan untuk menghasilkan jagung dengan kualitas tertentu.

"Jika kebutuhan nasional terpenuhi, nanti kita lakukan ekspor, sama halnya dilakukan di daerah lainnya. Oleh karena itu, ini upaya yang maksimal bersama Bupati Gowa untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.

Lebih lanjut SYL menjelaskan pembangunan kawasan jagung merupakan contoh pengembangan kawasan pertanian yang maju, mandiri dan modern. Upaya nyata yang dilakukan yakni melakukan intervensi peningkatan indeks pertanaman, bimbingan teknis dan memperbaiki sarana produksi yang digunakan petani.

"Kita berharap tidak hanya untuk komoditas jagung, tapi juga komoditas lainnya yang bisa mendukung akselerasi penyediaan pangan. Dan pengembangan kawasan seperti ini tentu tidak hanya di Gowa ini kami lakukan, tapi juga sudah dilakukan di daerah lainnya sehingga ketersediaan jagung kita aman, bahkan ada kelebihan kita lakukan ekspor," tegasnya.

"Intervensi lainnya yang lebih pentingnya adalah kami siapkan dana KUR. Tahun ini dana KUR sektor pertanian Rp 78 triliun. Petani di Bontonompo dan umumnya Kabupaten kami bantu dapatkan KUR Rp 10 sampai 50 juta tanpa agunan. Tentu peningkatan pinjaman berdasarkan kinerjanya bertahap ditingkatkan," kata SYL.


Sementara itu, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan memberikan apresiasi atas dukungan Kementan untuk pembangunan pertanian Kabupaten Gowa, dimana tahun 2021 ini mendapat total bantuan sebesar Rp 59 miliar. Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Gowa siap berkontribusi menjaga ketahanan pangan nasional, salah satunya komoditas jagung berkualitas ekspor dengan pendekatan pembangunan pertanian berbasis teknologi.

"Hari ini kita melaksanakan panen jagung tiada lain ini merupakan wujud kontribusi kabupaten Gowa untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Ini terbukti meskipun di tengah situasi pandemi covid 19 di mana semua daerah mengalami penurunan, Kabupaten Gowa tidak mengalami dampak. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gowa tetap tumbuh positif meskipun hanya satu persen," ujarnya.

Adnan menegaskan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gowa ini ditopang oleh kinerja sektor pertanian sebesar 60 persen. Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Gowa telah mengagendakan 5 tahun kedepan sampai dengan tahun 2026, di mana program pertanian menjadi salah satu program prioritas.

"Sebab jika kita ingin meningkatkan pendapatan masyarakat maka sektor pertanian tentu menjadi salah satu sektor yang harus menjadi prioritas. Sehingga secara perlahan, teknologi pertanian diperkenalkan kepada petani supaya produksinya bisa lebih meningkat," pungkas Adnan.

Ditemui juga Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku yang diwakili Sugeng Mulyono Widyaiswara BBPP Batangkaluku mengatakan pihaknya selaku UPT dibawah naungan BPPSDMP siap mendukung program kementerian pertanian dalam hal peningkatan SDM Pertanian melalui pelatihan (Bimbingan Teknis). (Al-Aziz/Yuli N).

Jumat, 26 November 2021

Pertanian Masuk Sekolah, Sektor Pertanian Tidak Lagi Identik dengan Kemiskinan dan Kotor


Gowa, Teropongsulawesi.com,-Kementerian Pertanian memiliki Program Family Farming dan Pertanian Masuk Sekolah (PMS). Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi menjelaskan, “Seluruh kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan akan mendukung penumbuhan pengusaha pertanian milenial, salah satunya mendukung Program Pertanian Masuk Sekolah.”.

“Pertanian Masuk Sekolah sebagai upaya untuk mengenalkan pertanian kepada generasi milenial Indonesia dan menarik minat mereka untuk terjun ke ke sektor pertanian,” ungkapnya.


Penting menjelaskan kepada generasi milenial bahwa sektor pertanian tidak lagi identik dengan kemiskinan dan kotor.

Bertani bisa menjadi profesi yang menguntungkan yang tentunya semua dengan kerja keras.

Berbagai sekolah dasar, menengah dan atas menerapkan materi pembelajaran dengan mengenalkan pertanian sedari dini.

UPT Satuan Pendidikan Formal SMP Negeri 40 Makassar melakukan Outing Class di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku sebagai bagian dari kegiatan untuk memperkenalkan “Pengelolaan dan Pemanfaatan Serta Pencegahan Dampak Kerusakan Lingkungan Hidup”.


Sebanyak 40 siswa-siswi yang didampingi oleh guru dan orang tua mempelajari Pengelolaan Limbah Hasil Pertanian, Budidaya Jamur Tiram dan Pembibitan di Screen House BBPP Batangkaluku.

Mentan SYL pernah mengucapkan bahwa“Keahlian bertanam itu bisa menjadi sebuah aset di masa depan.

Untuk itu, program Pertanian Masuk Sekolah (PMS) sangat penting dijadikan materi pembelajaran.”

Herman yang merupakan petugas Pengolahan Limbah Pertanian menjelaskan tentang manfaat pupuk organik baik untuk tanah maupun tumbuhan.


Setelah itu teori tentang pembuatan pupuk dan proses pengolahan limbah ternak menjadi BIOGAS.

Bahan yang didapatkan berasal dari daun kering disekitar balai.

Selanjutnya budidaya jamur tiram, dari pembuatan bibit jamur, pembuatan baglog (media tanaman jamur) hingga proses pemanenan.

Mereka juga dijelaskan jenis - jenis jamur kayu yang aman sebagai jamur pangan yang bisa di konsumsi dan mengandung Nutrisi dan protein yang tinggi oleh ferial yang merupakan widyaiswara BBPP Batangkaluku.


“Diharapkan seluruh siswa mampu untuk praktek langsung agar mereka paham dan bisa mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan di sekolah/lingkungan tempat tinggal mereka.”pungkas ibu Ernawati Guru SMPN 40 Makassar.

(Tim Humas BBPP-BK).

Selasa, 23 November 2021

Mentan Syahrul Yasin Limpo Bersama Presiden Jokowi Tanam Jagung di Sulsel


Jeneponto, Teropongsulawesi.com,- Presiden Jokowi bersama menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menanam jagung bersama para petani di Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, Selasa, 23 November 2021.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi mengendarai traktor untuk menanam benih jagung.

"Tadi cara, saya juga baru, hari ini saya bisa pegang traktor dan juga sangat mudah sekali. Saya tadi diajari sebentar oleh Pak Menteri Pertanian," ujar Presiden Jokowi selepas menjajal traktor.

Presiden Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 13.38 WITA dengan didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan disambut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Usai meninjau panel, Presiden langsung menuju lahan pertanian bersama sejumlah petani.

Presiden Jokowi pun mulai mendorong alat tanam jagung atau corn planter dan diikuti oleh para petani secara serentak. Uniknya, usai menanam benih jagung sepanjang kurang lebih 100 meter, Presiden menaiki traktor yang telah terparkir di lokasi.

"Tadi kan kita melakukan penanaman dengan planter untuk khusus jagung tapi juga tadi saya mencoba untuk penanaman dengan traktor yang di belakangnya ada planter-nya," ujar Presiden Jokowi.

Traktor berwarna hijau pun melaju perlahan di hamparan lahan. Bersama Menteri Pertanian, Presiden berkeliling satu putaran lahan.

Kepala Negara memandang, pemanfaatan alat mekanis pertanian seperti traktor dibutuhkan jika lahan garapan para petani sangat luas sehingga penanaman bisa lebih efektif.

"Saya kira dua-duanya baik tetapi kalau dalam hamparan yang sangat luas memang yang paling cepat adalah memakai traktor, cepat sekali. Saya kira mekanisasi seperti ini juga perlu dikenalkan kepada seluruh petani agar penggunaan alat-alat semiberat seperti ini bisa juga dilakukan," Pungkasnya. (Al-Aziz/Yuli N).

Minggu, 14 November 2021

Mentan SYL : Menjadi Petani Itu Hebat dan Tidak Miskin


Papua, Teropongsulawesi.com,- Penguatan kapasitas SDM pertanian di wilayah Papua dan Papua Barat digencarkan oleh Kementerian Pertanian. Melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan melaksanakan pelatihan bagi petani milenial di Papua dan Papua Barat, 15-23 November 2021

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung ketersediaan pangan ini, melibatkan 20 Kabupaten/Kota di Papua dan 18 Kabupaten/Kota di Papua Barat, dengan jumlah peserta lebih dari 1.200 orang

Di Provinsi Papua, pelatihan dilangsungkan di BPTP Papua, BLP Sentani, BPP Sidori, Dishut Biak, Ditan Merauke, Distan Nabire, Polbangtan Merauke, BPP Semangga, Balai Kampung Domande, Diperta, SMK Eca, dan Diperta Yapen.

Sementara di Papua Barat, pelatihan dipusatkan di Polbangtan Manokwari, Dinas Pertanian Kab. Pegaf, Dinas Pertanian Kab. Telbin, Dinas Pertanian Kab. Sorong, Dinas Pertanian Kab. Fakfak dan Dinas Pertanian Kab. Tambrauw.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan Pelatihan Bagi Petani Milenial di Papua Dan Papua Barat Mendukung Ketersediaan Pangan ini luar biasa, apalagi Papua didukung memiliki bumi yang subur.

"Jika kita semua bergerak, maka ketersediaan pangan akan bisa dipenuhi. Namun, kita berharap petani milenial bisa menjadi yang terdepan dalam hal itu. Papua punya bumi yang subur, manfaatkan itu untuk pertanian”, katanya.


Mentan SYL juga menitipkan kepada Gubernur dan Kepala Daerah di Papua dan Papua Barat beserta jajaran untuk lebih memperhatikan Petani Milenial. Dan menegaskan pelatihan ini adalah ‘connecting’ menjadi anak negeri dan pejuang. Satu bulan kita lakukan agenda ‘mixing’, tunjukan hasilnya. Semua Jajaran harus perhatikan anak-anak milenial yang kini menjadi anak-anak Kementan untuk membangun pertanian Papua dan Papua Barat.

“Ini anak-anak saya dan tidak boleh gagal. Ini momentum untuk connecting dan selanjutnya adalah mixing dengan program pertanian lainnya.

"Kalian pejuang kemanusiaan, kalau mau bangun Papua olah pertaniannya, kalian bertanilah dan bangun pertaniannya di tanah Papua ini. Tugas kalian buktikan itu”, tegasnya.


Menurutnya selama pandemi covid-19 bahkan dalam kondisi krisis sekalipun pertumbuhan PDB pertanian yang naik 16.24%, sedangkan ekspor meningkat 15.79% di tahun 2020. Bahkan hingga tahun 2021 meningkat sampai 47, 96%. Sementara Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) meningkat sebesar 105,58 dan Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 105,68.

“Ini artinya pertanian mempunyai peluang besar yang bisa dimanfaatkan. Bertani tidak akan miskin, menjadi Petani itu hebat, dan petani milenial itu luar biasa. Dan Petani harus tangguh, kendalikan alam, produksi pangan untuk kehidupan tambahnya”, tambahnya.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, menjelaskan jika pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi (pengetahuan, keterampilan / keahlian dan sikap) petani milenial.

"Khususnya untuk meningkatkan kompetensi petani milenial Papua dan Papua Barat dalam mendukung ketersediaan pangan," katanya.

Dedi menambahkan, pelatihan ini dilaksanakan dengan metode On the Job Training (OJT).

"Yaitu, metode pelatihan yang mengajarkan pengetahuan, keterampilan, kompetensi yang diperlukan oleh penyuluh dan petani langsung di lokasi usaha tani," jelasnya.

Dijelaskannya, materi yang akan disampaikan dalam pelatihan ini antara lain On Farm, Off Farm, Teknologi Pertanian, dan Ekspor, yang disesuaikan dengan kebutuhan dari peserta.

Selain itu ada juga mengenai budidaya, dan kredit usaha rakyat (KUR) agar mereka bisa mengembangkan usahanya dengan bantuan KUR.

"Materi-materi tersebut diharapkan dapat menjadi bekal bagi para petani milenial dalam mendesain dan mempromosikan produk unggulan yang dimilikinya, sehingga mampu bersaing dan berkembang di masa yang akan datang," katanya.

Dedi menambahkan, materi akan disampaikan oleh fasilitator yang kompeten di bidangnya, baik dari Widyaiswara, Dosen, Penyuluh, dan Praktisi.

Sedangkan Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar menyampaikan bahwa momentum ini akan di manfaatkan sebaik-baiknya oleh milenial di Papua dan Papua Barat.

“Kami akan mendorong milenial Papua dan Papua Barat untuk berbisnis pertanian terutama dalam komoditas ekspor seperti kopi dan kelapa sawit”, ujar Billy. (Al-Aziz/Yuli N).

Selasa, 28 September 2021

Cara Capai Tujuan Pertanian, Dengan SDM Pertanian yang Handal


Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Program READSI merupakan salah satu Program Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian yang mendukung terwujudnya visi pembangunan pertanian yaitu tercapainya kedaulatan pangan dan meningkatnya kesejahteraan petani.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nurysamsi dalam arahannya mengatakan Penyuluh pertanian dan Fasilitator desa harus mandiri serta modern dalam menjawab tantangan demi mendukung pembangunan pertanian seperti mampu meningkatkan stok pangan bagi seluruh negeri, meningkatkan kesejahteraan petani hingga ekspor.

Pertumbuhan pertanian masih tumbuh 16,4% ini meningkat karena kerja keras para penyuluh dan petani. Dimana ujuan pertanian saat ini yakni mencukupi kebutuhan pangan bagi 273 juta jiwa, meningkatkan kesejahteraan petani, dan ekspor. Ini semua dapat terwujud apabila provitas pertanian kita meningkat. Produktivitas, Kualitas dan Kontinuitas tidak kalah penting.


Sumberdaya Manusia Pertanian yang handal dapat mewujudkan itu semua.

Dalam upaya mencapai tujuan pertanian tersebut Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menyelenggarakan Training of Trainer Literasi Keuangan Angkatan V yang berlangsung dari tanggal 27 September s/d 01 Oktober 2021.

Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku diharapkan agar peserta yang merupakan penyuluh dan fasilitator desa nantinya dapat melakukan training kepada para petani untuk menerapkan apa yang telah diterima dari fasilitator sudah kompeten utamanya dalam bidang pencatatan usaha dan pengelolaan keuangan.

Pelatihan ini juga sebagai wujud dukungan terhadap pentingnya mecapai tujuan pertanian agar meningkatkan pendapatan di sektor pertanian sehingga taraf hidup juga meningkat secara berkelanjutan. Sebanyak 35 peserta yang berasal dari Kolaka Utara mengikuti kegiatan pelatihan ini secara offline di BBPP Batangkaluku dengan tetap menaati prosedur Kesehatan yaitu menggunakan masker, menjaga jarak dan rutin mencuci tangan di tempat yang telah di sediakan agar pelatihan ini berjalan lancar dan baik hingga akhir kegiatan. (Al-Aziz/Yuli N).

Senin, 13 September 2021

Petani Soppeng Kini Tidak Kalah Dalam Pengelolaan Keuangan


Soppeng (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) bagi kelompok tani tingkat dasar IPDMIP Kabupaten Soppeng Tahun Anggaran 2021, berlangsung di empat BPP Kabupaten Soppeng. Senin (13/9).

Untuk meningkatkan kemampuan petani Kab. Soppeng, khususnya dalam mengelola keuangan, Kementerian Pertanian menggelar Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) disejumlah BPP wilayah Kabupaten Soppeng.

Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) merupakan salah satu program pelatihan yang mengintegrasikan kebutuhan akan pentingnya literasi dan pembelajaran keuangan bagi petani melalui pembinaan yang berkelanjutan dari penyuluh pertanian yang bertugas di wilayah yang bersangkutan.


Pelatihan ini sebagai wujud perubahan ekonomi global yang menuntut pentingnya pencatatan, analisis dan pengelolaan keuangan yang berbasis pada data sehingga manajemen terbaik untuk keuangan yang didasari pada pondasi kesadaran, ketrampilan, perilaku dan sikap dalam pengambilan keputusan individu agar tercapai keuangan yang sejahtera menjadi pintu utama.

Melalui Pelatihan PLEK dapat menguatkan pembiayaan dan pengelolaan keuangan terkait kredit usaha rakyat (KUR), asuransi pertanian serta layanan keuangan lainnya yang dapat diakses oleh kelompok tani dalam mengembangkan usahanya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan   Kabupaten Soppeng, Ir. Fajar, M.Si dalam kesempatan itu mengatakan, " Pelatihan mengelola keuangan ini merupakan salah satu bagian dari program Integrated Particitopary Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) yang dilaksanakan oleh BPSDMP Kementerian Pertanian.


“Pelatihan ini juga memberikan pengetahuan kepada petani, khusus dalam mengelola keuangan Poktan, karena menyangkut keuangan maka harus terkelola dengan baik, oleh sebab itu petani harus mengetahui berapa sebenarnya pemasukan yang dia dapat dari usahanya.” terang Fajar.

Kadis Pertanian kabupaten Soppeng menyambut baik terlaksananya pelatihan ini.

"Adanya kegiatan ini tentunya dapat meningkatkan literasi dan kapasitas pengelolaan keuangan kelompok tani di Kabupaten Soppeng, ungkapnya.

Dikesempatan itu Kadis meminta penyuluh maupun pendamping di masing-masing wilayah dapat membantu petani dalam meningkatkan literasi dan pengelolaan keuangan, agar apa yang menjadi kendala-kendala yang dialami petani di lapangan bisa diperhatikan dan menemukan solusinya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menegaskan bahwa “Program IPDMIP menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya di daerah irigasi sehingga pada akhirnya kesejahteraan petani bisa meningkat.

Hal itu berkaitan dengan pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa “Jika produktivitas meningkat, maka pendapatan petani juga meningkat sehingga kemampuan sumber daya manusia juga harus kita tingkatkan agar mereka bisa mengelola pertanian dengan baik,” ungkapnya.


Sebagai upaya untuk mendukung keberhasilan program tersebut perlu adanya peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada kelompok tani, salah satunya melalui Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) Tingkat Dasar Bagi Kelompok Tani IPDMIP yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku bekerjasama dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.

Sebanyak 240 petani yang berlatih di 4 (empat) BPP dalam wilayah Kabupaten.Soppeng yakni BPP Lalabata (65 Peserta), BPP Ganra (64 Peserta), BPP Donri-Donri (56 Peserta) dan BPP Marioriawa (56 Peserta) yang dilaksanakan selama 2 hari mulai 13 – 14 September 2021.

Dalam pelatihan tersebut, Sulhukmi selaku Koordinator BPP Lalabata menaruh harapan besar kepada petani di Kabupaten Soppeng untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam mengelola keuangan baik di usaha pertanian maupun dirumah tangganya, karena pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) sangat bermanfaat bagi petani khususnya dalam pengelolaan keuangan.

Kamiluddin salah satu peserta menyampaikan betapa pentingnya dan sangat bermanfaatnya pelatihan ini.

"Selama ini kami hanya bertani saja tanpa menghitung secara baik berapa pengeluaran yang kami gunakan, setelah pelatihan ini nantinya, kami bisa belajar mengelola keuangan kami kedepannya, baik dari segi pengeluaran dan perkiraan hasil yang akan diperoleh sehingga ini sangat penting dan bermanfaat", ungkapnya.

"Terkait dengan KUR, tentunya sangat membantu dalam permodalan pengembangan dan peningkatan usaha tani yang kami lakukan, KUR memberikan kemudahan peminjaman dana untuk modal usaha tani. Terang Kamiluddin.

Sekedar diketahui bahwa selama berlatih 2 hari, peserta memperoleh materi tentang Kebijakan Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Program IPDMIP dan Kebijakan Penyuluhan Pertanian yang masuk ke materi Kelompok Dasar.

Untuk materi inti, peserta mendapatkan materi tentang Pengenalan Produk dan Layanan Keuangan Formal, Pembiayaan Pertanian - KUR & Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), Pengelolaan Keuangan Usaha Tani, Pencatatan Konsolidasi usaha tani, Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga.

Sedangkan untuk materi penunjang, peserta memperoleh penjelasan Metodologi PLEK bagi Ketua Kelompok Tani. 

Kegiatan ini juga didampingi langsung oleh Tim dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku dalam mengawal terlaksananya kegiatan ini hingga akhir. (Al-Aziz/Yuli N).

Sabtu, 28 Agustus 2021

Tingkatkan SDM Petani di Kendari, Kementerian Pertanian Bersama Komisi IV DPR RI Gelar Bimtek Peningkatan Kapasitas

Bimtek peningkatan kapasitas petani (Ist).

Kendari (Sultra), Teropongsulawesi.com,-Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan melalui salah satu UPT pusat yaitu Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku, bekerja sama dengan Komisi IV DPR RI menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani di Hotel Horison Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan topik Pengelolaan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dan Pengolahan Pupuk Organik.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan, pengembangan SDM pertanian penting untuk mengoptimalkan sektor pertanian ke depan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, “SDM pertanian menjadi faktor pengungkit peningkatan produktivitas sektor pertanian, karenanya perlu ditingkatkan kapasitasnya”.

Upaya meningkatkan kapasitas SDM pertanian salah satunya dilakukan dengan melakukan kegiatan pelatihan atau Bimbingan Teknis (Bimtek). Tujuan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan petani dengan mendorong peningkatan produktivitas pengelolaan khususnya Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dan Pegnolahan Pupuk Organik.

Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas bagi Petani diikuti 120 orang yang terbagi dari 4 (empat) angkatan dan dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2021 hingga 29 Agustus 2021 yang dilangsungkan di Hotel Horison, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Sejalan dengan upaya tersebut, dalam berbagai kesempatan, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, menekankan bahwa pertanian adalah tulang punggung negara, sumber pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia, “Pertanian harus terus bergerak dan menyesuaikan dengan teknologi-teknologi yang sedang berkembang, Teknologi yang menarik bagi generasi muda sekaligus ramah lingkungan” kata Dedi.

Pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas bagi Petani dihadiri oleh Anggota Komisi IV DPR RI yang diwakili oleh Tenaga Ahli Salim Alisman, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara yang diwakili oleh Koordinator Kerjasama dan Pelayanan Pengkajinan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara dan Koordinator Program dan Kerjasama Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku.


Fitriani, Koordinator Program dan Kerjasama BBPP Batangkaluku menyampaikan berulang Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo selalu membanggakan sektor ekonomi karena terus tumbuh positif, berbeda dengan sektor lainnya.

Beliau berharap kepada peserta pelatihan hari ini yang kebanyakan masih tergolong milenial agar bersama memberi perhatian lebih, fokus dan kembangkan sektor pertanian yang dijalankan.

"Sekarang kita juga perlu regenerasi karena hampir tiap tahun petani kita berkurang, itulah kenapa kemeterian pertanian memiliki program duta petani andalan untuk menumbuhkan petani-petani muda sebagai penerus.


Koordinator Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara , Muhammad Adlan, menyampaikan bahwa permasalahan utama dunia pertanian adalah sumber daya manusia petani yang sebagian besar sudah berusia lanjut, sehingga membutuhkan petani-petani muda sebagai penggerak masyarakat yang menguasai Informasi dan Teknologi (IT) untuk meningkatkan produktivitas hasil-hasil pertanian.

Selain itu Anggota Komisi IV DPR RI Fachry Pahlevi Konggoasa, melalui Tenaga Ahli Salim Alisman, mengucapan terima kasih dan apresiasi kepada pelaksana kegiatan Bimbingan Teknis yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan tersebut.

Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa kegiatan Bimbingan Teknis akan memberikan nilai positif bagi peningkatan kapasitas dan kompetensi petani yang berujung pada peningkatan kesejahteraan petani. (Al-Aziz/Yuli N).

Senin, 23 Agustus 2021

Tingkatkan Kapasitas Penyuluh dan Petani, Kementan Gelar Bimtek di Bone


Bone (Sulsel), Teropongsulawesi.com,-Pertanian menjadi sektor yang sangat strategis karena menunjukkan tren positif di masa pandemi. Pelatihan menjadi hal yang sangat penting untuk menjadi edukasi bagi sumber daya manusia pertanian. Kabupaten Bone didukung oleh sumber daya alam tanaman yang memadai, oleh karena itu Peningkatan Produksi Padi Dengan Penerapan Teknologi sangat di perlukan dalam mempertahankan peningkatan produktivitas. Petani yang merupakan aset insani perlu mendapat prioritas dalam penyusunan perencanaan program pembangunan pertanian supaya menjadi lokomotif, penggerak dan pelopor yang inovatif, kreatif, profesional, mandiri, mampu bersaing, dan berwawasan global.

Searah dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu yang lalu mengatakan peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu fokus Kementan. “Salah satu fokus kita adalah meningkatkan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut kita akan meningkatkan pertanian,” ujar Mentan.

Begitu juga pernyataan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) yang menekankan pentingnya peningkatan SDM. “Jika ingin pertanian maju, majukan dahulu kualitas SDM. Karena SDM yang berkualitas bisa menghadirkan inovasi dan terobosan – terobosan yang dibutuhkan pertanian,” ungkapnya.


Bersama DPR-RI Komisi IV, Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku melaksanakan Bimbingan Teknis dalam rangka meningkatkan Produksi Padi Dengan Penerapan Teknologi di Kabupaten Bone tanggal 23 - 24 Agustus 2021 Kecamatan Tonra dan Kecamatan Barebbo.

Andi Akmal Pasluddin mengungkapkan agar seluruh peserta mengikuti kegiatan ini dengan serius sehingga ada hasilnya dan bisa fokus pada teknologi budidaya padi, hingga pasca panen yang tepat guna. Khususnya padi dan diera sekarang pertanian sudah harus berteknologi bukan pertanian tradisional lagi sesuai semboyan Kementerian Pertanian Maju Mandiri Modern. Disamping meningkatkan produksi petani juga harus berorientasi Bisnis.

“Ambil ilmunya untuk dapat diterapkan sehingga bisa memajukan daerah. Perlu adanya evaluasi antara panitia pusat dan daerah sehingga kedepannya bisa berjalan lebih maksimal” lanjutnya pada saat pembukaan di hadapan 30 peserta pelatihan.


Kepala BBPP Batangkaluku juga mengatakan bahwa BIMTEK ini dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas petani demi peningkatan kesejahteraan serta meningkatkan kapasitas penyuluh dalam transfer teknologi pada petani.

Beliau berharap agar kita semua dapat merespon setiap kesempatan dengan cepat dan sigap, sehingga mampu menangkap kesempatan-kesempatan emas, seperti bimbingan teknis ini.

Salah satu peserta pelatihan, Nurlinda juga berharap agar kegiatan peningkatan kompetensi seperti ini berkelanjutan dan lebih mencakup ke daerah yang masih minim informasinya tentang teknologi khususnya Alat dan Mesin Pertanian. (Al-Aziz/Yuli N).

Selasa, 10 Agustus 2021

Presiden Jokowi : Petani Indonesia Harus Kompetitif Dalam Keterampilan Tekhnis Serta Pemanfaatan Model Bisnis dan Managemen

Petani dan penyuluh di Sulawesi Selatan saat mengikuti pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh yang dibuka secara resmi presiden Jokowi (Ist).

Gowa (Sulsel), Teropongsulawesi.com,- Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh yang dilaksanakan Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian BPPSDMP yang saat ini masih berlangsung hingga 14 Agustus 2021 mendatang.

BBPP Batangkaluku sebagai salah satu UPT dibawah BPPSDMP turut mengawal bersama beberapa stakeholder guna menyukseskan Pelatihan ini, seperti BPP Barembeng di Kabupaten Gowa, BPP Mappakasunggu dan P4S Alam Hijau Lestari di Kabupaten Takalar yang mengikuti pelatihan melalui zoom meeting di lokasi masing-masing bersama penyuluh pendamping dan petani.

P4S Alam Hijau Lestari Kabupaten Takalar (Ist).

Materi yang diajarkan pada pelatihan ini diharapkan mampu membuka wawasan peserta mulai dari Kebijakan Pemupukan Nasional, Program KUR pertanian Tahun 2021, Proses Penyaluran dan Penyusunan Anggaran untuk KUR dan Strategi Pengajuan KUR. Lewat pelatihan KUR ini, diharapkan hadir sumber daya manusia pertanian yang berkompeten menghadapi tantangan dan perubahan cepat pada era industri 4.0.

Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo, Jumat (6/8/2021). Saat itu, beliau mengatakan petani dan kelompok tani diharapkan dapat menggarap sektor hulu hingga hilir baik on-farm maupun off-farm.

“Kita harus tahu persaingan produk pertanian sekarang sudah lintas negara. Petani Indonesia harus kompetitif dalam keterampilan teknis, pemanfaatan model bisnis, model bisnis dan manajemennya," jelasnya.


Sementara itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan SDM berkualitas menjadi target yang harus dipenuhi agar pertanian semakin berdaya saing. Pertanian itu dibutuhkan hari ini, besok dan kapan saja dalam kondisi apa saja. Sebab pertanian itu bukan hanya makanan saja, tapi juga lapangan kerja dan menyentuh relung relung negara dan pemerintahan serta menghadirkan dimensi yang kuat seperti rasa gotong royong dan mengajak aspek sosial lain untuk berkembang baik,” terang Mentan SYL.

Pada pelatihan gelombang ke delapan ini, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, memberikan materi secara virtual mengenai pemupukan nasional. Menurutnya, pemupukan berimbang merupakan pemberian pupuk sesuai permintaan tanaman.

“Kami mendorong agar para petani di seluruh Indonesia membantu pemerintah dengan cara menerapkan pemupukan berimbang. Guna meningkatkan produktivitas, meningkatkan efesiensi, meningkatkan kesuburan tanah sehingga hasil optimum dan petani akan tersenyum” tuturnya.

Petani dan penyuluh sangat antusias dalam mengikuti pelatihan ini, walapun dilaksanakan melalui zoom meeting namun tidak mengurangi semangat petani dan penyuluh.

Turut juga memantau langsung pelatihan sejuta penyuluh dan petani di daerahnya, Muslimin Bando, Bupati Enrekang mengungkapkan bahwa pelatihan seperti ini sangat baik untuk memotivasi petani agar memanfaatkan program pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja khususnya bagi petani yang terus mengembangkan usaha mereka ditengah pandemi ini. (Al-Aziz/Yuli N).
© Copyright 2019 TEROPONG SULAWESI | All Right Reserved